Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jadi Tulang Punggung ? 6 Tips Menabung ala Generasi Sandwich

Ilustrasi menabung uang koin (pexel.com/cottonbro studio)
Ilustrasi menabung uang koin (pexel.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Prioritaskan pengeluaran ke dalam kategori wajib, penting tapi fleksibel, dan tidak mendesak untuk memudahkan menabung.
  • Sisihkan tabungan saat gajian bukan dari sisa pengeluaran, bahkan nominal kecil pun sudah baik asalkan konsisten.
  • Buat rekening khusus tanpa kartu ATM atau mobile banking untuk menghindari godaan menggunakan uang tabungan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jadi bagian dari generasi sandwich itu bukan hal yang mudah. Di satu sisi kamu harus mencukupi kebutuhan hidup sendiri, tapi di sisi lain juga bertanggung jawab membantu orang tua, bahkan kadang adik-adik, sambil memikirkan masa depan.

Gaji yang masuk sering kali cuma numpang lewat. Rasanya belum sempat menikmati, sudah harus dibagi ke banyak pos. Dan parahnya, bukan cuma kebutuhan hari ini yang harus kamu pikirkan tapi juga masa depan, seperti dana darurat, dana pensiun, bahkan kebutuhan mendadak dari anggota keluarga lain.

Tapi tenang. Meski terdengar berat, kamu tetap bisa kok menabung meskipun berada di tengah tekanan tanggung jawab. Berikut ini 6 cara yang bisa kamu terapkan untuk tetap punya tabungan meskipun sedang berperan sebagai tulang punggung keluarga

1. Pahami dan susun skala prioritas keuangan

ilustrasi uang rupiah (unsplash.com/Muhammad Daudy)
ilustrasi uang rupiah (unsplash.com/Muhammad Daudy)

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menyusun skala prioritas pengeluaran. Sering kali uang habis bukan karena gaji kecil, tapi karena kita belum tahu mana yang benar-benar penting dan mana yang bisa ditunda.

Cobalah bagi pengeluaran kamu dalam tiga kategori. Pertama, katagori wajib, seperti kebutuhan makan, bayar listrik, transportasi, dan cicilan pokok. Kedua, katagori penting tapi bisa fleksibel, seperti uang jajan orang tua, biaya langganan, atau hiburan. Ketiga, katagori tidak mendesak, seperti belanja barang hobi, makan di luar terlalu sering, atau beli barang karena fomo.

Dengan membedakan mana yang prioritas dan mana yang bisa ditekan, kamu akan lebih mudah menyisihkan uang untuk ditabung. Menabung itu bukan soal sisa uang, tapi soal keputusan keuangan yang sadar dan terarah.

2. Sisihkan tabungan di awal, bukan di akhir

ilustrasi uang rupiah (pexels.com/Ahsanjaya)
ilustrasi uang rupiah (pexels.com/Ahsanjaya)

Kesalahan umum dalam mengelola keuangan adalah menabung dari sisa pengeluaran. Masalahnya, kalau kamu tunggu sampai akhir bulan, biasanya uangnya udah habis duluan. Iya, kan?

Mulai ubah mindset dan sistemnya. Mulai sekarang sisihkan tabungan langsung saat gajian, bukan sebaliknya. Anggap saja itu biaya wajib, seperti kamu membayar listrik atau cicilan. Bahkan kalau bisa, langsung transfer ke rekening terpisah yang tidak kamu sentuh untuk kebutuhan sehari-hari. Nominalnya nggak harus besar. Bahkan Rp20.000–50.000 per minggu pun sudah langkah awal yang baik. Yang penting adalah konsistensi dan disiplin, bukan jumlahnya.

3. Buat rekening khusus untuk tabungan

Ilustrasi perhitungan kas (pexel.com/Artem Podrez)
Ilustrasi perhitungan kas (pexel.com/Artem Podrez)

Kalau kamu merasa susah menahan diri buat nggak memakai uang tabungan, maka solusinya adalah buat rekening khusus yang terpisah dari rekening harian. Tujuannya agar kamu tidak tergoda menggunakan uang tersebut saat merasa kekurangan di pertengahan bulan.

