8 Kesalahan Umum saat Membuat Puding, Berair dan Gak Mulus!
Puding adalah salah satu hidangan penutup yang sangat populer. Makanan ini umumnya dibuat menggunakan bahan-bahan seperti susu, gula, agar-agar, jeli, gelatin, dan sebagainya. Puding memiliki tekstur yang cukup lembut dan sering disajikan bersama aneka macam topping untuk menghadirkan rasa manis yang lebih optimal.
Pembuatan puding sendiri bisa dilakukan dengan mencampur bahan-bahan dan memasaknya di atas api. Tetapi, kadangkala proses pembuatan yang tidak diperhatikan dengan benar bisa menyebabkan puding yang tidak mulus, bahkan berair dan membuatnya tidak tahan lama.
Oleh sebab itu, kamu harus mengetahui terlebih dahulu delapan kesalahan umum membuat puding yang membuat makanan ini jadi kurang sedap. Yuk, simak berdasarkan catatan di bawah ini!
1. Memasukkan bubuk agar-agar atau jeli saat bahan cair mendidih bisa bikin adonan sulit diaduk. Campur bahan saat api belum dinyalakan
2. Rasio bahan yang tidak seimbang bisa membuat puding gagal dan tidak memperoleh tekstur maupun rasa yang seharusnya
3. Proses mengaduk adonan yang dilakukan sembarangan bisa bikin adonan tak larut dan menyebabkan tekstur yang kurang enak
4. Mengganti bahan dengan komponen tidak setara bisa mempengaruhi hasil akhir puding, bahkan membuatnya berair atau sulit ngeset
5. Memasak adonan terlalu lama di suhu tinggi berpotensi memecah adonan puding dan rentan membuatnya berair, bahkan sulit mengeras
6. Langsung memasukkan adonan sangat panas ke dalam cetakan akan menjebak udara dan membuat puding bergelembung
7. Tidak memecah gelembung saat adonan dituangkan ke dalam cetakan bakal menghasilkan puding yang tidak mulus
8. Langsung memindahkan dari suhu panas (panci masak) ke dalam lemari es berpotensi besar menghasilkan puding yang berair
Puding merupakan salah satu makanan klasik yang sederhana, tetapi pembuatannya cukup tricky sehingga sering kali menimbulkan hidangan yang tidak sesuai keinginan karena berpotensi menjadi berair, tidak mulus, bahkan susah nge-set. Oleh sebab itu, kamu bisa mengetahui penyebabnya berdasarkan informasi di atas dan menjadi evaluasi agar tidak dilakukan lagi ke depannya.
