- Investor A — “Perfect Timing”
Pakar Ungkap Alasan Kenapa Market Timing Itu Berbahaya

- Tidak ada waktu yang benar-benar sempurna untuk berinvestasi
- Waktu di pasar lebih berharga daripada menebak pasar
- Menyimpan semuanya dalam bentuk uang tunai juga berisiko
Influencer keuangan Humphrey Yang kembali membagikan tips investasi yang menarik perhatian. Namun satu hal yang langsung ia tegaskan, strategi terbaik untuk menumbuhkan uang bukanlah dengan mencoba menebak kapan pasar naik atau turun.
Dalam video TikTok berjudul “The Importance of Consistent Investing Strategies”, Yang menjelaskan mengapa market timing berisiko tinggi, dan mengapa investasi konsisten justru memberikan hasil yang lebih stabil dalam jangka panjang.
1. Tidak ada waktu yang benar-benar sempurna

Jika kamu terus menunggu momen ideal untuk mulai berinvestasi, kemungkinan besar kamu tidak akan pernah mulai. Yang menceritakan kisah temannya yang ragu masuk ke pasar pada Oktober 2024. Ia menunggu terlalu lama, kehilangan keberanian, dan akhirnya tidak jadi berinvestasi sama sekali.
Akibatnya? Setahun kemudian, temannya melewatkan kenaikan 15 persen dari S&P 500, hanya karena ia menunggu waktu yang “sempurna.”
2. Waktu di pasar lebih berharga daripada menebak pasar

Dalam videonya, Yang menampilkan grafik 20 tahun terakhir dari empat tipe investor yang masing-masing menanamkan sekitar 2.000 dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.
Selalu membeli di titik terendah pasar tiap tahun. Tentu hasilnya paling besar.
- Investor B — “Investasi Langsung”
Tidak menunggu momen apa pun, langsung masuk pasar. Hasilnya tetap besar, hanya sedikit di bawah investor A.
- Investor C — “Timing Terburuk”
Justru membeli saat pasar berada di titik tertinggi. Meski timing-nya buruk, tetap menghasilkan keuntungan signifikan selama 20 tahun.
Yang menegaskan, terus mencoba mencari waktu terbaik malah membuat kamu berada di luar pasar, dan itu lebih merugikan daripada masuk di waktu yang tidak ideal.
3. Menyimpan semuanya dalam bentuk uang tunai juga berisiko

Contoh terakhir adalah Investor D, yang memilih menyimpan seluruh uangnya dalam bentuk cash atau tunai. Hasilnya, jauh lebih kecil dibandingkan tiga investor lainnya karena uangnya tidak ikut tumbuh bersama pasar.
Yang menekankan, kecuali kamu benar-benar butuh menyimpan dana dalam bentuk cash, investasi tetap lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Selama kamu tetap berinvestasi secara konsisten, potensi keuntungan jangka panjang tetap ada. Kondisi pasar tidak harus sempurna. Yang mendorong para investor untuk berhenti menunda, dan mulai menumbuhkan kekayaan alih-alih menunggu sinyal pasar yang sulit diprediksi.


















