8 Penyebab Sakit Kepala Terus-menerus yang Perlu Diwaspadai

Jangan diremehkan, periksakan ke dokter!

Sakit kepala adalah keluhan umum yang sering dialami dalam keseharian yang bisa mengganggu. Sakit kepala juga punya beberapa tipe, dari yang ringan hingga kronis. Namun, bagaimana jika kamu mengalami sakit kepala terus-menerus atau berkepanjangan?

Sakit kepala yang terjadi selama 15 hari atau lebih dalam sebulan, merupakan kategori sakit kepala yang cukup serius (kronis). Selain itu, sakit kepala harian (primer) kronis tidak memiliki penyebab mendasar yang dapat diidentifikasi.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab sakit kepala terus-menerus yang perlu diwaspadai.

1. Pendarahan otak

Dilansir WebMD, pendarahan otak adalah salah satu jenis stroke yang disebabkan oleh arteri di otak yang pecah dan menyebabkan pendarahan lokal di jaringan sekitarnya. Hal ini merupakan kondisi yang berbahaya dan harus ditangani secepatnya.

Biasanya, pendarahan pada otak akan menimbulkan sakit kepala secara tiba-tiba dan beberapa kelemahan pada saraf tubuh.

2. Meningitis

8 Penyebab Sakit Kepala Terus-menerus yang Perlu Diwaspadaiilustrasi meningitis (nmaus.org)

Infeksi bakteri seperti meningitis juga dapat menyebabkan sakit kepala secara terus-menerus. Bakteri dapat masuk ke aliran darah dan berjalan ke otak dan sumsum tulang belakang, sehingga menyebabkan meningitis bakterial akut.

Meningitis sering kali ditandai dengan sakit kepala yang diiringi dengan rasa mual dan muntah.

Baca Juga: Sakit Kepala Sebelah Kiri, Kira-kira Pertanda Apa Ya?

3. Peningkatan tekanan intrakranial

Cedera otak atau kondisi medis lainnya dapat menyebabkan tekanan yang meningkat di dalam tengkorak. Dilansir Johns Hopkins Medicine, kondisi berbahaya ini disebut peningkatan tekanan intrakranial atau intracranial pressure (ICP) dan dapat menyebabkan sakit kepala.

Sakit kepala jenis ini adalah keadaan darurat dan membutuhkan perhatian medis segera. Hal ini sering ditandai dengan:

  • Sakit kepala.
  • Penglihatan kabur.
  • Merasa kurang waspada dari biasanya.
  • Muntah.
  • Perubahan perilaku.
  • Kelemahan atau masalah saat bergerak atau berbicara.
  • Kurang energi atau kantuk.

4. Tumor otak

8 Penyebab Sakit Kepala Terus-menerus yang Perlu Diwaspadaiilustrasi tumor otak (flickr.com/Sarah Colon)

Tumor otak adalah kumpulan, atau massa, sel abnormal di otak. Mengutip dari Healthline, tumor otak bisa bersifat kanker (ganas) atau non kanker (jinak).

Ketika tumor jinak atau ganas tumbuh, hal itu dapat menyebabkan tekanan di dalam tengkorak meningkat. Ini bisa menyebabkan kerusakan otak dan bisa mengancam nyawa.

Sakit kepala merupakan gejala yang paling umum dialami oleh pasien tumor otak. Gejala lainnya juga dapat berupa:

  • Muntah.
  • Penglihatan kabur atau penglihatan ganda.
  • Kebingungan.
  • Kejang (terutama pada orang dewasa).
  • Kelemahan anggota tubuh atau bagian wajah.
  • Perubahan fungsi mental.

5. Cedera otak traumatis

Menurut American Association of Neurological Surgeons, cedera otak traumatis atau traumatic brain injury (TBI) adalah gangguan pada fungsi normal otak yang dapat disebabkan oleh pukulan, benturan, atau sentakan pada kepala. Ini juga kondisi ketika kepala yang tiba-tiba dengan keras mengenai suatu benda atau ketika suatu benda menembus tengkorak dan masuk ke jaringan otak.

Gejala TBI bisa ringan, sedang, atau parah, tergantung pada tingkat kerusakan otak. Kasus ringan dapat menyebabkan perubahan singkat pada kondisi mental atau kesadaran. Kasus yang parah dapat mengakibatkan ketidaksadaran, koma, atau bahkan kematian.

6. Sakit kepala rebound

8 Penyebab Sakit Kepala Terus-menerus yang Perlu Diwaspadaiilustrasi sakit kepala rebound atau rebound headache (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang-orang yang secara teratur mengonsumsi obat pereda nyeri untuk sakit kepala baik yang dijual bebas maupun obat resep, mereka bisa mengembangkan sakit kepala akibat penggunaan obat berlebihan. Ini dikenal sebagai sakit kepala rebound.

