Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kesalahan Investor saat Tidak Memiliki Exit Plan

ilustrasi saham (unsplash.com/Jamie Street)
ilustrasi saham (unsplash.com/Jamie Street)
Intinya sih...
  • Menahan posisi terlalu lama hingga keuntungannya hilang.
  • Tidak memasang batas kerugian sehingga kerugiannya makin membesar.
  • Panik ketika pasar turun karena tidak tahu kapan harus keluar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak investor pemula yang mungkin terlalu fokus pada strategi masuk atau entry point tanpa memperhatikan soal strategi keluar atau exit plan. Padahal keputusan untuk keluar dari investasi kerap kali menjadi penentu keberhasilan dalam memastikan keuntungan dan juga mengurangi risiko kerugian yang lebih besar.

Tanpa adanya exit plan yang jelas, maka investor akan cenderung mengambil keputusan yang berlandaskan pada emosi tanpa pertimbangan yang matang. Oleh sebab itu, pahami beberapa kesalahan investor pada saat tidak memiliki exit plan dan bagaimana dampaknya pada portofolio.

1. Menahan posisi terlalu lama hingga keuntungannya hilang

ilustrasi reksadana (pexels.com/TabTrader.com)
ilustrasi reksadana (pexels.com/TabTrader.com)

Salah satu kesalahan terbesar investor tanpa exit plan adalah menahan posisi terlalu lama karena berharap harganya akan terus naik, sehingga potensi keuntungannya justru hilang dan berbalik turun drastis. Ketidaktahuan terkait kapan harus mengambil profit membuat para investor rentan mengikuti emosi dan bukan data.

Kondisi yang satu ini memang bisa semakin diperparah pada saat investor terlalu percaya diri terhadap tren positif yang sedang berlangsung karena mempertimbangkan soal kemungkinan koreksi pasar. Tanpa strategi keluar, maka investor justru tidak memiliki batas jelas untuk berhenti, sehingga keputusan hanya didasarkan pada spekulasi semata.

2. Tidak memasang batas kerugian sehingga kerugiannya makin membesar

ilustrasi investasi (pexels.com/AlphaTradeZone)
ilustrasi investasi (pexels.com/AlphaTradeZone)

Investor tanpa exit plan biasanya kerap mengabaikan stop loss, yaitu batas kerugian yang memang harus diterima untuk mencegah kerugian yang semakin melebar. Pada saat harga terus turun, maka mereka akan cenderung menunggu sambil berharap harganya akan naik kembali, padahal kondisi tersebut hanya akan memperbesar potensi kerugian.

Jika tidak memasang stop loss, maka akan membuat investor terlalu lama mempertahankan aset yang performanya buruk, sehingga dana tertahan dan tidak bisa dialihkan ke instrumen yang lebih produktif. Justru dengan menggunakan batas kerugian yang jelas, maka investor bisa menghentikan dampak buruk sejak tahap awal sebelum berkembang menjadi kerugian yang lebih besar.

3. Panik ketika pasar turun karena tidak tahu kapan harus keluar

ilustrasi investasi (pexels.com/AlphaTradeZone)
ilustrasi investasi (pexels.com/AlphaTradeZone)

Pada saat tidak memiliki exit plan, maka investor akan cenderung panik pada saat harga mendadak turun karena mereka tidak mengetahui batas kapan harus mengambil keputusan keluar. Rasa panik yang ada akan membuat mereka kerap menjual aset secara tergesa-gesa, meski penurunan harga tersebut hanya bersifat sementara.

Ketidakpastian kerap membuat investor sudah membedakan antara korek sekecil dan tren penurunan jangka panjang, sehingga tindakan ini menjadi tidak konsisten. Exit plan akan memberikan kejelasan berupa level harga atau kondisi tertentu yang bisa menjadi pemicu dari aksi jual, sehingga investor pun tidak perlu menebak-nebak situasi pasar.

4. Gagal menyesuaikan exit plan dengan perubahan kondisi pasar

ilustrasi investasi (unsplash.com/Markus Winkler)
ilustrasi investasi (unsplash.com/Markus Winkler)

Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah tidak menyesuaikan strategi keluar dengan perubahan tren atau kondisi pasar yang dinamis, sehingga keputusan keluar pun tidak relevan lagi. Para investor yang terpaku pada rencana lama tanpa melakukan penyesuaian akan berpotensi kehilangan kesempatan untuk mengamankan keuntungan atau mengurangi risiko.

Investor kerap kali lupa untuk mengevaluasi kembali portofolio secara berkala untuk memastikan bahwa exit plan masih sesuai dengan tujuan finansial mereka. Pada saat rencana tidak diperbarui, maka investor akan kesulitan bereaksi cepat terhadap adanya perubahan yang tidak terduga.

Memiliki exit plan bukan hanya tentang menentukan kapan harus keluar dari sebuah investasi, namun bagaimana menjaga kedisiplinan dan mengelola risiko secara bijak. Banyak kesalahan investor yang terjadi karena tidak memiliki batas keuntungan, batas kerugian, hingga strategi yang fleksibel terhadap kondisi pasar yang sangat dinamis. Pada akhirnya exit plan merupakan pondasi penting untuk memastikan kualitas keputusan dan stabilitas portofolio investasimu dalam jangka panjang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Hal yang Jadi Pertimbangan Sebelum Pilih Asuransi Kesehatan

22 Nov 2025, 20:00 WIBBusiness