Kalau bisa, pilih rekening tanpa kartu ATM, tanpa mobile banking, atau dengan fitur autodebet dari rekening utama. Bahkan ada juga aplikasi keuangan digital yang memungkinkan kamu menyimpan uang dalam bentuk dompet tabungan dengan nama-nama tujuan spesifik, misalnya: tabungan darurat, tabungan untuk orang tua, atau tabungan masa depan. Dengan cara ini, kamu nggak cuma menabung, tapi juga membentuk mindset bahwa uang itu memang tidak boleh diutak-atik.

4. Komunikasikan beban finansial secara terbuka

Ilustrasi dua wanita berbincang (pexel.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi dua wanita berbincang (pexel.com/RDNE Stock project)

Beban terbesar generasi sandwich adalah tanggung jawab finansial yang seringkali  tidak bisa ditolak, entah itu membantu orang tua, menanggung pendidikan adik, atau bahkan biaya rumah tangga. Tapi di balik niat baik itu, kamu juga tetap perlu komunikasi yang jujur dan terbuka dengan keluarga.

Ceritakan kondisimu secara bijak. Jelaskan bahwa kamu ingin tetap membantu, tapi juga sedang berusaha menyiapkan masa depan. Kadang, keterbukaan bisa mengurangi tekanan yang selama ini kamu tanggung sendirian. Ingat, membantu keluarga itu mulia, tapi menyelamatkan diri sendiri juga penting, supaya kamu bisa tetap kuat menolong dalam jangka panjang.

5. Manfaatkan sistem amplop atau budgeting harian

ilustrasi mata uang rupiah (pixabay.com/ekaonug)
ilustrasi mata uang rupiah (pixabay.com/ekaonug)

Sistem amplop bukan hal kuno, bahkan sampai sekarang masih relevan banget, terutama buat kamu yang punya banyak tanggungan. Caranya, bagi uangmu ke dalam beberapa pos sejak awal bulan. Misalnya: Amplop kebutuhan pokok, amplop untuk orang tua, amplop tabungan mingguan, amplop hiburan, dll. Kalau kamu lebih suka sistem digital, kamu bisa pakai aplikasi budgeting yang ada di smartphone kamu

Intinya, alokasikan uang secara jelas dan disiplin untuk masing-masing kebutuhan, supaya nggak bingung atau tergoda menggeser dana dari satu pos ke pos lain. Dengan budgeting yang jelas, kamu bisa tetap menabung tanpa merasa kehilangan kendali atas uangmu.

6. Belajar ilmu keuangan yang relevan dengan kondisimu

Ilustrasi laporan investasi (pexel.com/fauxels)
Ilustrasi laporan investasi (pexel.com/fauxels)

Mengelola keuangan bukan tentang seberapa hebat kamu dalam hitung-hitungan, tapi seberapa paham kamu dengan kondisi finansial diri sendiri. Banyak orang merasa kesulitan bukan karena kurang pintar, tapi karena meniru strategi keuangan yang tidak sesuai situasi mereka. Misalnya, mencoba investasi agresif padahal belum punya dana darurat, atau meniru gaya hidup keuangan orang lain yang tanggungannya jauh lebih ringan.

Yang kamu butuhkan adalah ilmu yang sesuai dengan kondisimu dan bisa langsung diterapkan sesuai dengan penghasilan, kebutuhan, dan tanggunganmu saat ini. Mulailah dari hal dasar seperti mencatat pengeluaran, membagi penghasilan ke dalam pos, menyusun prioritas, dan memahami pentingnya dana darurat. Ilmu ini nggak harus rumit, tapi harus relevan dan konsisten dipraktikkan. Karena kunci dari pengelolaan keuangan yang sehat bukan terletak pada teori, tapi pada kebiasaan kecil yang dijalankan setiap hari.

Jadi, menabung bukan hal mustahil buat generasi sandwich. Kamu mungkin sedang ada di masa yang terasa berat. Tapi percayalah, kamu tidak sendirian. Banyak dari kita yang sedang berjuang di posisi yang sama: berdiri di antara dua generasi, sambil tetap mencoba menciptakan masa depan yang lebih baik.

Menabung mungkin terasa sulit di awal, tapi bukan hal yang mustahil. Mulailah dari langkah kecil, dari kesadaran, dari niat untuk memperbaiki. Karena kamu pantas punya hidup yang lebih stabil, bukan cuma untuk keluargamu, tapi juga untuk dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us