[PUISI] Lama Menunggu

Setiap detik yang tak pernah kembali
Terlewati bagai angin sia-sia pergi
Ketika kaki mengetuk tak terkendali
Tersadar sabar tinggal seujung jari
Apa hebatnya dia ini?
Ditunggu dan dinanti padahal tak pasti
Sekali lagi pada cermin aku pantaskan diri
Berkaca untuk membenarkan pilihan hati
Naluri berbisik, kurasa cukup kali ini
Tak ingin lagi aku di sini
Mari pergi saja dan tak kembali
Seperti detik dan angin yang terlewati
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.