Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Lauk Kukus Khas Indonesia Ini Cocok untuk Diet Makanan Berminyak

ilustrasi ayam songkem (instagram.com/bebek_songkem)

Makanan berminyak identik mengandung kolesterol, garam, dan lemak. Sering mengonsumsi makanan berminyak memicu sejumlah penyakit. Mulai dari obesitas, penyakit jantung, sampai kanker.

Karena alasan tersebut, banyak orang yang menerapkan diet makanan berminyak. Buat kamu yang sedang diet atau mengurangi makanan berminyak, tujuh olahan kukus khas Indonesia ini patut dipilih sebagai lauk, lho. 

Yuk, coba!

1. Tum ayam

tum ayam (instagram.com/kantin_renon)

Tum ayam bisa dibilang pepes-nya Bali. Lauk kukus ini berbahan utama daging ayam tanpa tulang yang dikombinasikan dengan bumbu rempah, cabai, dan santan.

Perpaduan rasa gurih dan pedas-nya yang klop, dijamin bikin kamu kepengin nambah terus, lho! Agar lezatnya makin nampol, tak sedikit yang menikmati tum ayam dengan menambahkan segarnya lawar.

2. Ayam babato

ayam baboto (instagram.com/ tastemadeindonesia)

Teknik memasak ayam baboto tak beda jauh dengan tum ayam khas Bali, sama-sama dibungkus dengan cara ditum. Bahan dasarnya pun sama, lho, yakni menggunakan daging ayam.

Bedanya, daging ayam baboto dicincang kasar terlebih dulu sebelum diolah bersama bumbu. Bumbu ayam baboto terdiri dari rempah, cabai, dan santan.

Ada satu bahan yang asing banget untuk masakan pada umumnya, dan jadi ciri khas dari ayam baboto yakni keberadaan kacang kenari. Lauk kukus ini cukup populer di Papua dan Ternate, lho.

3. Bebek songkem

bebek songkem (instagram.com/bebek_songkem)

Selama ini banyak orang takut mengonsumsi bebek karena terkenal tinggi kolesterol. Bagaimana jadinya jika sudah diolah menjadi bebek songkem? Masih mau menyia-nyiakan lezatnya kuliner asal Madura ini?

Bebek songkem dimasak tanpa menggunakan santan sama sekali. Bumbunya terdiri dari rempah-rempah dan cabai. Usai semua bahan disatukan, lalu dibungkus daun pisang, bebek songkem dikukus kurang lebih tiga sampai empat jam.

Terbilang lama, sih. Tapi kamu gak bakal menyesal menikmati bebek songkem dengan tekstur daging nan lembut, tidak bau amis, serta minus kolesterol.

4. Botok

instagram.com/rennyrah

Bahan dasar pembuatan botok khas Jawa sangat bervariasi. Mulai dari tahu, tempe, petai cina, udang rebon, jamur, dan masih banyak lainnya. Yang pasti, ampas kelapa jadi bahan wajib yang tidak boleh terlupakan saat membuat botok.

Sama seperti lauk kukus sebelumnya. Bumbu botok tak jauh dari rempah-rempah, santan, dan cabai. Supaya menghasilkan rasa sedikit manis, tak sedikit yang memasukkan gula merah untuk bumbu.

5. Pepes

pepes ikan (instagram.com/_happytummyy)

Sama seperti botok, pepes juga bisa dibuat dari bahan dasar apapun, lho. Mau ikan, ayam, atau tahu yang nantinya dipilih sebagai bahan dasar, tak mengubah atau mengurangi bumbu wajib pepes.

Karena identik menggunakan daun kemangi. Pastikan menambahkan daun kemangi untuk pepes dalam jumlah yang banyak supaya makin sedap, dan menggugah selera makan.

6. Garang asem

garang asam (instagram.com/ketorecipesindonesia)

Garang asem merupakan lauk kukus yang akrab banget di lidah orang Jawa. Karena memiliki kuah bercita rasa gurih, pedas, dan asam, garang asam nikmat banget disantap di segala waktu, lho. Apalagi jadi santapan saat cuaca sedang dingin.

Garang asem sendiri berbahan utama daging ayam yang dikolaborasikan dengan bumbu, santan, cabai, dan belimbing wuluh. 

7. Rolade

rolade (instagram.com/dapur_brinis)

Rolade merupakan makanan gulung yang bisa dibuat dari daging cincang atau tahu. Selain dihidangkan layaknya steik yang disiram saus dan dilengkapi sayuran, rolade juga enak banget dijadikan lauk, lho.

Proses pembuatan rolade memang dikukus. Tapi, banyak proses akhirnya yang digoreng. Meski sebatas dikukus, tak mengurangi nikmatnya rolade sebagai lauk. Apalagi disajikan selagi hangat, aroma sedapnya menguap!

Selain lauk kukus yang sudah disebutkan tadi, masih banyak lagi olahan kukus yang bisa dijadikan santapan untuk diet makanan berminyak. Imbangi juga dengan mengonsumsi sayuran dan buah, ya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tifani Topan
EditorTifani Topan
Follow Us