- Polysaccharide conjugate vaccine (PCV)
Informasi Lengkap Vaksin Pneumonia: Dosis, Manfaat, Risiko

- Pneumonia pneumokokus adalah penyebab umum pneumonia di luar rumah sakit atau fasilitas kesehatan, disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.
- Ada dua jenis vaksin pneumonia yang diberikan melalui suntikan, yang mana ini direkomendasikan untuk anak-anak, orang dewasa berisiko tinggi, serta lansia di atas 65 tahun.
- Vaksinasi pneumonia penting untuk mencegah infeksi berat yang bisa berakibat fatal, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, lansia di atas 65 tahun, serta orang dengan sistem imun lemah.
Bakteri pneumokokus (pneumococcal) adalah sekelompok bakteri yang bisa menimbulkan infeksi serius. Dampaknya tidak main-main, mulai dari infeksi darah, radang selaput otak, hingga pneumonia.
Salah satu bentuk yang paling dikenal adalah pneumonia pneumokokus. Pada kondisi ini, kantung udara di paru-paru terisi cairan atau nanah, membuat penderitanya kesulitan bernapas dan merasa sangat lemah.
Infeksi pneumokokus bisa mengancam jiwa, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, lansia di atas 65 tahun, serta orang dengan sistem imun lemah. Tubuh mereka tidak memiliki pertahanan cukup kuat untuk melawan serangan bakteri ini.
Nah, di sinilah vaksin pneumokokus atau vaksin pneumonia berperan penting. Vaksin ini membantu melindungi tubuh dari infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus, sehingga risiko komplikasi berbahaya dapat ditekan.
1. Apa itu pneumonia pneumokokus?
Pneumonia pneumokokus adalah salah satu penyebab paling umum dari pneumonia yang didapat di komunitas, artinya infeksi ini terjadi di luar rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
Penyebab utamanya adalah bakteri Streptococcus pneumoniae (S. pneumoniae). Bakteri ini menyebar melalui cairan pernapasan seperti air liur dan lendir, serta lewat batuk, bersin, atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Infeksi pneumokokus bisa muncul bersamaan dengan penyakit pernapasan lain, misalnya flu atau COVID-19. Hal ini terjadi karena sistem imun sudah melemah akibat penyakit sebelumnya, sehingga tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri tambahan.
Bahaya pneumonia terletak pada dampaknya terhadap paru-paru. Kantong udara di satu atau kedua paru bisa terisi cairan atau nanah, menyebabkan kesulitan bernapas, bahkan berujung pada gagal napas. Infeksi biasanya bermula di hidung. Sebagian orang mampu mengatasinya, tetapi jika tidak, infeksi bisa masuk lebih dalam hingga menimbulkan gejala di saluran pernapasan bawah, seperti batuk, demam, nyeri dada, menggigil, serta napas cepat atau sesak.
Infeksi pneumokokus tidak hanya menyebabkan pneumonia, tetapi juga bisa memicu penyakit lain seperti infeksi telinga, sinusitis, hingga kondisi yang lebih serius seperti meningitis (radang selaput otak dan sumsum tulang belakang) atau bakteremia (infeksi pada aliran darah). Dua kondisi terakhir adalah yang paling ditakuti karena bisa berakibat fatal, terutama pada anak kecil, lansia, atau orang dengan penyakit tertentu.
2. Jenis vaksin pneumonia
Untuk melindungi diri dari infeksi pneumokokus, ada dua jenis vaksin yang tersedia. Keduanya diberikan melalui suntikan, biasanya di otot lengan atau paha.
Vaksin ini direkomendasikan untuk semua anak kecil, orang dengan risiko tinggi terkena infeksi pneumokokus berat, serta orang dewasa berusia di atas 65 tahun. PCV hadir dalam beberapa varian, tergantung jumlah jenis bakteri pneumokokus yang dilindungi: PCV13, PCV15, dan PCV20. Makin tinggi angka valensi, makin banyak jenis bakteri yang tercakup.
- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV)
Vaksin ini juga diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang berisiko tinggi, serta mereka yang berusia di atas 65 tahun. PPSV dikenal sebagai vaksin 23-valent, artinya melindungi terhadap 23 jenis bakteri pneumokokus.
3. Mengapa vaksinasi pneumokokus penting?

Penyakit pneumokokus banyak ditemukan pada anak-anak, tetapi risiko paling besar justru dialami oleh orang dewasa lanjut usia. Pada kelompok ini, infeksi bisa berkembang menjadi penyakit serius bahkan berakibat fatal.
Vaksin pneumonia hadir sebagai perlindungan. Vaksin ini membantu mencegah berbagai infeksi pneumokokus, termasuk bentuk yang paling berbahaya, yaitu penyakit invasif.
