8 Makanan Khas Natal di Indonesia, yang Mana Favoritmu?

Kalau Manado punya ayam rica-rica, maka ikan kuah kuning jadi andalan orang Ambon saat Natal tiba. Makanan yang terbuat dari ikan tuna atau ikan muba ini dimasak dengan kunyit dan aneka bumbu rempah sehingga menghasilkan cita rasa yang kuat dan pedas.

Menariknya, ikan kuah kuning ini bukan disantap dengan nasi. Meski sama enaknya kalau dimakan dengan nasi, ikan kuah kuning lebih sering disajikan dengan papeda yang terbuat dari sagu. Rasanya? Sepiring gak akan cukup kayaknya!

Dibandingkan ayam rica-rica, nama ayam budu-budu ini pasti agak asing. Namun, kalau soal rasa, kamu gak perlu meragukannya.

Buat orang Makassar, makan malam saat Natal gak akan komplet kalau gak ada ayam budu-budu di meja makan. Sekilas, ayam budu-budu ini mirip dengan sup ayam, hanya rasanya yang berbeda.

Hidangan ini terbuat dari daging ayam kampung yang dilumuri dengan air jeruk nipis, parutan jahe, lengkuas, dan garam. Daging ayam yang sudah dibumbui ini kemudian dimasak dengan air asam jawa hingga daging ayamnya matang sempurna. 

Dalam Bahasa Manado, rica artinya cabai atau pedas. Sesuai namanya, ayam rica-rica dimasak dengan menggunakan bumbu cabai. Makanya gak heran kalau rasa olahan ayam satu ini sanggup bikin lidah kepedasan.

Namun, meski pedasnya ayam rica-rica ini sanggup bikin keringatan, di Manado, ayam rica-rica merupakan makanan yang harus selalu ada saat Natal tiba. Mungkin levelnya sama seperti opor ayam di hari Lebaran.

Walaupun namanya agak unik, tapi makanan khas Natal satu ini gak benar-benar terbuat dari kodok, kok. Ayam kodok terbuat dari satu ekor ayam yang dibuang tulang dan jeroannya.

Ayam yang sudah bersih kemudian diberi aneka isian, seperti telur, daging cincang, dan rempah-rempah sebelum dimasak sampai matang. Nah, karena sudah tidak ada tulangnya dan diberi isian yang melimpah, ayam jadi terlihat seperti kodok. Ayam kodok konon terinspirasi dari kuliner Prancis, yakni ballotine.

Dari makanan berat, kita beralih ke aneka kue yaitu kue lapet. Kue satu ini agak susah ditemukan di Jakarta karena memang merupakan kue khas Tapanuli dan Batak. Kue lapet atau lampet terbuat dari tepung beras dan parutan kelapa.

Adonan kue lapet diisi dengan irisan gula merah, lalu dibungkus daun pisang dan dibentuk limas. Bagi orang Batak dan Tapanuli, kue lepet wajib ada dalam berbagai acara istimewa, termasuk juga Natal.

Selain ayam rica-rica, Manado juga terkenal dengan klappertaart. Meski merupakan kue khas Manado, kue ini sebenarnya merupakan salah satu warisan dari era kolonial Belanda. Dalam bahasa mereka, klappertaart artinya kue kelapa.

Kue ini terbuat dari kelapa, terigu, susu, telur, dan bahan lainnya. Biasanya, kue ini diberi taburan kismis dan kayu manis. Sama seperti ayam rica-rica, klappertaart hampir selalu ada di meja makan saat hari istimewa dirayakan, termasuk Natal.

Kue bagea dari Ternate juga harus masuk dalam daftar makanan khas Natal di Indonesia. Kue ini terbuat dari sagu dengan campuran kacang kenari yang mendominasi. Saat pertama kali digigit, kue bagea akan terasa keras.

Namun setelahnya, kamu pasti akan kesulitan untuk berhenti mengunyah. Kue bagea paling enak kalau dimakan bersama teh atau kopi. Lebih enak lagi kalau dimakannya ramai-ramai pas lagi berkumpul sama keluarga.

Bisa dibilang, nastar adalah kue wajib untuk hari besar keagamaan di Indonesia. Selama ini, nastar hanya identik dengan Hari Raya Idulfitri. Padahal, saat Natal pun, kue mungil ini selalu duduk manis di atas meja ruang makan atau ruang tamu.

Nastar disukai karena teksturnya empuk dengan kulit luar yang gurih dan rasa manis selai nanas dari dalam. Biasanya, nastar jadi target utama para tamu yang datang. Makanya bikinnya harus banyak, biar yang punya rumah juga gak kehabisan.

Natal memang istimewa. Selain merupakan hari raya keagamaan, Natal juga membuat kita dekat dengan orang-orang tersayang. Makanan khas Natal di atas juga bukan hanya membuat kamu kekenyangan, tapi juga membuat suasana jadi semakin menyenangkan.