Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Mitos Populer Investasi Saham, Cek Faktanya!

Ilustrasi saham (pexels.com/Liza Summer
Ilustrasi saham (pexels.com/Liza Summer

Saham atau surat berharga menjadi instrumen investasi yang cukup dikenal, mulai dari kalangan profesional, seperti dokter, guru, artis, pengusaha, olahragawan, pegawai atau karyawan hingga masyarakat umum. Sejak kemunculannya, saham telah memberikan kesempatan besar menjadi kaya raya sekaligus kontroversi salah satunya, investasi saham sama dengan judi.

Banyak mitos dan kesalahpahaman yang masih ada ditengah masyarakat mengenai investasi dalam surat berharga ini.  Mitos bisa menciptakan pengertian yang keliru tentang kebenaran dari investasi saham itu sendiri.

Oleh karena itu, memahami fakta sebenarnya dari setiap mitos yang beredar. Yuk, simak beberapa mitos populer seputar saham yang disarikan dari buku Belajar Rahasia Sukses Bisnis ala Pak Haji karya M.Maksus Peter. Check it out!

1. Membeli saham adalah judi

Ilustrasi menganalisis (pexels.com/fauxels)
Ilustrasi menganalisis (pexels.com/fauxels)

Banyak orang menganggap investasi saham sama artinya dengan berjudi, karena pola pikir merasa takut kehilangan seluruh uang yang sudah diinvestasikan ke dalam saham. Akhirnya, tidak sedikit orang memilih deposito sebagai cara menyimpan uang yang lebih baik.

Tentu anggapan ini keliru, karena jika kamu mempunyai skill investasi saham, yaitu keterampilan analisis teknikal dan analisis fundamental maka risiko mengalami kerugian tidak akan terlalu besar bahkan berpotensi besar mendapatkan keuntungan.

2. Membeli saham butuh modal besar

ilustrasi tabungan (unsplash.com/Alexander Schimmeck)
ilustrasi tabungan (unsplash.com/Alexander Schimmeck)

Berinvestasi saham tidak perlu membutuhkan banyak uang, andai tertarik, kamu hanya perlu mengeluarkan uang yang bernilai rendah untuk bisa mulai berinvestasi saham. Sebagai investor pemula kamu dapat mengeluarkan uang Rp100ribu untuk berinvestasi di instrumen saham.

Meskipun demikian, hanya modal uang yang relatif kecil tapi jika, dilakukan secara rutin setiap bulan maka dana investasi saham yang bernilai kecil itu cepat atau lambat nilai investasi semakin besar.

3. Tidak mempunyai waktu memantau harga

Ilustrasi waktu (pexels.com/Victor Miyata)
Ilustrasi waktu (pexels.com/Victor Miyata)

Sebagian orang berpendapat, agar bisa memantau naik dan turunnya harga saham diperlukan waktu 24 jam menatap layar laptop atau HP, agar dapat mengambil keputusan dengan tepat.

Akibatnya, pekerjaan utama menjadi terganggu. Jadi, mitos yang satu ini salah, karena dengan program pengaturan sekuritas kamu hanya perlu meluangkan waktu hanya 10menit saja untuk dapat memantau harga saham.

4. Membutuhkan banyak sumber informasi

Ilustrasi media sosial (Pexels.com/Magnus Mueller)
Ilustrasi media sosial (Pexels.com/Magnus Mueller)

Mengambil keputusan berinvestasi saham dengan pertimbangan informasi dari beragam sumber, yakni media berita online; berita dari TV; berita dari radio; info media sosial, hanya berakibat merasa bingung dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Jadi, dengan keterampilan kamu dalam analisis teknikal dan analisis fundamental sudah menjadi solusi mengambil keputusan berinvestasi di instrumen saham.

5. Cara cepat kaya dengan membeli saham

Ilustrasi grafik harga saham (Pexels.com/Anna Nekrashevich)
Ilustrasi grafik harga saham (Pexels.com/Anna Nekrashevich)

Kenyataannya berinvestasi saham tidak akan membuat kamu menjadi kaya dalam waktu singkat, tetapi dengan kinerja perusahaan yang semakin hari semakin baik dengan indikator menghasilkan peningkatan profit memberi efek positive, yakni meningkatnya nilai harga saham di pasar modal. Akibatnya, Jalan bisa kaya raya dari investasi saham kemungkinan besar terjadi.

Agar berpeluang besar mendapatkan keuntungan melalui investasi surat berharga, penting bagi kita untuk terus belajar dan memahami investasi saham dari investor sukses dan terkenal seperti Warren Buffet atau Lo Kheng Hong. Dengan memahami fakta sebenarnya, kita bisa mengetahui potensi menghasilkan keuntungan serta meminimalkan kerugian tanpa terjebak informasi yang salah. Pastikan kamu tetap belajar dalam berinvestasi saham.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rois Mudhakir
EditorRois Mudhakir
Follow Us