Di Indonesia, daun sering dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan. Nagasari, lontong, lemper, garang asem, adalah beberapa contoh makanan yang dibungkus dengan daun. Daun banyak digunakan karena kemampuannya untuk menangkap uap air, melindungi makanan dari panas langsung, dan menambah aroma makanan.
Pemanfaatan daun sebagai pembungkus makanan juga kerap dijumpai di beberapa negara. Berikut ini adalah daftar makanan berbungkus daun dari luar negeri yang bisa kamu coba.
Kotte kadubu adalah makanan yang sangat populer di India bagian selatan. Makanan ini hanya membutuhkan lima bahan utama, yaitu beras, lentil, air dan daun nangka sebagai penutupnya.
Cara membuatnya, beras dan lentil masing-masing direndam dalam wadah terpisah selama dua hingga empat jam. Setelahnya, masing-masing diblender hingga teksturnya seperti pasta. Keduanya lalu dicampur dan dibiarkan selama semalam untuk proses fermentasi. Tambahkan garam, dan jadilah adonannya.
Adonan yang sudah siap lalu dimasukkan ke daun nangka yang sudah disusun seperti bentuk mangkok. Terakhir, tinggal dikukus selama 15 menit. Kotte kadubu biasa disajikan lengkap dengan chutney.
Hidangan Italia ternyata tidak hanya pasta dan pizza. Polpette con foglie di limone adalah makanan berbungkus daun yang berasal dari Italia. Polpette con foglie di limone secara harafiah artinya bakso dengan daun lemon.
Cara membuat hidangan ini mirip seperti membuat adonan bakso. Daging digiling bersama dengan garam, lada hitam, keju, telur, dan tepung roti. Adonan ini kemudian ditaruh di atas daun lemon untuk selanjutnya di-grill. Daun lemon dipilih untuk memberikan aroma yang harum dan segar.
Hidangan yang satu ini banyak dijumpai di kawasan Amerika Latin sehingga banyak ditemui variasinya. Akan tetapi, biasanya tamales menggunakan kulit jagung sebagai pembungkusnya.
Untuk membuat tamales, diperlukan tepung jagung khusus yaitu masa harina, yang dicampur dengan garam, baking powder, jintan dan air kaldu sehingga terbentuk adonan seperti pasta. Adonan yang sudah jadi lalu diletakkan di atas kulit jagung dan diisi dengan isian seperti daging sapi, ayam, ataupun keju.
Proses selanjutnya adalah membungkus adonan dan dikukus selama satu sampai dua jam. Tamales biasa disajikan dengan salsa, alpukat atau sour cream.
Kakinoha-zushi adalah sushi dalam versi lama. Menurut sejarahnya, pada zaman belum ada teknologi pendingin, orang Jepang memanfaatkan kakinoha atau daun kesemek untuk menjaga agar ikan tetap fresh.
Seperti sushi pada umumnya, kakinoha-zushi juga menggunakan bahan-bahan seperti nasi, sushi vinegar, dan ikan (makarel atau salmon). Nasi yang telah dicampur dengan sushi vinegar lalu digulung dan diletakkan topping ikan diatasnya. Langkah terakhir adalah membungkus sushi dengan daun kesemek dan diganjal dengan pemberat selama 12 jam.
Kamu pasti tidak asing dengan bacang. Zongzi adalah makanan dari Tiongkok yang menjadi inspirasi bacang. Di Tiongkok, zongzi menjadi makanan khas dan banyak ditemui saat Festival Perahu Naga.
Kalau bacang biasanya diisi dengan daging, zongzi hadir dalam dua versi yaitu manis dan gurih. Untuk rasa gurih, biasanya digunakan jamur, sosis, telur rebus, atau daging dan soy sauce sebagai campuran nasinya. Sedangkan untuk varian manis, soy sauce diganti dengan gula putih, dengan pilihan isian seperti kacang hijau, pasta kacang merah, atau taro.
Khao Niao Ping adalah makanan manis khas Thailand yang memiliki kemiripan dengan hidangan nagasari. Keduanya sama-sama menggunakan santan, isian pisang dan daun pisang sebagai pembungkusnya.
Bedanya, khao niao ping memakai beras yang masih setengah matang, sedangkan nagasari menggunakan tepung beras. Perbedaan lainnya, kalau nagasari dimasak dengan cara dikukus, khao niao ping justru dibakar.
Hidangan pedas ini berasal dari daerah Afrika Barat, khususnya negara Sierra Leone. Oleleh sangat umum ditemukan sebagai street food.
Bahan-bahan dalam pembuatan oleleh adalah black-eyed bean atau kacang tolo yang ditumbuk halus menjadi pasta, bawang bombay, lada, air, garam, minyak dan potongan ikan. Semua bahan diatas dicampur dengan rata, dibungkus dengan daun pisang, lalu dikukus hingga matang.
Juane adalah hidangan main-course berbungkus daun yang berasal dari Peru. Makanan ini biasa dihidangkan saat perayaan festival San Juan. San Juan atau Saint John the Baptist adalah sang penyebar agama Kristen di kawasan Amazon.
Juane biasanya dibungkus dengan daun bijao dan dikukus selama 45 menit. Dalam sebungkus juane, terdapat nasi yang sudah dimasak dengan aneka rempah seperti oregano, jintan, dan kunyit. Untuk lauknya, seperti ayam atau telur rebus, biasanya diletakkan di dalam nasi.
Liboké de poisson dikenal sebagai makanan berbahan ikan khas Kongo. Makanan berbungkus daun pisang ini sangat diminati masyarakat Kongo sebagai lauk pendamping makanan utama.
Pembuatan liboké de poisson dimulai dari mencampur ikan dengan aneka bumbu rempah, yaitu bawang putih, jahe, bawang bombay, dan cabai. Sayuran seperti okra atau daun sorrel juga biasa ditambahkan.
Semua bahan tadi dibungkus dalam daun pisang dan dipanggang hingga matang. Untuk penyajiannya, liboké de poisson biasa dimakan bersama chikwanga, sejenis makanan olahan dari tepung singkong.
Panki adalah makanan tradisional dari Gujarat, sebuah daerah di India. Bentuknya seperti pancake yang masing-masing sisinya ditutupi dengan daun pisang.
Kalau pancake biasanya manis, panki sebenarnya adalah savory pancake. Adonan panki terbuat dari campuran bahan-bahan seperti tepung, cabai hijau, jahe, jintan, dan sedikit kunyit. Semua bahan ini dicampur dan dimasak dengan daun pisang di kedua sisi-nya. Untuk menambah kekayaan rasa, panki biasa dinikmati dengan saus chutney pedas.
Nah, itulah tadi aneka makanan berbungkus daun yang mantap dan lezat. Yuk, coba bikin!