Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Fermentasi Adonan Bagel agar Tekstur Lebih Lembut

ilustrasi bagel
ilustrasi bagel (pexels.com/Cats Coming)
Intinya sih...
  • Gunakan starter atau preferment untuk rasa lebih dalamMenambahkan starter, seperti poolish atau biga, ke adonan bagel adalah cara ampuh untuk meningkatkan rasa. Starter yang difermentasi semalaman akan menghasilkan aroma khas dan rasa yang lebih kaya.
  • Fermentasi dingin di kulkas untuk tekstur maksimalMenyimpan adonan bagel di kulkas selama 12—24 jam adalah salah satu rahasia tekstur premium. Fermentasi dingin memperlambat kerja ragi, sehingga rasa dan aroma berkembang secara perlahan.
  • Kontrol suhu dan kelembapan fermentasiRagi sangat sensitif terhadap suhu dan kelembapan. Untuk fermentasi optimal, suhu ruang sekitar 24–27 derajat Celsius akan membuat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu pencinta roti, pasti sudah tahu kalau bagel mempunyai tekstur yang unik, yaitu kenyal di dalam dan sedikit renyah di luar. Namun, untuk mendapatkan hasil seperti itu, kuncinya ada di proses fermentasi adonan. Tanpa teknik fermentasi yang tepat, bagel bisa terasa padat dan kurang beraroma.

Kabar baiknya, ada beberapa trik fermentasi yang bisa membuat bagel buatan rumah terasa seperti buatan toko roti terkenal. Bukan hanya membuat teksturnya lebih lembut, tapi juga memberikan rasa lebih kompleks dan memikat. Kalau tertarik membuat sendiri di rumah, begini tips fermentasi adonan bagel agar hasilnya lebih lembut dan kaya rasa.

1. Gunakan starter atau preferment untuk rasa lebih dalam

ilustrasi membuat starter adonan
ilustrasi membuat starter adonan (pexels.com/Eva Bronzini)

Menambahkan starter, seperti poolish atau biga, ke adonan bagel adalah cara ampuh untuk meningkatkan rasa. Starter yang difermentasi semalaman akan menghasilkan aroma khas dan rasa yang lebih kaya. Selain itu, gluten dalam adonan juga akan berkembang lebih baik yang membuat teksturnya lembut, tapi tetap kenyal.

Jika gak punya starter, kamu bisa membuatnya sendiri dengan mencampur sebagian tepung, air, dan ragi, lalu diamkan minimal 8 jam. Proses ini memberi kesempatan untuk mikroorganisme berkembang dan menghasilkan asam organik yang membuat rasa bagel lebih kompleks. Hasil akhirnya akan jauh berbeda dibanding fermentasi instan biasa.

2. Fermentasi dingin di kulkas untuk tekstur maksimal

ilustrasi kulkas
ilustrasi kulkas (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Menyimpan adonan bagel di kulkas selama 12—24 jam adalah salah satu rahasia tekstur premium. Fermentasi dingin memperlambat kerja ragi, sehingga rasa dan aroma berkembang secara perlahan. Proses ini juga membuat adonan lebih mudah dibentuk tanpa kehilangan elastisitasnya.

Sebelum masuk kulkas, pastikan adonan sudah melalui fermentasi awal pada suhu ruang selama 1—2 jam. Setelah itu, simpan dalam wadah tertutup rapat untuk mencegah adonan kering. Saat dipanggang, kamu akan merasakan perbedaan besar pada kelembutan dan cita rasa bagel.

3. Kontrol suhu dan kelembapan fermentasi

ilustrasi proses fermentasi adonan
ilustrasi proses fermentasi adonan (pixabay.com/zwodra)

Ragi sangat sensitif terhadap suhu dan kelembapan. Untuk fermentasi optimal, suhu ruang sekitar 24–27 derajat Celsius akan membuat ragi bekerja stabil tanpa membuat adonan terlalu cepat mengembang. Jika terlalu panas, adonan bisa overproof dan kehilangan struktur kenyalnya.

Gunakan kain lembap atau plastic wrap untuk menutup adonan agar kelembapannya terjaga. Kelembapan yang tepat mencegah permukaan adonan mengering yang bisa mengganggu hasil akhir bagel. Kombinasi suhu dan kelembapan yang pas akan membuat fermentasi lebih terkendali dan hasilnya maksimal.

4. Gunakan sedikit ragi untuk fermentasi lebih panjang

ilustrasi ragi
ilustrasi ragi (pixabay.com/PicsByMila)

Mengurangi jumlah ragi justru bisa membuat bagel lebih enak. Fermentasi yang lebih panjang dengan ragi sedikit memberi waktu bagi gluten berkembang sempurna sehingga teksturnya lebih lembut dan beraroma. Ini juga membantu menghindari rasa yeasty yang terlalu kuat.

Misalnya, gunakan hanya setengah takaran ragi dari resep standar, lalu fermentasi lebih lama. Hasilnya, rasa bagel akan lebih kompleks dengan sedikit sentuhan rasa asam alami. Teknik ini sering dipakai pembuat roti profesional untuk mendapatkan kualitas premium.

5. Proofing kedua sebelum perebusan

ilustrasi adonan bagel
ilustrasi adonan bagel (pixabay.com/StockSnap)

Banyak orang melewatkan proofing kedua, padahal ini sangat penting untuk tekstur bagel. Setelah dibentuk, biarkan bagel mengembang lagi selama 30—60 menit sebelum direbus. Langkah ini membuat pori-pori roti lebih halus dan memberikan kekenyalan yang pas.

Proofing kedua juga membantu bagel mempertahankan bentuk saat direbus di air mendidih. Tanpa langkah ini, bagel bisa menjadi padat dan keras. Jadi, meski terlihat sepele, proofing kedua adalah kunci bagel empuk dan lezat.

Kalau sudah tahu trik-trik fermentasi ini, bagel buatan rumah bisa terasa sekelas bakery ternama. Siap bikin batch pertama dan mengisi dapur dengan aroma roti yang bikin tetangga penasaran? Selamat menerapkan tips memasak di atas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us