8 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Sebelum Suami Memutuskan Resign

- Memiliki dana darurat setidaknya tiga kali pengeluaran bulanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Hindari utang berbunga yang tidak produktif agar arus income lebih terfokus ke pengeluaran yang lebih urgent.
- Evaluasi pengeluaran secara berkala dan lakukan restrukturisasi utang untuk meringankan cashflow keluarga.
Suami merupakan kepala rumah tangga yang bertugas salah satunya sebagai pemberi nafkah kepada anak dan istri. Namun, apa jadinya ketika seorang penanggung jawab keluarga tidak bisa lagi memberi nafkah? Misalnya, saat suami berencana berhenti bekerja sebagai karyawan swasta.
Apabila menjadi kenyataan, tentu akan menjadi cobaan hidup bersama dalam menjalani bahtera rumah tangga. Keluarga tetap harus mengerti dan memahami, meski tidak ada sumber income dari pemimpin rumah tangga. Untuk meminimalkan dampak dari keputusan suami mengundurkan diri dari pekerjaan, berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Dilansir dari kanal Youtube CNBC Indonesia disampaikan oleh Financial Expert CNBC Indonesia Olivia Louise. Yuk simak delapan cara mengatur keuangan rumah tangga sebelum suami memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan.
1. Memiliki dana darurat

Cara pertama, kamu harus mempunyai dana darurat setidaknya tiga kali pengeluaran setiap bulan. Misalnya, pengeluaran kamu dalam satu bulan 1 juta maka jumlah dana darurat yang diperlukan adalah 3 juta. Tujuan memiliki dana darurat, agar kamu punya waktu paling tidak selama tiga bulan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti bayar tagihan, cicilan KPR, makan minum sehari-hari.
2. Tidak memiliki utang berbunga

Menurut Olivia Louise, kamu perlu menghindari utang berbunga yang sifatnya tidak produktif karena utang pokok dan bunganya akan memberatkan cashflow. Jadi, dengan tidak memiliki utang konsumtif, arus income lebih terfokus ke pengeluaran yang lebih urgent dan dibutuhkan keluarga.
3. Melakukan evaluasi pengeluaran

"Dikarenakan terhentinya sumber income yang berasal dari gaji pokok, maka kamu perlu melakukan evaluasi pengeluaran secara berkala salah satunya dengan cara mencatat skala prioritas pengeluaran atau mencatat pengeluaran-pengeluaran apa saja yang perlu didahulukan," kata Olivia.
Oleh karena itu, pasangan suami istri harus berdiskusi untuk tujuan menentukan skala prioritas. Misalnya, mengambil keputusan mana yang harus didahulukan apakah dana pendidikan anak, menabung dana pensiun, menabung asuransi kesehatan, kebutuhan makan minum sehari-hari.
4. Melakukan restrukturisasi utang

Jika, kamu mempunyai utang kredit KPR atau kredit kendaraan mobil yang jumlahnya besar, maka kamu harus pergi ke Bank untuk bernegosiasi meminta pengurangan jumlah angsuran setiap bulan bertujuan agar jumlah cicilan tidak terlalu besar sehingga bisa meringankan cashflow. Hanya saja risikonya jangka waktu membayar cicilan akan lebih lama. Oleh karena itu, kamu harus bisa menerima atas risiko yang terjadi.
5. Menunda rencana membeli barang mahal

Cara selanjutnya, adalah kamu harus menunda membeli barang yang nilai harganya terlalu besar, seperti membeli mobil atau membeli rumah baik dengan cara tunai atau kredit. Menurut Olivia, seorang ahli perencana keuangan dengan menunda rencana membeli barang mahal berarti mencegah dari biaya perawatan dan perbaikan yang perlu kamu tanggung.
6. Menunda rencana memiliki anak

Cara yang tidak kalah pentingnya, adalah tunda rencana memiliki anak atau menambah anak lagi jika kamu mengambil keputusan mempunyai anak maka menjadi hal yang wajar pasangan perlu memikirkan biaya melahirkan, kebutuhan nutrisi dan perlengkapan bayi. Tentu cukup memberatkan kondisi finansial rumah tanggamu yang sedang mengalami kehilangan pekerjaan serta masih mencari pekerjaan pengganti. Oleh karena itu, menunda rencana mempunyai anak merupakan langkah yang tepat mengatur keuangan rumah tangga untuk sementara waktu.
7. Memberi batasan waktu menjadi pengangguran

Menurut Olivia Louise, sebagai seorang istri harus berani menanyakan kepada sang suami tentang batas waktu untuk tidak bekerja, tujuannya agar istri sebagai bendahara keuangan rumah tangga dapat membuat financial planning selama suami menganggur. Jadi, dengan mempunyai finansial planning keuangan rumah tangga bisa terkendali dan bisa mencegah pemborosan yang mengakibatkan masalah dikemudian hari.
8. Membuat usaha dari rumah

Cara yang terakhir, yaitu mengajak suami untuk mencari peluang usaha dari rumah misalnya, menjadi Freelancer menulis artikel, menjadi Dropshiper, mencoba menjadi konten kreator Tik-tok, atau membuat jasa bimbingan belajar baca tulis hitung di rumah. Jadi, sambil menunggu proses panggilan kerja kamu bisa mengisi waktu luang untuk hal yang bermanfaat, bahkan mendatangkan pemasukan tambahan.
Itulah beberapa cara untuk mengatur keuangan rumah tangga sebelum suami memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan, setiap problem pasti ada jalan keluarnya. Meski kondisi finansial sedang terancam, sebuah keluarga tetap bisa survive asal terus bersabar dan konsisten berusaha.


















