Trump Luncurkan Visa Emas Rp16 M, Jalur Cepat WNA Jadi Warga AS

- Proses aplikasi visa menjadi lebih singkat: Begitu seluruh dokumen yang diperlukan diajukan, tahapan peninjauan diperkirakan hanya berlangsung beberapa minggu. Alur tersebut mencakup wawancara visa serta kemungkinan penyerahan berkas tambahan apabila diminta.
- Program baru diproyeksikan menghasilkan miliaran dolar: Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyampaikan, sekitar 10 ribu orang telah mendaftar pada periode pra-registrasi. Ia memprediksi jumlah itu akan terus bertambah sehingga program ini berpotensi mengumpulkan dana miliaran dolar.
Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meresmikan program visa baru bernama Trump Gold Card. Inisiatif ini membuka peluang bagi warga negara asing (WNA) untuk mempercepat proses imigrasi dengan membayar 1 juta dolar AS (setara Rp16,6 miliar).
Di saat yang sama, perusahaan dapat mengeluarkan 2 juta dolar AS (setara Rp33 miliar) demi membawa pekerja asing ke AS melalui jalur cepat. Program tersebut sebelumnya telah diumumkan sejak Februari lalu, dan difinalisasi lewat perintah eksekutif yang diteken pada September 2025.
Situs resmi trumpcard.gov langsung aktif pada Rabu (10/12) sore sebagai gerbang utama pendaftaran. Fitur “apply now” tersedia untuk memulai proses, sementara pelamar diwajibkan membayar biaya pemrosesan 15 ribu dolar AS (setara Rp250 juta) kepada Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS).
Setelah pembayaran itu, pendaftar melewati pemeriksaan latar belakang sebelum memberikan kontribusi 1 juta dolar AS (juga dicantumkan sebagai gift) untuk memperoleh status penduduk tetap. Program baru ini sejatinya mirip Green Card, namun digambarkan memiliki jalur yang lebih kuat.
“Sangat menarik, bagi saya dan bagi negara, kami baru saja meluncurkan ‘Trump Gold Card’,” katanya kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari CNN.
1. Proses aplikasi visa menjadi lebih singkat

Begitu seluruh dokumen yang diperlukan diajukan, tahapan peninjauan diperkirakan hanya berlangsung beberapa minggu. Alur tersebut mencakup wawancara visa serta kemungkinan penyerahan berkas tambahan apabila diminta. Pelamar yang lolos seleksi akan diberi status penduduk tetap melalui visa EB-1 atau EB-2.
Dua jenis visa ini berbasis pekerjaan dan umumnya ditujukan bagi individu dengan kemampuan luar biasa maupun keahlian istimewa. Biaya tambahan dari Departemen Luar Negeri AS dapat muncul tergantung situasi masing-masing pelamar.
2. Program baru diproyeksikan menghasilkan miliaran dolar

Dilansir dari CNA, Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyampaikan, sekitar 10 ribu orang telah mendaftar pada periode pra-registrasi. Ia memprediksi jumlah itu akan terus bertambah sehingga program ini berpotensi mengumpulkan dana miliaran dolar.
Menurutnya, skema tersebut akan menarik individu yang dinilai mampu memberikan keuntungan ekonomi bagi AS, berbeda dengan pemegang Green Card rata-rata yang memiliki pendapatan lebih rendah dari warga AS dan lebih sering memanfaatkan bantuan publik.
Lutnick juga menjelaskan, gold card merupakan modifikasi dari program visa investor imigran EB-5 yang telah lama berjalan. Dalam skema EB-5, investor asing biasanya menanamkan modal pada proyek-proyek yang membuka lapangan kerja sebagai imbalan atas manfaat imigrasi. Untuk perusahaan, versi korporat cukup mewajibkan pembayaran 2 juta dolar AS per karyawan agar proses visa bagi pekerja asing dapat dipercepat.
3. Pemerintah siapkan versi Platinum dengan manfaat lebih besar

Situs resmi tersebut turut menampilkan pratinjau Trump Platinum Card sebagai program lanjutan yang sedang disiapkan. Warga negara asing sudah dapat masuk daftar tunggu, dan alurnya mengharuskan biaya pemrosesan DHS sebesar 15 ribu dolar AS (setara Rp250 juta) serta kontribusi 5 juta dolar AS (setara Rp83,34 miliar).
Pelamar yang memenuhi syarat akan diperbolehkan tinggal hingga 270 hari di AS tanpa pajak atas pendapatan yang dihasilkan dari luar negeri. Namun, belum ada kepastian mengenai waktu peluncuran resminya.
Pemerintahan Trump tengah melakukan pengetatan besar-besaran terhadap kebijakan imigrasi, baik jalur legal maupun ilegal. Langkah tersebut dibarengi pembatasan berbagai jalur masuk, deportasi ratusan ribu imigran tanpa dokumen, serta sejumlah kebijakan lain yang mempersempit akses imigrasi legal.
Di tengah kebijakan ketat itu, program gold card disiapkan sebagai jalur yang dirancang untuk menghasilkan pendapatan bagi Departemen Keuangan AS, mirip skema tarif yang diklaim presiden sebelumnya berhasil meningkatkan pemasukan negara.


















