Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Menghindari Soceng alias Social Engineering, yuk Simak!

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Social engineering alias soceng yang artinya rekayasa sosial merupakan salah satu modus kejahatan yang bertujuan memanipulasi kondisi psikologis seseorang.

Social engineering kerap dilakukan untuk melakukan penipuan demi mendapatkan uang. Tak sedikit korban yang rekening tabungannya terkuras karena tindakan social engineering yang bahkan tak disadari.

Menurut OJK, ada enam tips untuk mencegah social engineering menimpa dirimu.

1. Lindungi data pribadi

Ilustrasi WFH (IDN Times/Arief Rahmat)

Pelaku kejahatan yang menggunakan social engineering akan berupaya memperoleh data pribadi sasarannya demi membobol sebuah aset.

Oleh sebab itu, kamu harus menjaga kerahasiaan data pribadi di mana pun dan kapan pun.

2. Waspada penipu yang menyamar jadi petugas bank atau instansi lainnya

Ilustrasi Telepon. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kerap kali pelaku kejahatan yang menggunakan social engineering menyamar sebagai petugas bank atau instansi untuk menanyakan data pribadimu.

Nah, jangan sampai kamu terjebak ke dalam tipu muslihat tersebut. OJK mengingatkan, tak ada petugas bank atau instansi mana pun yang berhak menanyakan data pribadi nasabah seperti password, PIN, one-time password (OTP), dan sebagainya.

3. Jangan unggah data pribadi ke media sosial

ilustrasi media sosial (IDN Times/Aditya Pratama)

Ingatkah tren di fitur 'add yours' pada Instagram stories? Fitur tersebut mengajak pengguna Instagram menjawab pertanyaan atau mengikuti tema dalam stiker 'add yours' tersebut.

Misalnya, spill nama panggilan masa kecilmu, atau kelahiran 1997 merapat, dan sebagainya.

Secara tak disadari, fitur tersebut bisa mengumpulkan serpihan-serpihan data pribadi yang bisa membahayakan privasimu.

Apalagi, pada November 2021 lalu ada seorang warganet yang mengaku hampir menjadi korban penipuan karena ada seseorang yang mengaku sebagai kerabatnya dengan memanggil nama kecilnya, untuk meminjam uang.

Nah, kasus tersebut merupakan bentuk pengumbaran data pribadi di media sosial. Jadi, berhati-hati dalam setiap unggahan akunmu di media sosial, ya!

4. Cek keaslian nomor telepon hingga akun media sosial bank

Ilustrasi pelayanan publik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ketika kamu berinteraksi dengan petugas bank, pastikan nomor telepon, email, akun Instagram, dan situs web yang kamu gunakan itu resmi milik bank tersebut.

Misalnya pada website, cermatilah tautannya. Lalu, pada media sosial, pastikan akunnya memiliki centang atau verified. Pada nomor telepon atau email,  periksalah dengan nomor telepon atau email yang tertera di website resmi bank.

5. Aktifkan two-factor authentication

ilustrasi pelaku kejahatan siber. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ada beberapa akun yang memiliki fitur two-factor authentication (2FA). Fitur ini meningkatkan keamanan, karena ada dua tahap yang harus dilalui untuk masuk ke dalam sebuah akun.

Jadi, saat hendak login, kamu tak hanya dimintai PIN atau password, tapi ada faktor kedua. Misalnya, penggunaan biometrik seperti sidik jari (fingerprint) atau memindai wajah. Ada juga OTP yang dikirimkan ke email atau nomor telepon terdaftar, untuk bisa masuk ke dalam akun tersebut.

Nah, fitur ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan keamanan, sehingga akan menyulitkan pelaku social engineering untuk membobol akun milik kamu.

6. Aktifkan pemberitahuan transaksi dan periksa berkala

Ilustrasi Bank Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kamu juga bisa memperkecil risiko terkena social engineering dengan mengaktifkan pemberitahuan atau notifikasi atas setiap transaksi dari rekening bank milikmu. Jadi, kamu bisa mengetahui apakah setiap transaksi itu sesuai yang kamu lakukan, atau tidak.

OJK juga menyarankan agar kamu memeriksa mutasi rekening secara berkala, untuk memastikan semua transaksi yang dilakukan aman.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Hana Adi Perdana
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us