Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aset Investasi: Pengertian, Kelas, Perbedaan dan Manfaatnya

ilustrasi asuransi (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times – Saat membahas soal investasi, kita pasti pernah mendengar istilah aset investasi atau investment asset dalam bahasa Inggris. Namun demikian, ternyata masih banyak orang yang belum paham mengenai makna aset dan apa saja jenisnya.

Hal itu wajar bagi para investor pemula. Untuk itu, berikut IDN Times rangkumkan apa-apa saja yang perlu diketahui soal aset investasi.

1. Pengertian aset investasi

Ilustrasi aset. (Dok. IDN Times)

Aset investasi adalah barang berwujud atau tidak berwujud yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan tambahan atau dimiliki dengan harapan dapat memberikan manfaat dan memiliki kenaikan nilai di masa depan.

Aset investasi bisa dimiliki atau dikendalikan oleh individu, perusahaan, atau negara. Menurut Investopedia, beberapa contoh aset investasi di antaranya termasuk reksa dana, saham, obligasi, real estat, dan rekening tabungan pensiun.

2. Kelas aset

Ilustrasi harta kekayaan (IDN Times/Sukma Shakti)

Kelas aset (asset classes) adalah kumpulan investasi yang memiliki kesamaan, termasuk bagaimana perilakunya di pasar, proses pembeliannya, dan bagaimana pemerintah mengaturnya.

Menurut The Balance, secara historis, ada tiga kelas aset utama. Tetapi, sekarang para profesional keuangan umumnya setuju bahwa ada empat kelas aset secara umum. Mereka adalah ekuitas (saham); pendapatan tetap dan utang (obligasi); pasar uang dan setara kas (cash equivalents); dan real estat dan aset berwujud.

3. Perbedaan tiap kelas aset

Ilustrasi uang (IDN Times/Mardya Shakti)

Kelas aset pertama yaitu ekuitas dan saham. Dengan berinvestasi di saham, itu berarti investor akan memiliki bagian dari perusahaan tempatnya berinvestasi. Misalnya, jika perusahaan ABC memiliki 100 ribu saham dan investor membeli 1.000 lembar, maka ia akan memiliki 1 persen dari perusahaan ABC. Keuntungan atau pengembalian dari investasi ini biasanya dalam bentuk dividen.

Kelas aset kedua yaitu pendapatan tetap dan utang. Jika investor memilih berinvestasi di sini, maka pada dasarnya bisa diartikan ia memberi pinjaman pada perusahaan atau pihak tertentu yang menerbitkan obligasi. Sebagai imbalan atas pinjaman ini, lembaga penerbit obligasi akan membayar bunga pinjaman dalam bentuk pembayaran berkala dan pokoknya (uang yang diinvestasikan) dikembalikan pada tanggal jatuh tempo.

Kelas aset ketiga adalah pasar uang, uang tunai dan setara kas. Uang tunai adalah uang dalam bentuk mata uang, baik lokal maupun asing. Ini dapat mencakup uang kertas dan koin serta uang tunai yang ada di rekening bank. Sementara setara kas adalah sekuritas investasi yang dimaksudkan untuk investasi jangka pendek, yang memiliki kualitas kredit yang tinggi dan sangat likuid (mudah diperjualbelikan).

Kelas aset keempat adalah real estat dan aset berwujud (yang dapat dilihat dan disentuh). Real estate adalah jenis aset berwujud yang paling umum dimiliki orang, tetapi komoditas, seperti emas dan ternak, juga termasuk dalam kategori ini. Umumnya, jenis aset ini dapat bertahan di tengah inflasi.

4. Berinvestasi di semua aset agar untung

ilustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain memahami makna aset dan kelas aset, perlu juga untuk tahu pentingnya membagi dana ke dalam setiap aset saat berinvestasi. Karena selain memperkecil risiko kerugian, membagi investasi ke dalam kelas aset yang berbeda juga dapat memaksimalkan pengembalian.

Jika portofolio sangat berat di satu sektor dan sektor itu berkinerja buruk karena suatu alasan, maka akan terjadi kerugian. Tapi, jika portofolio tersebar secara relatif merata dan hanya satu kelas aset yang mengalami kerugian, maka masih akan ada kelas aset lain yang berkinerja cukup untuk menghasilkan keuntungan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us