Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Sayur dan Buah yang Terpapar Bakteri E. Coli itu Berbahaya

ilustrasi belanja sayuran (freepik.com/pvproductions)
ilustrasi belanja sayuran (freepik.com/pvproductions)
Intinya sih...
  • Terpapar langsung dari tanah yang tercemar
  • Dikonsumsi dalam keadaan mentah
  • Kontaminasi dari proses pengolahan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu mungkin pernah mendengar berita tentang produk sayur atau buah yang ditarik dari pasiran karena tercemar bakteri E. coli. Mendengarnya saja sudah bikin waswas, ya?

Sebenarnya, sebagian besar makanan di pasaran aman untuk dikonsumsi. Namun, gak ada salahnya untuk lebih waspada dan memahami mengapa kontaminasi ini bisa sangat berbahaya. Dengan mengetahui risikonya, kamu bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dan keluarga.

Mari kita kupas lebih dalam alasan di balik bakteri berbahaya ini ada pada sayur dan buah kesayangan kita. Berikut adalah lima alasan utamanya.

1. Terpapar langsung dari tanah yang tercemar

ilustrasi sayur selada (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi sayur selada (pexels.com/Kampus Production)

Sayuran seperti selada atau bayam sering kali tumbuh langsung di tanah terbuka. Tanah bisa menjadi media penyebaran bakteri E. coli karena terkontaminasi kotoran hewan, terutama sapi atau kambing. Air irigasi yang digunakan untuk menyiram tanaman juga bisa membawa bakteri ini dari limbah peternakan.

Kondisi ini bikin sayur berdaun seperti selada, kangkung, dan bayam lebih rentan. Daun yang lebar dan bertekstur lembap jadi tempat ideal buat bakteri menempel dan berkembang biak. Walau kelihatannya bersih, sayur-sayur semacam ini butuh penanganan ekstra sebelum dikonsumsi agar aman.

2. Dikonsumsi dalam keadaan mentah

ilustrasi salad (pexels.com/Cats Coming)
ilustrasi salad (pexels.com/Cats Coming)

Kebiasaan makan sayur mentah dalam salad atau lalapan ternyata punya risiko tersendiri, lho. E. coli bisa mati kalau makanan dimasak dengan suhu tinggi, tapi karena selada dan bayam biasanya dikonsumsi mentah, bakteri tersebut tetap bertahan.

Inilah kenapa kasus keracunan E. coli sering dikaitkan dengan makanan seperti salad atau burger yang disajikan dengan daun segar. Kalau kamu ingin tetap makan sayur mentah, pastikan untuk mencucinya dengan air bersih mengalir dan rendam sebentar dalam air garam atau cuka untuk meminimalkan risiko.

3. Kontaminasi dari proses pengolahan

Ilustrasi buah nanas potong (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi buah nanas potong (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tahapan penanganan setelah panen juga berperan besar dalam penyebaran bakteri E. coli. Misalnya, pekerja yang gak mencuci tangan dengan benar atau peralatan pemotong yang kotor bisa menjadi sumber penularan.

Hal ini terutama terjadi pada buah dan sayur yang sudah dipotong sebelumnya, karena bagian dalamnya sudah terbuka dan tidak lagi terlindungi oleh kulit luar. Itu sebabnya produk seperti “pre-cut salad” atau buah potong punya risiko lebih tinggi terpapar bakteri.

4. Terjadi kontaminasi silang di dapur

ilustrasi daging mentah di talenan (pexels.com/Christina Voinova)
ilustrasi daging mentah di talenan (pexels.com/Christina Voinova)

Bakteri E. coli juga bisa berpindah dari satu bahan makanan ke bahan lain lewat alat masak, lho. Contohnya, kamu memotong daging mentah di talenan, lalu langsung memotong tomat tanpa mencucinya dulu. Daging bisa mengandung bakteri E. coli yang kemudian berpindah ke sayur mentahmu.

Kebiasaan sederhana seperti ini sering dianggap sepele, padahal bisa berisiko besar. Cara paling aman adalah memisahkan alat masak untuk daging dan sayur, serta mencuci tangan dan peralatan dengan sabun setiap kali berpindah bahan.

5. Air pencuci atau penyimpanan yang tidak higienis

ilustrasi mencuci sayur selada (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi mencuci sayur selada (pexels.com/Kampus Production)

Air yang digunakan untuk mencuci sayur dan buah seharusnya benar-benar bersih. Jika air berasal dari sumber yang terkontaminasi, bakteri malah akan menempel makin banyak di permukaan bahan makanan.

Kondisi penyimpanan juga gak kalah penting. Suhu yang terlalu lembap atau wadah yang kotor bisa membuat bakteri berkembang lebih cepat.

Penyimpanan yang tepat di lemari pendingin dengan wadah tertutup bisa membantu memperlambat pertumbuhan bakteri. Hindari juga menumpuk bahan mentah seperti daging di atas sayur dalam kulkas, karena cairan dari daging bisa menetes dan menyebabkan kontaminasi silang.

E. coli memang bukan musuh yang bisa dilihat mata telanjang, tapi bukan berarti kamu gak bisa mencegahnya. Kuncinya ada di kebersihan dan cara penanganan makanan. Cuci bahan makanan di bawah air mengalir, pisahkan alat masak untuk bahan mentah dan siap saji, serta pastikan proses penyimpanan berlangsung higienis.

Langkah-langkah sederhana seperti ini bisa bantu kamu menghindari risiko keracunan dan menjaga kesehatan keluarga. Jadi, mulai sekarang, yuk lebih hati-hati saat memilih dan mengolah sayur serta buah di rumah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Health

See More

Apa Itu Orientasi Seksual? Pahami Identitas dan Keberagaman

13 Okt 2025, 22:37 WIBHealth