Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Lama Menunggu

ilustrasi seseorang sedang menunggu (pexels.com/Maycon Marmo)

Setiap detik yang tak pernah kembali

Terlewati bagai angin sia-sia pergi

Ketika kaki mengetuk tak terkendali

Tersadar sabar tinggal seujung jari

 

Apa hebatnya dia ini?

Ditunggu dan dinanti padahal tak pasti

Sekali lagi pada cermin aku pantaskan diri

Berkaca untuk membenarkan pilihan hati

 

Naluri berbisik, kurasa cukup kali ini

Tak ingin lagi aku di sini

Mari pergi saja dan tak kembali

Seperti detik dan angin yang terlewati

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Devia Sagita
EditorDevia Sagita
Follow Us