Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Aku Menerima, Bukan Lupa

ilustrasi seorang wanita duduk menatap laut (pexels.com/Erik Mclean)

Gelisah sirna di ujung mata
Aku lebih tenang dari diriku beberapa tahun lalu
Tapi tetap saja, masih ada serpihan yang tertinggal
Mereka tertancap di relung hati terdalam

Dulu, aku terlena pada dendam
Batinku bergeming tanpa kata
Hasrat ingin mencengkram semakin kuat
Lama-lama aku tersiksa oleh kekesalanku sendiri

Aku pun menerima luka itu
Luka adalah bagian dari diriku yang utuh
Mereka merambat perlahan-lahan di kulitku
Menjalar di darahku, di seluruh tubuhku
Terasa menyayat tapi mendewasakan

Luka-luka menghitung waktu
Mereka ternyata berubah sebagian
Dari menyakitkan menjadi kebangkitan
Tapi aku tidak pernah melupakan, tidak akan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Akromah Zonic
EditorAkromah Zonic
Follow Us