Apa Benar MSG Menurunkan Kecerdasan?
- MSG tidak berisiko jika digunakan secukupnya dan dapat memberikan manfaat.
- Penggunaan MSG pada masakan dapat membantu mengurangi konsumsi garam.
- Narasi populer tentang MSG memengaruhi kecerdasan adalah mitos karena penelitian pada manusia tidak terbukti.
Saat ini, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa monosodium glutamat (MSG) atau micin, dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan.
Beberapa orang percaya bahwa MSG bisa memicu terjadinya kelebihan berat badan, kanker, hingga disebut-sebut dapat menyebabkan penurunan kecerdasan.
Menanggapi hal ini, Asosiasi Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat & Asam Glutamat (P2MI) menggelar talk show edukasi yang menghadirkan dokter spesialis gizi klinik, dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K.
MSG aman dikonsumsi asal tidak berlebihan

Menurut dr. Yohan, MSG tidak akan menimbulkan risiko kesehatan jika digunakan secukupnya. Bahkan, ia menyatakan bahwa penggunaan MSG memiliki beberapa manfaat, termasuk meningkatkan nafsu makan.
Selain itu, penggunaan MSG pada masakan juga dinilai bisa membantu mengurangi konsumsi garam.
"Kandungan MSG itu terdiri atas 78 persen glutamat, 12 persen natrium, dan 10 persen air. Kadar natrium (garam) yang terdapat dalam MSG itu hanya 1/3 dari kadar natrium garam dapur biasa," ungkap dr. Yohan pada Rabu (28/8/2024) di Dapur Studio Umami Ajinomoto, Jakarta Utara.
"Pada masakan yang diberi sedikit MSG, kita dapat mengurangi asupan natrium, namun cita rasa makanan hasil masakan kita tetap terjaga kelezatannya," tambahnya.
MSG tidak memengaruhi kecerdasan

Terkait narasi populer yang menyatakan bahwa MSG bisa memengaruhi kecerdasan, dr. Yohan mengatakan bahwa ini adalah mitos. Menurutnya, narasi ini mungkin datang dari penelitian yang dilakukan terhadap tikus.
"Memang ada penelitian yang memberikan hasil tersebut (MSG memengaruhi kecerdasan), tetapi ternyata penelitian itu dilakukan pada hewan coba atau mencit," dr. Yohan meluruskan.
Dalam penelitian tersebut, mencit diberikan dosis MSG yang sangat tinggi. Hal tersebut memang menunjukkan dampak gangguan kecerdasan mencit yang diberikan MSG.
"Tapi ketika diambil penelitian yang dilakukan terhadap manusia, ternyata tidak terbukti," tambah dr. Yohan.
Selain itu, lembaga internasional, seperti Joint Expert Committee on Food Additive (JECFA), penggunaan MSG sebagai bahan tambahan pangan termasuk dalam kategori ADI (acceptable daily intake).
Asupan harian yang dapat diterima untuk MSG dinyatakan sebagai not specified. Ini artinya, penggunaannya tidak dibatasi atau boleh dikonsumsi secukupnya.
Penelitian telah membuktikan bahwa MSG dapat dikonsumsi dengan aman dalam jumlah yang wajar. Penting untuk tetap memperhatikan pola makan yang seimbang dan melakukan olahraga teratur untuk mencegah risiko penyakit.