Apa itu penyakit invasif? Kondisi ini terjadi ketika bakteri masuk ke bagian tubuh yang seharusnya bebas dari kuman, seperti darah. Begitu bakteri menyerang area tersebut, infeksi biasanya sangat serius dan dalam beberapa kasus bisa berujung pada kematian.
Dengan vaksinasi, peluang untuk terhindar dari komplikasi berat menjadi jauh lebih besar. Vaksin bukan hanya melindungi individu, tetapi juga membantu menjaga kesehatan komunitas secara keseluruhan.
4. Siapa yang perlu mendapatkan vaksin pneumonia?
Vaksin pneumonia direkomendasikan untuk kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi, baik karena usia, sistem imun yang lemah, maupun kondisi kesehatan kronis.
Berikut kelompok yang disarankan:
- Orang berusia 50 tahun ke atas. Seiring bertambahnya usia, sistem imun tidak lagi sekuat dulu sehingga tubuh lebih sulit melawan infeksi pneumonia. Semua orang dewasa di atas 50 tahun dianjurkan mendapat vaksin pneumonia.
- Anak-anak yang usianya di bawah 5 tahun.
- Dewasa usia 19–49 tahun dengan sistem imun lemah. Banyak penyakit dapat melemahkan daya tahan tubuh, membuat infeksi pneumonia lebih mudah menyerang.
- Pasien penyakit kronis seperti penyakit jantung, anemia sel sabit, penyakit hati kronis, diabetes, emfisema, asma, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Kondisi ini membuat sistem imun lebih rentan.
- Orang yang menjalani kemoterapi, penerima transplantasi organ, serta penderita HIV/AIDS.
- Perokok. Merokok dalam jangka panjang dapat merusak rambut halus di dalam paru-paru yang berfungsi menyaring kuman, sehingga pertahanan tubuh melemah.
- Peminum alkohol berat. Konsumsi alkohol berlebihan dapat menurunkan fungsi sel darah putih, sehingga tubuh lebih sulit melawan infeksi.
- Orang yang baru pulih dari operasi besar atau sakit parah. Misalnya pasien ICU yang pernah menggunakan ventilator, atau mereka yang sedang dalam masa pemulihan dari cedera serius. Saat sistem imun sibuk memperbaiki tubuh, kemampuan melawan kuman berkurang.
5. Siapa yang tidak boleh mendapatkan vaksin pneumonia?
Tidak semua orang bisa langsung menerima vaksin pneumonia. Ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan:
- Riwayat alergi berat. Orang yang pernah mengalami reaksi alergi serius terhadap vaksin pneumonia (atau versi sebelumnya), maupun terhadap salah satu komponen vaksin, sebaiknya tidak divaksin sebelum berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
- Sedang sakit. Jika seseorang sedang tidak enak badan atau mengalami penyakit akut, vaksinasi sebaiknya ditunda hingga kondisi membaik.
6. Sudah pernah divaksinasi, apakah nantinya perlu booster?

Seiring waktu, respons imun tubuh bisa menurun. Itulah sebabnya, orang dewasa dan sebagian anak dengan risiko tinggi yang sudah pernah mendapatkan vaksin pneumonia mungkin memerlukan dosis tambahan (booster).
Keputusan ini tidak sama untuk semua orang. Dokter atau tenaga kesehatan akan menilai kebutuhan booster berdasarkan riwayat vaksinasi, kondisi kesehatan, serta rekomendasi medis terbaru.
7. Manfaat vaksinasi pneumokokus
Berikut ini beberapa manfaat dari vaksinasi pneumonia:
- Pengurangan biaya kesehatan
- Vaksin pneumonia mengurangi kunjungan ke dokter, rawat inap, dan kebutuhan obat karena infeksi pneumokokus. Dengan makin sedikit penyakit berat, beban finansial sistem kesehatan bisa ditekan.
- Peningkatan kesehatan umum
- Mengurangi morbiditas (sakit jangka panjang) dan mortalitas (kematian) akibat penyakit pneumokokus seperti pneumonia, meningitis, dan sepsis.
- Meningkatkan kualitas hidup karena orang yang divaksinasi cenderung jauh lebih sedikit mengalami komplikasi berat.
- Keuntungan produktivitas
- Outcome-related productivity gains: Orang dewasa yang divaksinasi bisa lebih aktif bekerja karena lebih jarang sakit.
- Care-related productivity gains: Waktu pengasuh atau caregiver bisa lebih efisien karena orang yang divaksinasi lebih sehat, jadi beban merawat berkurang.
