5 Perbedaan Sea Salt dan Garam Dapur Biasa

Kamu mungkin pernah dengar bahwa sea salt lebih sehat daripada garam dapur biasa. Apalagi sekarang banyak makanan kemasan dan restoran yang bangga pakai sea salt karena katanya lebih “alami”. Tapi, apa benar sea salt memang lebih baik buat kesehatan? Atau ini cuma soal tren dan rasa aja?
Faktanya, meskipun tampak mirip, sea salt dan garam dapur punya beberapa perbedaan dari cara pembuatan sampai kandungan mineralnya. Tapi jangan buru-buru ambil kesimpulan soal mana yang lebih sehat ya karena ternyata gak sesederhana itu penjelasannya.
Buat kamu yang penasaran, yuk simak lima fakta menarik tentang perbedaan sea salt dan garam dapur biasa berikut ini. Siapa tahu setelah baca ini, kamu bisa lebih bijak dalam memilih garam untuk dikonsumsi sehari-hari.
1. Proses pembuatan yang berbeda

Salah satu perbedaan paling mendasar antara sea salt dan garam dapur adalah cara pembuatannya. Sea salt dihasilkan melalui proses penguapan air laut secara alami. Karena proses ini minim pengolahan, sea salt biasanya punya bentuk kristal yang lebih besar, tekstur yang kasar, dan warna yang kadang tidak seputih garam dapur.
Sementara itu, garam dapur biasa berasal dari tambang garam yang kemudian diproses untuk menghasilkan butiran halus. Selama proses tersebut, kandungan mineral alami di dalamnya biasanya hilang dan bahan tambahan seperti anti-caking agent ditambahkan supaya garam gak menggumpal.
2. Kandungan mineral tambahan di sea salt

Sea salt sering dipromosikan karena mengandung mineral seperti magnesium, kalsium, dan kalium dalam jumlah kecil. Mineral-mineral ini membuat sea salt tampak lebih “alami” dan bernutrisi.
Tapi menurut para ahli, kandungan mineral tersebut sangat kecil dan gak memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Bahkan sebagian besar mineral penting itu bisa kamu dapat dari makanan lain yang lebih kaya nutrisi.
3. Kandungan natrium hampir sama

Banyak orang mengira sea salt punya kandungan natrium yang lebih rendah, tapi kenyataannya gak begitu. Baik sea salt maupun garam dapur biasa, keduanya mengandung sekitar 40% natrium.
Menurut survei dari American Heart Association, sebanyak 61% responden secara keliru percaya bahwa sea salt mengandung lebih sedikit natrium dibandingkan garam dapur. Padahal, satu sendok teh garam dapur bisa mengandung sekitar 2.300 mg natrium, jumlah yang sama juga bisa ditemukan dalam sea salt, tergantung ukuran kristalnya.
Kalau kristal sea salt lebih besar, mungkin saja satu sendoknya mengandung lebih sedikit natrium karena volumenya lebih renggang. Tapi dari segi konsentrasi, gak ada perbedaan berarti.
4. Kandungan yodium lebih banyak di garam dapur

Salah satu keunggulan garam dapur adalah kandungan yodium yang ditambahkan selama proses produksinya. Yodium sangat penting untuk kesehatan kelenjar tiroid dan mencegah penyakit gondok.
Sebaliknya, sea salt gak selalu mengandung yodium. Karena gak melalui proses penambahan seperti garam dapur, sea salt biasanya memiliki kadar yodium yang sangat rendah. Jadi, kalau kamu mengandalkan sea salt sebagai satu-satunya sumber garam, ada risiko kekurangan yodium kalau tidak mendapatkannya dari makanan lain.
5. Sea salt bisa mengandung zat pencemar laut

Karena berasal langsung dari laut, sea salt bisa saja mengandung jejak logam berat seperti timbal. Meski jumlahnya sangat kecil dan belum tentu berbahaya, tetap saja ini jadi pertimbangan penting. Menurut para ahli, gak ada bukti kuat bahwa konsumsi sea salt lebih aman dibanding garam dapur dalam jangka panjang.
Sementara garam dapur yang sudah melalui proses pemurnian cenderung lebih bersih dan bebas dari kontaminan laut. Meski prosesnya lebih panjang, tapi ini justru bisa jadi nilai plus dari segi keamanan konsumsi.
Dari lima fakta di atas, kamu mungkin sudah mulai menyadari bahwa perbedaan antara sea salt dan garam dapur lebih banyak terletak pada tekstur, proses produksi, dan citra “alami” yang melekat pada sea salt.
Namun dari sisi kesehatan, gak ada bukti kuat bahwa sea salt lebih unggul. Keduanya tetap mengandung natrium yang tinggi, jadi penggunaannya tetap harus dibatasi. Kalau kamu butuh yodium tambahan, garam dapur yang beryodium bisa jadi pilihan yang lebih tepat. Jadi, pilihlah garam sesuai kebutuhan dan selera, tapi jangan lupa untuk tetap bijak dalam mengonsumsinya.