[PUISI] Rona yang Memudar

Katakan pada angin aku merindukan embusnya membelai lembut kita
Di bawah matahari yang terhalang dedaunan
Suara kita menantang gemeresik pepohonan
Dan tawa yang mengalun merdu mengalahkah deru dunia di luar sana
Bersembunyi di bawah biru langit tanpa tatapan yang menghakimi
Sekali lagi aku ingin mendengarnya memenuhi kepala
Diiringi celoteh tanpa makna yang menjadi sandaran kita
Kaki kita saling mengejar, pada akhirnya selalu beriringan
Melebur di setiap waktu meski kini membiru
Binar mata yang redup dan tawa yang luput
Seperti mendung di musim hujan yang lupa akan hangat mentari
Arus angin telah membawa rona dunia kita
Menjadi misteri yang samar terbayang
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.