[PUISI] Tawa di Atas Tangisku

Mereka menginjakku,
mereka mencercaku,
mereka mendorongku jauh.
Begitu banyak kurang yang kupunya,
menjadi keanehan di mata mereka.
Aku tak bergelimang harta,
tak pula cantik rupaku.
Mengapa kalian menertawakan kekuranganku?
Apa yang lucu dari kemiskinanku?
Apa yang menjijikkan dari wajahku?
Apa yang menyenangkan dari suara tangisku?
Tiap hari kalian menantinya.
Semakin deras air mataku,
semakin lantang tawa kalian.
Aku bukannya membenci.
Hidupku akan kekal seperti ini,
sementara ingatan kalian tentangku
akan terkubur bersama tubuhku.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.