Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Resep Purin Klasik, Puding Karamel dari Jepang yang Super Silky!

resep purin klasik - custard pudding khas jepang (freepik.com/mrsiraphol)

Purin merupakan salah satu makanan penutup yang sangat populer di Jepang. Makanan ini memiliki bentuk yang hampir mirip dengan flan, dan dibuat menggunakan bahan-bahan seperti telur, susu, gula, dan karamel.

Sajian satu ini terkenal memiliki rasa manis memikat dengan tekstur yang silky, sehingga cocok sekali untuk dijadikan pencuci mulut andalan keluarga. Tak harus jauh-jauh ke restoran Jepang, kamu juga bisa membuat purin sendiri di rumah dengan bahan-bahan sederhana.

Berikut ini terdapat resep purin klasik yang dilansir dari The Spruce Eat yang bisa kamu jadikan referensi membuat makanan baru di rumah. Yuk, simak!

Bahan Purin

telur dalam mangkuk (pixabay.com/dariopes)

Bahan karamel:

  1. 3 sdm air hangat
  2. 6 sdm gula pasir

Bahan puding:

  1. 4 butir telur
  2. 2 cangkir susu (± 500 ml)
  3. ⅔ cangkir gula pasir
  4. 1 sdt ekstrak vanila

Cara Membuat Purin

Memasak karamel (pixabay.com/Olivia Portrat)

  1. Langkah pertama, siapkan wadah untuk mencetak puding. Pastikan kamu menggunakan cetakan individual supaya lebih cantik dan mudah disajikan.
  2. Bila khawatir adonan puding akan lengket, kamu bisa mengolesinya menggunakan sedikit minyak ataupun mentega. Sisihkan.
  3. Langkah berikutnya, buat adonan karamel dengan cara menyiapkan saucepan atau wajan anti lengket lainnya. Setelah itu, masukkan 2 sendok makan air hangat dan juga 6 sendok makan gula pasir.
  4. Masak adonan dan diamkan sampai warnanya berubah menjadi agak kecokelatan. Setelah itu, masukkan kembali 1 sendok makan air untuk menghasilkan karamel yang tepat.
  5. Setelah karamel siap, kamu harus langsung memasukannya ke dalam cetakan supaya tidak langsung mengeras. Sisihkan.
  6. Setelah itu, siapkan kembali saucepan atau panci bersih. Kemudian, masukkan susu cair ke dalamnya. Setelah itu, pindahkan panci ke atas kompor dan hangatkan dengan suhu api sedang.
  7. Bila kamu memiliki termometer, pastikan untuk menghangatkan susu sampai 140 derajat fahrenheit. Tetapi, jika kamu tidak memiliki termometer, kamu bisa menghangatkannya hanya sampai hampir mendidih.
  8. Langkah berikutnya, kamu bisa memasukkan gula pasir dan ekstrak vanila ke dalam adonan susu. Aduk-aduk sampai gula tersebut larut dengan baik. Sisihkan dari kompor.
  9. Selanjutnya, siapkan mangkuk bersih, kemudian pecahkan 4 butir telur ke dalamnya. Kemudian aduk sampai putih dan kuningnya tercampur merata.
  10. Setelah itu, kamu bisa memasukkan adonan susu ke dalam adonan telur. Lakukan dengan hati-hati dan pastikan susu tidak dalam kondisi yang sangat panas, aduk rata.
  11. Kamu juga bisa menyaring adonan tersebut sembari dimasukkan ke dalam cetakan puding.
  12. Jika kamu mendapati adanya gelembung-gelembung kecil yang terperangkap dalam cetakan, maka kamu bisa memecahkannya untuk menghasilkan puding yang mulus.
  13. Setelah itu, siapkan kukusan dengan api sangat kecil, kemudian kukus selama kurang lebih 15 atau 20 menit sampai adonan tersebut terlihat set. Matikan api.
  14. Keluarkan adonan puding dari dalam kukusan dan biarkan dingin di suhu ruang.
  15. Setelah itu, masukkan purin ke dalam kulkas selama 3 atau 4 jam. Kalau sudah, maka purin bisa langsung dinikmati.

Tips Memasak Purin

ilustrasi puding purin (unsplash.com/Nha Van)

  1. Pastikan untuk menggunakan telur segar, karena jika kamu menggunakan telur yang kurang baik, hasilnya akan terlalu amis dan berbau kurang enak.
  2. Pastikan untuk memasak karamel dalam suhu yang rendah untuk mencegah supaya adonan gula tidak cepat gosong.
  3. Pastikan kamu mengocok bahan dengan lembut, terutama ketika mencampur telur. Jangan dikocok terlalu keras atau terlalu lama, karena nantinya akan berpengaruh terhadap tekstur keseluruhan dari puding.
  4. Untuk rasa yang lebih pekat dan intens, kamu juga bisa memasukkan heavy whipping cream ke dalam adonan.
  5. Kamu perlu menyaring campuran untuk memastikan tidak ada gumpalan kecil yang merusak tekstur purin. Dengan melakukan penyaringan, kamu akan mendapatkan puding yang lebih halus dan lembut.
  6. Selain itu, kamu juga bisa memasak hidangan ini menggunakan metode au bain marie yang dilakukan di dalam oven. Kamu bisa memegangnya dengan suhu sekitar 160-170 derajat celcius (tergantung resep dan oven), selama kurang lebih 40 menit.
  7. Sebelum dimasukkan ke dalam kulkas, kamu harus memastikan bahwa purin sudah dingin secara perlahan di suhu ruang supaya hasilnya lebih maksimal.

Tips dan Cara Menyimpan Purin

olahan purin (pixabay.com/Lebensmittelfotos)

  1. Untuk penyimpanan yang lebih lama, kamu bisa memanfaatkan kulkas dalam proses menyimpan purin.
  2. Tetapi perlu diketahui bahwa purin biasanya hanya tahan selama kurang lebih 2 atau 3 hari di dalam kulkas.
  3. Purin tidak disarankan untuk ditaruh di freezer atau dibekukan karena nantinya akan mempengaruhi rasa puding secara keseluruhan. Sehingga lebih baik buat dalam jumlah terbatas namun langsung habis supaya tidak disimpanterlalu lama.
  4. Selain itu, kamu juga bisa menyimpan purin di dalam kulkas menggunakan penutup supaya permukaan purin terlindungi dan kualitasnya tetap terjaga.
  5. Hindari juga menyimpan purin di dekat makanan atau bahan masakan yang memiliki aroma kuat. Itu lantaran purin berpotensi menyerap aroma sehingga nantinya rasa dari hidangan ini akan cepat berubah.

Purin merupakan salah satu puding khas Jepang yang dibuat menggunakan bahan-bahan sederhana. Hidangan ini cocok sekali dijadikan makanan pencuci mulut di rumah saat bersantai atau untuk acara penting.

Sajian tersebut juga bisa dibuat dengan mudah sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk memperoleh penganan manis yang sedap. Oleh sebab itu, kamu bisa membuatnya sendiri di rumah berdasarkan resep dan tips di atas. Yuk, masak!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us