Punya Gaji di Bawah Rp10 Juta, Masih Bisa Beli Rumah di Jakarta?

Jakarta, IDN Times - Membeli rumah di DKI Jakarta menjadi tantangan bagi generasi muda saat ini, terutama bagi yang memiliki upah di bawah Rp10 juta setiap bulannya.
Menurut Pengamat Properti, Anton Sitorus, idealnya bank menyetujui kredit pemilikan rumah (KPR) maksimal 30 persen dari upah atau gaji bulanan. Jika gaji mencapai Rp10 juta per bulan pun, mencari rumah dengan cicilan Rp3 juta per bulan di Jakarta akan sulit.
“Untuk dapat rumah yang cicilannya Rp3 juta atau kurang, mungkin kalau di Jakarta, atau Jabodetabek agak susah,” kata Anton dalam diskusi Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas di Sarinah, Jakarta, Kamis (10/10/2024).
1. Perlu upaya besar mencari rumah cicilan Rp3 jutaan per bulan di DKI Jakarta

Namun, menurut Anton hal itu bukan berarti mustahil. Hanya saja, diperlukan upaya lebih besar. Misalnya, mencari rumah bekas (secondhand), atau rumah baru di pinggir area Jakarta.
“Kalau rumahnya rumah second, dia masuk-masuk ke gang, orangnya usaha pengin cari, mungkin bisa dapat, atau cari pinggiran agak jauh,” ucap Anton.
2. Bisa mempertimbangkan sewa rumah

Anton mengatakan, generasi muda saat ini bisa mempertimbangkan untuk menyewa rumah ketimbang memiliki rumah jika ingin tinggal di DKI Jakarta.
“Saya pikir itu mindset yang mesti diubah ke depan, bahwa rumah itu gak harus memiliki, tapi bisa juga sewa. Karena hidup manusia berapa lama sih? 70 tahun kan. Kalau dia penginnya tinggal di dalam kota, tapi kenyataannya sulit untuk punya rumah, kenapa gak sewa?” tutur Anton.
3. Menyontoh masyarakat Singapura

Menurut Anton, gaya hidup menyewa rumah bukanlah hal yang tak wajar. Sebab, di beberapa negara, misalnya seperti Singapura, menyewa rumah lebih diminati untuk mencari tempat tinggal, ketimbang membeli.
“Dan kedua yang harus diubah mindset-nya, rumah itu gak harus dimiliki, seperti di Singapura rumah itu adalah lease hold,” tutur Anton.