Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels/Inzmam Khan

Gangguan kecemasan atau dalam Bahasa medis sering disebut “Anxiety Disorder”, ternyata cukup lumrah terjadi, dan gangguan ini bisa menimbulkan efek cukup menarik pada otak penderita.

Sekitar 20 persen warga Amerika menderita gangguan mental, seperti yang dilansir dari Anxiety And Depression Association of America. Diidap oleh sekitar 40 juta warga Amerika, Anxiety adalah gangguan mental paling umum di negara tersebut.

Di Indonesia sendiri angka kejadian anxiety disorder masih belum jelas, namun dilansir dari honestdocs.id, diperkirakan jumlah penderitanya adalah sekitar 2 persen sampai dengan 5 persen dari masyarakat Indonesia.

Meskipun gangguan mental ini cukup sering terjadi, masih banyak hal yang belum orang awam ketahui tentang dampak Anxiety Disorder pada otak. Dr. Alex Anastasiou, spesialis psychiatrist pengobatan Anxiety menjelaskan, “Kecemasan adalah cara otak untuk memperingatkan diri kita akan bahaya.”

Saat otak berpikir kita sedang dalam bahaya, hal ini memacu pelepasan sejumlah hormon, termasuk hormon adrenaline dan kortisol.“Zat kimiawi ini memberi kita reaksi melarikan diri atau menyerang, meningkatkan reflex, persepsi, dan kecepatan,” seperti yang dijelaskan oleh Dr. Carolyn Dean, MD, ND, spesialis sleep, diet and nutrition.

Saat situasi berakhir, hormon-hormon tersebut seharusnya kembali kepada kadar normalnya. Namun, Anxiety Disorder menyebabkan kamu terus-menerus merasa terancam dan menimbulkan kelebihan pelepasan hormon-hormon tadi. Dr. Anastasiou menambahkan, kortisol bisa mempengaruhi banyak hal dari pembuatan keputusan sampai mempengaruhi ingatan. Meskipun ‘tekanan’ tersebut bertujuan untuk menolong kita bereaksi merespon situasi berbahaya, terlalu banyak hormon anxiety bisa berdampak tidak baik pada otak.

Berikut penjelasan dari para ahli mengenai fakta-fakta yang perlu kita tahu mengenai gangguan mental yang tanpa disadari menyerang banyak orang ini.

1.Mempengaruhi memori jangka pendek

pixabay.com/RobinHiggins

Kalau kamu merasa menjadi semakin pelupa selama mengalami masa kecemasan parah, itu ada penjelasan ilmiahnya. Peningkatan hormon kortisol karena gangguan kecemasan akut menyusutkan hippocampus, yang merupakan “pusat ingatan dalam otak”.

Efek Anxiety pada hippocampus akan terekam dan bisa menyebabkan seseorang menjadi pelupa dan kebingungan. Patut diingat, efek lupa ini biasanya terjadi pada gangguan kecemasan kronis, bukan sekadar karena stres sementara.

2.Membuat kamu menjadi semakin impulsif

Editorial Team

Tonton lebih seru di