[PUISI] Cermin

Kukira setala akan merengkuh.
Setiap getir serupa dari
selayang pandang kisah
bersama tangis dan gugu
tak lagi mau terulang.
Kukira sama bakal bersikukuh.
Setiap cengkerama dari
bawah gapura kelabu
bersama sepotong
manisan telah terbuang.
Pada akhir keduanya itu rapuh.
Setiap laras dari rasa
perlahan menyisih
bersama sisa hati
berusaha melapang.
Setangkup cermin sudah luruh
kaubuang kubuang dia buang
sama-sama tidak butuh.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.