Sebelum benar-benar dewasa
Aku lebih dulu mencicip manisnya pagutan madu
 
Alasan mengapa terburu-buru,
Adalah karena rongrongan rasa nan menggebu
 
Aku mencintainya,
Dan kukira itu saja cukup untuk bekal hidup
 
Haha, aku kini tertawa kala memikirkan kekonyolanku
Sungguh naif aku dan 20 tahunku
 
Tanpa banyak pertimbangan,
Aku dan kekasihku menikahi satu sama lain
Meski belum kenal betul dengan amarahnya
 
Sekarang lima bulan terlewati sudah
Aku dibuat gila oleh kegilaannya
Atau barangkali, memang diriku yang tidak waras
Menikahi pecandu yang hobi main tangan juga kaki