Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Tidak Semua Daging Sapi Boleh Masuk Restoran Halal?

ilustrasi daging sapi (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Proses penyembelihan tidak sesuai dengan syariat islam
  • Kontaminasi silang dalam proses penyimpanan atau distribusi
  • Tidak memiliki sertifikasi halal yang resmi

Pernah kepikiran nggak, kenapa restoran halal tidak bisa sembarangan pakai segala jenis daging sapi dari distributor? Ternyata, ada banyak faktor yang bikin daging sapi belum tentu halal walaupun berasal dari jenis daging yang diperbolehkan dikonsumsi Umat Islam.

Restoran halal punya standar atau aturan ketat soal bahan baku, terutama daging. Bukan cuma soal rasa atau kualitas, tapi juga cara penyembelihan, tempat penyimpanan, sampai asal-usulnya harus jelas. Penasaran kenapa bisa seperti itu? Yuk, simak alasannya di bawah ini!

1. Proses penyembelihan tidak sesuai dengan syariat islam

ilustrasi menyembelih sapi (commons.wikimedia.org/Indonesiagood)

Tidak semua daging sapi yang beredar di pasaran telah disembelih sesuai dengan syariat Islam, padahal proses penyembelihan yang benar adalah kunci utama dalam menentukan kehalalan suatu daging.

Dalam Islam, penyembelihan harus dilakukan oleh seorang muslim yang berakal dan telah baligh, bukan oleh mesin otomatis yang sering digunakan di negara minoritas. Selain itu, sangat penting untuk menyebut nama Allah dan harus memutus tiga saluran utama di leher sekaligus.

2. Kontaminasi silang dalam proses penyimpanan atau distribusi

ilustrasi tempat penyimpanan daging (pexels.com/Mark Stebnicki)

Kontaminasi silang bisa menjadi salah satu alasan utama mengapa tidak semua daging sapi dapat diterima di restoran halal, meskipun daging tersebut berasal dari hewan yang halal. Dalam proses distribusi dan penyimpanan, daging bisa saja bersentuhan secara langsung atau tidak langsung dengan bahan haram, seperti daging sapi yang disimpan bersama produk non-halal tanpa adanya pemisah, wadah, atau ruang pendingin yang layak, akan sangat rentan tercemar. Selain itu, penggunaan alat pemotong yang sebelumnya memproses produk haram juga bisa menjadikan daging sapi tersebut tidak layak konsumsi bagi muslim.

3. Tidak memiliki sertifikasi halal yang resmi

ilustrasi logo halal (freepik.com/freepik)

Tanpa adanya sertifikasi halal resmi, kehalalan daging sapi menjadi semakin diragukan, meskipun secara fisik tampak bersih dan layak konsumsi. Restoran halal umumnya hanya menerima daging yang telah disertifikasi oleh lembaga halal yang diakui, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sertifikat tersebut menjamin bahwa seluruh proses mulai dari penyembelihan hingga distribusi, telah memenuhi standar.

4. Daging impor dari negara non muslim tidak bisa dipastikan kehalalannya

ilustrasi daging import (pexels.com/Dana Sredojevic)

Daging impor yang berasal dari negara non-muslim seringkali tidak bisa dipastikan kehalalannya, meskipun berasal dari hewan yang boleh dikonsumsi umat muslin seperti sapi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan standar dan prosedur penyembelihan di negara-negara tersebut, di mana banyak dari negara itu menggunakan metode pemotongan mekanis tanpa menyebut nama Allah.

Selain itu, tidak semua negara minoritas Islam memiliki lembaga sertifikasi halal yang kredibel atau diakui secara internasional. Tanpa adanya transparansi dan pengawasan yang jelas, restoran halal tentu tidak bisa mengambil risiko ini karena menyangkut kepercayaan konsumen.

Inilah beberapa alasan mengapa restoran halal sangat selektif dalam menerima daging sapi. Karena bagi mereka, menjaga amanah dan kepercayaan konsumen adalah tanggung jawab yang tak bisa ditawar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us