Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Mitos seputar Makanan yang Bisa Mencegah atau Menyembuhkan COVID-19

ilustrasi makan sup (unsplash.com/Henrique Félix)
ilustrasi makan sup (unsplash.com/Henrique Félix)

Sejak pandemik COVID-19 berlangsung, banyak orang yang gencar mencari berbagai hal untuk melindungi diri dari virus corona SARS-CoV-2. Mulai dari masker, sabun cuci tangan, hand sanitizer, suplemen, hingga makanan sehat.

Sayangnya, kita tak cuma harus menghadapi pandemik, tetapi juga berbagai disinformasi mengenainya. Salah satunya ada berbagai kabar seputar makanan yang katanya bisa menyembuhkan COVID-19. Telah dibantah oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), institusi kesehatan lainnya, serta para ahli kesehatan, inilah penjelasan seputar mitos tersebut beserta faktanya.

1. Mengonsumsi minuman panas dan menghirup uap panas dapat membunuh virus corona penyebab COVID-19

ilustrasi menghirup uap panas (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi menghirup uap panas (pexels.com/Pixabay)

Baik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan WHO tidak menyarankan terapi uap atau uap yang dihirup dari minuman dengan bahan apa pun sebagai pembunuh SARS-CoV-2. Ini pun tidak ada bukti ilmiah yang membuktikannya.

Terapi uap dapat membantu mengencerkan lendir sebagai pengobatan penunjang saat pilek atau flu, tetapi secara keseluruhan studi ilmiah yang menunjukkan bukti kegunaannya masih kurang.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Spanish Pediatrics Association tahun 2015 menyebut bahwa terapi inhalasi uap bisa membawa risiko cedera luka bakar. Teknik ini biasa dilakukan dengan menutupi kepala dengan handuk di atas panci berisi air panas bisa berisiko, bahkan berpotensi berkontak langsung dengan panci panas tersebut.

2. Minum atau berkumur air lemon dapat membunuh virus corona

ilustrasi air lemon (pexels.com/Julia Zolotova)
ilustrasi air lemon (pexels.com/Julia Zolotova)

Asal mulanya adalah teori bahwa SARS-CoV-2 tidak dapat hidup di lingkungan asam. Jadi, minum atau berkumur dengan air lemon atau jus lemon dianggap dapat membunuh virus tersebut. Idenya adalah, dengan mengonsumsi lemon tingkat pH tubuh akan meningkat, sehingga virus tak bisa bertahan hidup. Sayangnya, teori tersebut salah. Jus lemon atau air lemon tidak akan memberi perlindungan terhadap COVID-19, mengutip Cleveland Clinic.

Meski demikian, lemon mengandung vitamin C, nutrisi esensial yang dapat menunjang kesehatan tubuh secara keseluruhan.

3. Berkumur dengan air garam hangat atau cuka akan membunuh virus corona

ilustrasi berkumur dengan air garam (medicalnewstoday.com)
ilustrasi berkumur dengan air garam (medicalnewstoday.com)

Klaim ini telah dibantah oleh WHO. Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa air garam dapat mengeliminasi virus corona.

Memang ada beberapa bukti yang terbatas bahwa membilas hidung dengan larutan saline (air garam) mungkin bisa membantu pemulihan pilek lebih cepat, tetapi belum terbukti untuk mencegah infeksi pernapasan.

4. Racikan air kelapa muda, jeruk nipis, garam dan madu dapat menyembuhkan infeksi COVID-19

ilustrasi air kelapa muda dan madu (lifealth.com)
ilustrasi air kelapa muda dan madu (lifealth.com)

Sempat beredar di media sosial bahwa racikan air kelapa muda, jeruk nipis, garam, dan madu dapat menyembuhkan infeksi COVID-19. Ini juga tidak benar. Faktanya, hingga saat ini belum ada obat-obatan herbal modern yang dapat efektif menyembuhkan COVID-19.

5. Makan jahe dapat mencegah COVID-19

ilustrasi jahe (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi jahe (pexels.com/Pixabay)

Mengutip National Academy of Sciences, mengonsumsi jahe—baik memakannya langsung, dalam bentuk teh, suplemen, atau menghirup atau menambahkannya banyak-banyak ke dalam masakan—tidak dapat mencegah maupun melawan infeksi virus corona.

Infeksi virus menyebar di dalam tubuh saat virus memasuki sel dan membuat salinannya sendiri, kemudian salinan tersebut memasuki sel baru dan mengulangi prosesnya. Jahe tidak akan menghancurkan virus dalam tubuh atau menghentikan proses penyalinan ini.

6. Makan bawang putih dapat mencegah COVID-19

Ilustrasi bawang putih (pexels.com/Karolina Grabowska)
Ilustrasi bawang putih (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bawang putih memang memiliki beragam manfaat sehat dan punya properti antibakteri. Akan tetapi, tidak ada bukti bahwa mengonsumsi bawang putih dapat melindungi kita dari virus corona penyebab COVID-19.

7. Menambahkan cabai pada sup atau makanan dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19

Ilustrasi makanan sup dengan campuran lada atau cabai (pexels.com/RODNAE Productions)
Ilustrasi makanan sup dengan campuran lada atau cabai (pexels.com/RODNAE Productions)

Beberapa orang menganggap makanan pedas terasa lebih nikmat. Selain itu, cabai memang diketahui memiliki nutrisi penting. Akan tetapi, banyak-banyak menambahkan cabai ke dalam makananmu tidak dapat mencegah maupun mengobati COVID-19, dengan kata lain klaim ini tidak memiliki bukti ilmiah. Konsumsi cabai berlebihan malah bisa menyebabkan gangguan pencernaan.

8. Teh herbal dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19

ilustrasi teh herbal (pexels.com/itschansy)
ilustrasi teh herbal (pexels.com/itschansy)

Teh herbal merupakan minuman ramuan rempah alami dari bunga, akar, daun, dan biji,  lalu diseduh dengan air panas. Walaupun bisa mendukung kesehatan, tetapi tidak ada bukti bahwa teh herbal atau suplemen herbal dapat mencegah ataupun membantu penyembuhan COVID-19.

9. Mengonsumsi probiotik dapat mencegah COVID-19

Ilustrasi makanan dan minuman mengandung probiotik (healthline.com)
Ilustrasi makanan dan minuman mengandung probiotik (healthline.com)

Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang biasanya ditambahkan ke makanan atau digunakan untuk melengkapi pola makan, misalnya suplemen, untuk manfaat kesehatan. Selain suplemen, probiotik juga bisa didapat dari makanan atau minuman fermentasi. Akan tetapi, tidak ada bukti bahwa probiotik dapat mencegah ataupun menyembuhkan COVID-19. Ini cuma mitos.

Itulah penjelasan beberapa mitos seputar COVID-19 yang berhubungan dengan makanan atau minuman. Cara terbaik untuk mencegah COVID-19 adalah dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, menjalankan pola hidup sehat, dan mendapatkan vaksinasi lengkap.

Bila kamu khawatir mengalami gejala COVID-19 atau habis berkontak dengan pasien yang terkonfirmasi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gebialya
EditorGebialya
Follow Us