OJK Terima Ribuan Laporan Penipuan Digital, Termasuk Scam AI

- Pelaku makin mudah mencari mangsa dengan memanfaatkan informasi dari media sosial.
- OJK terima ribuan laporan penipuan online.
- OJK imbau masyarakat waspada dengan penipuan AI.
Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti maraknya penipuan keuangan dengan penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari alias Kiki mengatakan korban dibuat percaya dengan aksi pelaku, karena pelaku meniru wajah dan suara orang-orang yang dikenal korban dengan deepfake AI.
"Kemajuan teknologi dalam artificial intelligence atau AI ini memiliki potensi penyalahgunaan yang sangat besar ya terutama untuk membuat tiruan suara atau voice cloning kemudian membuat tiruan wajah kemudian tentunya untuk menipu dengan cara supaya terlihat meyakinkan," kata Kiki dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
1. Pelaku makin mudah mencari mangsa dengan memanfaatkan informasi dari media sosial

Kiki mengatakan, pelaku kejahatan online makin mudah menipu dengan deepfake AI, karena dapat mencuri informasi terkait korban dan orang-orang terdekat korban melalui media sosial.
"Apalagi saat ini dengan adanya sosial media ya, sangat mudah mencari suara dari seseorang. Karena mereka posting sendiri video-videonya, percakapannya, suaranya, bahkan suara anaknya juga masuk di sosial media," tutur Kiki.
2. OJK terima ribuan laporan penipuan online

Kiki mengatakan, sejak Januari-Juli 2025, pihaknya menerima laporan penipuan di dunia digital, dengan kasus terbanyak adalah penipuan transaksi online, di mana ada 39.108 aduan.
Penipuan dengan fake call juga paling banyak dilaporkan, yakni mencapai 20.628 laporan. Lalu, penipuan investasi mencapai 14.533 laporan.
3, OJK imbau masyarakat waspada dengan penipuan AI

Kiki mengatakan, di tengah pesatnya kemajuan AI, masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada. Ketika menerima panggilan tak biasa dari orang yang mengaku atau mirip dengan kerabat/teman, lakukanlah verifikasi dengan menghubungi nomor asli dari kerabat/teman itu.
"Jika menerima permintaan yang tidak biasa, terutama permintaan yang berhubungan dengan uang. Karena pasti ujung-ujung ini kan uang ya. Jadi selalu verifikasi dulu ya," ucap Kiki.
Dia juga mengimbau masyarakat berhati-hati pada telepon yang tidak biasa.
"Awas padai video atau panggilan suara yang terlihat atau terdengar tidak biasa, meskipun datang dari orang yang tidak kita kenal. Karena namanya mesin ya tentu tidak bisa persis banget gitu ya. Pasti ada sesuatu yang agak berbeda," kata Kiki.
Dia juga mengimbau masyarakat tidak menyebarkan informasi rahasia melalui media sosial.
"Kami meminta kepada masyarakat untuk berhati-hati dan juga bijak menggunakan sosial media ya. Terutama untuk bagaimana memposting hal-hal yang seharusnya itu menjadi rahasia," ujar Kiki.