[PUISI] Aku Introvert

Pagi hari ini cerah
Membuat kelopak menunjukkan permata
Seraya sinar sang surya menembus jendela
Menerpa dua retina pemancar cahaya
Tenang, aku merasa bahagia
Setelah semalaman mengisi daya
Sekarang kugunakan sepenuhnya
Hingga terkuras habis, entah kemana perginya?
Diam, aku menyebutnya sebuah kebiasaan
Karena hidup ini penuh candaan juga cobaan
Sendiri, aku menyebutnya bagai sarapan
Itulah pemasok jiwaraga tetap berjalan
Apakah hanya itu? Mereka bilang sombong
Bibirku sekadar memberikan senyuman
Sebagai jawaban tanpa kesedihan
Agar hati tidak tertekan
Memanglah hanya ini takdir yang aku genggam
Sebuah ujian dengan penuh harapan
Semangat detik ini, menyemangati selanjutnya
Tanpa sadar telah membuang kebahagiaan untuk dapat kebahagiaan
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.