Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Tunggal Merana

Unsplash/ Kevin Lee
Unsplash/ Kevin Lee

Kisah yang usang
Kelak akan menjadi asing
Tubuh menjadi gugup
Mulut menjadi gagap

Berharap menjadi purnama
Ternyata hanya tersisa nama
Pernah saling mengikat
Sekarang saling mengungkit

Hal yang kuyakin bisa ternyata menjadi bisu
Sempat menjadi ingin
Sekarang menjadi angan

Kuberi seluruh paru-paru
Kau balas dengan pura-pura
Kukasih melati
Kau kisah melata

Padahal aku ingin bersungguh
Ternyata kau hanya bersinggah
Selamat tinggal merona
Sekarang aku tunggal merana

Pekanbaru, 26 Desember 2019

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Di Bawah Langit Versailles

25 Sep 2025, 14:15 WIBFiction
ilustrasi perempuan menyendiri (pixabay.com)

[PUISI] Lautan Kata

25 Sep 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi seorang perempuan sedang sedih

[PUISI] Kupanggul Rindu

24 Sep 2025, 18:38 WIBFiction
ilustrasi botol minum

[PUISI] Penjaga Dahaga

24 Sep 2025, 16:07 WIBFiction
ilustrasi istri dan anak

[PUISI] Untukmu, Istriku

22 Sep 2025, 20:22 WIBFiction
ilustrasi perempuan bertopeng

[PUISI] Terbiasa Berdosa

22 Sep 2025, 19:38 WIBFiction
ilustrasi anak

[PUISI] Untuk Anakku

22 Sep 2025, 05:15 WIBFiction
Ilustrasi Interior Sebuah Kafe (pexels.com/Amar Preciado)

[CERPEN] Kafe: Rumah Kedua

21 Sep 2025, 19:24 WIBFiction