[PUISI] Bayang di Ujung Ingatan

Jemariku tak cukup bosan untuk menuliskan sajak-sajak tentangmu
Kala itu begitu indah romansaku
Hingga akhirnya membuatku mati rasa
Tetap acuh sekalipun petir menyambar dahsyat
Dalam benakku kau adalah satu-satunya pelipur lara
Betapa naifnya aku, tenggelam dalam luka yang kubiarkan tumbuh
Rayuan manismu selalu membuatku luluh
Aku terkutuk oleh ribuan janji yang sempat kau ucapkan
Rasanya, tanpamu aku mati
Rasanya, tanpamu aku hilang bak di telan bumi
Hingga akhirnya diriku tersadar
Terbangun dari imajinasi yang kubuat sendiri
Semesta terlalu baik
Aku yang terlalu buta
Tuhan telah menyadarkanku agar tak mengharapkanmu kembali
Benar, bukan kamu orangnya
Sebab, denganmu aku hanya dibuat luluh lantak tak berdaya
Biarkan angin membawa memoar kita
Perlahan, aku belajar sembuh
Luka ini bukan akhir, tapi awal karena aku berhasil mengenali diriku sendiri
Dan, terima kasih karenamu aku mampu berdamai dengan masa lalu