- Keuntungan komunitas
- Vaksinasi dapat mengurangi penyebaran pneumokokus di masyarakat, memberikan perlindungan tidak hanya bagi yang divaksinasi, tetapi juga bagi orang lain (efek herd immunity).
- Ada potensi memperlambat resistansi antibiotik karena lebih sedikit orang yang butuh antibiotik ketika infeksi pneumokokus bisa dicegah.
- Pengurangan risiko dan “ketenangan pikiran”
- Vaksin memberikan nilai psikologis dengan mengurangi kecemasan dan ketidakpastian risiko sakit berat akibat pneumokokus.
- Ada manfaat sosial-ekonomi: orang sehat bisa lebih produktif di komunitas dan keluarga, serta mengurangi kesenjangan sosial karena penyakit pneumokokus cenderung lebih parah pada kelompok miskin.
- Manfaat tambahan
- Orang dewasa yang sehat dapat memberikan kontribusi lebih besar pada keluarga dan komunitas (misalnya merawat cucu, ikut kegiatan sosial) karena risiko penyakit menurun.
- Vaksinasi bisa mengurangi ketimpangan kesehatan karena penyakit pneumokokus sering lebih menimpa kelompok rentan dan miskin. Vaksin membantu memastikan perlindungan lebih merata.
8. Adakah risiko vaksin pneumonia?
Secara umum, vaksin pneumonia aman. Namun, seperti vaksin lain, ada beberapa efek samping yang bisa muncul:
- Reaksi ringan di area suntikan: kemerahan, nyeri, atau bengkak.
- Gejala umum: demam, menggigil, hilang nafsu makan, atau sakit kepala. Biasanya hanya berlangsung 1–2 hari.
Efek samping yang paling serius adalah reaksi alergi berat. Kondisi ini memang bisa mengancam jiwa, tetapi sangat jarang terjadi, diperkirakan hanya sekitar 1 kasus dari setiap 1 juta dosis yang diberikan.
9. Apakah vaksin pneumokokus efektif dan aman?

Suntikan vaksin pneumonia terbukti efektif. Diperkirakan mampu menurunkan risiko penyakit pneumokokus invasif setidaknya hingga 50 persen, dan efektivitasnya bisa lebih tinggi tergantung usia serta kondisi kesehatan penerima.
Sebagian besar orang yang menerima vaksin pneumonia tidak mengalami masalah serius. Sama seperti obat, vaksin juga bisa menimbulkan efek samping, tetapi biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Dari sisi keamanan, vaksin ini dianggap aman. Efek samping yang paling sering muncul biasanya ringan
Efek samping ringan
PCV15, PCV20, or PCV21 | Kemerahan, bengkak, nyeri, atau nyeri tekan di area suntikan. Demam atau menggigil. Kehilangan nafsu makan. Rewel (iritabilitas) pada anak kecil. Merasa lelah. Sakit kepala. Nyeri otot atau nyeri sendi. |
PPSV23 | Kemerahan, bengkak, nyeri, atau nyeri tekan di area suntikan. Merasa lelah. Demam. Nyeri otot. |
Gejala tersebut biasanya hanya berlangsung 1–2 hari.
Efek samping serius berupa reaksi alergi berat memang bisa terjadi, tetapi sangat jarang. Jika muncul tanda-tanda seperti pusing, biduran, detak jantung cepat, sesak napas, pembengkakan di wajah atau tenggorokan, serta rasa lemah, segera cari pertolongan medis darurat.
Vaksin pneumonia membantu mencegah infeksi bakteri S. pneumoniae. Meski tidak bisa mencegah semua kasus, tetapi vaksin ini secara signifikan menurunkan risiko terkena infeksi.
Kelompok yang dianjurkan untuk mendapatkan vaksin pnemonia antara lain orang berusia 50 tahun ke atas, anak-anak usia di bawah 5 tahun, dan orang dewasa usia 19–49 tahun dengan sistem imun lemah. Satu kali vaksinasi dapat memberi perlindungan seumur hidup, dengan efek samping yang umumnya ringan.
Referensi
Elizabeth T. Cafiero-Fonseca et al., “The Full Benefits of Adult Pneumococcal Vaccination: A Systematic Review,” PLoS ONE 12, no. 10 (October 31, 2017): e0186903, https://doi.org/10.1371/journal.pone.0186903.
"Pneumococcal Vaccination." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses November 2025.
"Should I Get the Pneumococcal Vaccine? 5 Things to Know." Yale Medicine. Diakses November 2025.
"Pneumococcal Vaccines." American Thoracic Society. Diakses November 2025.
"Do I Need a Pneumonia Vaccine?" WebMD. Diakses November 2025.


















