Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Demensia Bisa Dicegah? Ini 5 Fakta yang Bikin Kamu Lebih Aware!

ilustrasi orang tua dan anak
ilustrasi orang tua dan anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Demensia bukan bagian normal dari penuaan, bisa dicegah lewat gaya hidup sehat.
  • Gaya hidup sehat seperti aktivitas fisik, pola makan seimbang, dan interaksi sosial dapat menurunkan risiko demensia.
  • Interaksi sosial, musik, seni, dan awareness sejak muda berperan penting dalam mencegah demensia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Demensia sering dianggap cuma soal pikun, padahal faktanya jauh lebih kompleks. Data global menunjukkan jutaan orang di dunia hidup dengan kondisi ini, dan angka terus bertambah setiap tahun.

Gaya hidup sehat ternyata bisa jadi kunci untuk menurunkan risiko, mulai dari olahraga, menjaga kesehatan mental, sampai aktif bersosialisasi. Yuk, kenali fakta-fakta penting tentang demensia dan mulai peduli pada kesehatan otak sejak sekarang!

1. Demensia bukan bagian normal dari penuaan

Orang lanjut usia sedang membaca
Orang lanjut usia sedang membaca (pexels.com/SHVETS production)

Banyak orang masih mengira demensia itu wajar terjadi saat usia menua. Padahal, menurut WHO, demensia adalah kondisi medis yang bisa dicegah atau ditunda lewat gaya hidup sehat. Jadi, jangan langsung menganggap pikun sebagai hal biasa, karena bisa jadi itu tanda awal gangguan otak. Fakta ini bikin kita lebih aware bahwa kesehatan otak harus dijaga sejak muda.

Menariknya, riset menunjukkan bahwa faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan depresi bisa mempercepat munculnya demensia. Itu artinya, menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan juga berdampak pada otak. Jadi, semakin kita peduli pada kesehatan fisik, semakin kecil kemungkinan otak mengalami gangguan serius. Saatnya mulai mengubah mindset bahwa demensia bukan sekadar “takdir usia tua”.

2. Gaya hidup sehat bisa jadi tameng

ilustrasi lari pagi
ilustrasi lari pagi (pexels.com/Ketut Subiyanto)

The Lancet Commission 2024 menegaskan bahwa gaya hidup sehat punya peran besar dalam menurunkan risiko demensia. Aktivitas fisik rutin, pola makan seimbang, dan menjaga kesehatan mental terbukti membantu otak tetap aktif. Bahkan, interaksi sosial seperti ngobrol dengan teman atau ikut komunitas bisa jadi “vitamin” buat otak. Semua ini bukan teori kosong, tapi hasil penelitian global.

Bayangkan, hanya dengan kebiasaan sederhana seperti jalan kaki 30 menit sehari, risiko demensia bisa berkurang. Ditambah lagi, menjaga pola tidur yang cukup dan berkualitas juga penting. Jadi, gaya hidup sehat bukan cuma bikin tubuh fit, tapi juga bikin otak lebih tahan terhadap gangguan. Lifestyle sehat itu investasi jangka panjang yang hasilnya terasa di masa depan.

3. Interaksi sosial jadi "vitamin otak"

ilustrasi ngobrol bareng teman
ilustrasi ngobrol bareng teman (freepik.com/tirachardz)

Penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial bisa menurunkan risiko demensia. Aktivitas sederhana seperti ngobrol, ikut komunitas, atau sekadar hangout bareng teman punya dampak besar. Otak kita butuh stimulasi, dan interaksi sosial adalah salah satu cara paling efektif. Jadi, jangan remehkan kekuatan ngobrol santai.

Selain bikin otak aktif, interaksi sosial juga menjaga kesehatan mental. Rasa bahagia dan koneksi emosional bisa jadi pelindung alami dari stres. Stres yang berlebihan justru bisa mempercepat gangguan otak. Jadi, menjaga circle sosial itu sama pentingnya dengan menjaga pola makan sehat.

4. Musik dan seni jadi terapi efektif

ilustrasi wanita mendengarkan musik
ilustrasi wanita mendengarkan musik (pexels.com/ George Milton)

Terapi musik dan seni terbukti membantu penderita demensia merasa lebih tenang. Musik bisa memicu memori lama, sementara seni memberi ruang ekspresi. Aktivitas ini bukan hanya menyenangkan, tapi juga punya efek terapeutik. Banyak komunitas di dunia sudah menerapkan metode ini.

Selain itu, musik dan seni juga bisa jadi jembatan komunikasi antara penderita dan keluarga. Saat kata-kata sulit diucapkan, ekspresi lewat seni bisa jadi pengganti. Hal ini bikin hubungan tetap hangat dan penuh makna. Jadi, seni bukan sekadar hobi, tapi juga terapi yang powerful.

5. Awareness sejak muda itu penting

ilustrasi membaca buku di pagi hari
ilustrasi membaca buku di pagi hari (pexels.com/George Milton)

Gen Z dan milenial punya peran besar dalam mencegah demensia. Mulai dari gaya hidup sehat, menjaga kesehatan mental, sampai aktif bersosialisasi. Semua kebiasaan ini bisa jadi tameng di masa depan. Jangan tunggu tua untuk peduli pada otak.

Awareness sejak muda bikin kita lebih siap menghadapi tantangan kesehatan. Selain itu, kita juga bisa jadi support system bagi keluarga atau orang sekitar. Jadi, peduli pada demensia bukan hanya soal diri sendiri, tapi juga soal komunitas. Semakin banyak yang peduli, semakin besar peluang untuk menekan angka kasus global.

Demensia bukan sekadar isu medis, tapi juga isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Fakta global menunjukkan bahwa gaya hidup sehat, interaksi sosial, dan rehabilitasi bisa jadi kunci penting. Awareness sejak muda bikin kita lebih siap menghadapi masa depan. Yuk, mulai peduli pada kesehatan otak sekarang juga, karena otak sehat adalah modal utama untuk hidup produktif dan bahagia!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Kami Bisa Menebak Kamu Kekurangan Vitamin Apa!

24 Nov 2025, 16:35 WIBHealth