Sakit kepala rebound cenderung terjadi secara berulang. International Headache Society menggambarkannya sebagai sakit kepala yang terjadi 15 hari atau lebih per bulan, pada orang dengan gangguan sakit kepala primer yang sudah ada sebelumnya dan punya riwayat penggunaan obat yang berlebihan.

Gejalanya bervariasi dari orang ke orang, tetapi biasanya mengikuti pola yang sama dengan sakit kepala primer yang sudah dimiliki.

7. Stroke

Stroke adalah kondisi neurologis serius yang diakibatkan oleh gangguan tiba-tiba aliran darah ke otak, seperti pembekuan darah atau pecahnya pembuluh darah.

Menurut studi, hingga 23 persen orang mengalami sakit kepala terus-menerus setelah stroke (The Journal of Head and Face Pain, 2018).

Sakit kepala pasca stroke sering kali berkembang di mata atau di sisi kepala tempat stroke menyerang, mengutip National Institute of Neurological Disorders and Stroke.

Seseorang bisa mengalami sakit kepala yang bertahan selama lebih dari 3 bulan setelah pulih dari stroke.

Baca Juga: Sakit Kepala Nummular, Jenis Sakit Kepala Langka

8. Sakit kepala servikogenik

8 Penyebab Sakit Kepala Terus-menerus yang Perlu Diwaspadaiilustrasi sakit kepala servikogenik (pexels.com/Kindel Media)

Sakit kepala servikogenik adalah sakit kepala sekunder yang diakibatkan oleh masalah struktural di kepala, leher, dan tulang belakang. Ini bisa disebabkan oleh:

  • Cedera whiplash.
  • Patah tulang.
  • Infeksi.
  • Radang sendi.
  • Malformasi yang hadir saat lahir.

Biasanya orang dengan sakit kepala servikogenik mengalami rasa sakit yang dimulai di leher dan belakang kepala dan menyebar ke bagian depan kepala. Sakit kepala servikogenik dapat memburuk dari waktu ke waktu, berpotensi mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf pusat.

Beberapa sakit kepala servikogenik kambuh secara teratur, sementara yang lain bertahan sampai seseorang menerima perawatan.

Pengobatan sakit kepala yang terjadi terus-menerus

Ada beberapa pengobatan untuk mengatasi sakit kepala. Dokter akan memberikan arahan mengenai pengobatan yang tepat.

Beberapa pilihan perawatan untuk mengobati sakit kepala terus-menerus meliputi:

  • Antidepresan (trisiklik), seperti amitriptyline dan nortriptyline, yang digunakan untuk mencegah sakit kepala dan membantu mengatasi kecemasan atau depresi yang dapat terjadi bersamaan dengan sakit kepala yang terus-menerus.
  • Beta-blocker seperti propranolol dan metoprolol.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dan naproxen.
  • Obat antikejang seperti gabapentin dan topiramate.
  • Injeksi botoks, yaitu suntikan racun saraf yang berasal dari bakteri penyebab botulisme.

Selain itu, ada juga terapi non obat seperti:

  • Terapi perilaku, yang membantu dalam memahami efek mental dari sakit kepala yang dialami dan mendiskusikan cara untuk mengatasinya.
  • Biofeedback, yang menggunakan perangkat pemantauan untuk membantu dalam memahami dan belajar mengontrol fungsi tubuh seperti tekanan darah, detak jantung, dan ketegangan otot.
  • Stimulasi saraf oksipital, yang merupakan prosedur pembedahan di mana perangkat kecil ditempatkan di dasar tengkorak untuk mengurangi rasa sakit kepala.
  • Akupunktur, yang melibatkan penusukan jarum ke titik-titik tertentu di tubuh.
  • Pijat, yang dapat membantu relaksasi dan mengurangi ketegangan pada otot.

Dokter mungkin juga akan menyarankan untuk mengubah pola gaya hidup, seperti:

  • Tidur cukup.
  • Kurangi konsumsi kafein.
  • Berhenti atau tidak merokok.

Pencegahan sakit kepala

8 Penyebab Sakit Kepala Terus-menerus yang Perlu Diwaspadaiilustrasi tidur (pexels.com/Meruyert Gonullu)

Umumnya, langkah-langkah pencegahan sakit kepala yang terus-menerus sebenarnya cukup sederhana. Lakukan ini:

  • Hindari pemicu sakit kepala: Jika mengalami sakit kepala, mulailah untuk membuat catatan mengenai gejala, waktu, dan hal-hal yang dicurigai dapat memicu sakit kepala.
  • Hindari penggunaan obat yang berlebihan: Penggunaan obat sakit kepala juga tidak bisa digunakan berlebihan, harus tetap sesuai arahan dokter.
  • Tidur yang cukup: Rata-rata orang dewasa butuh 7–8 jam tidur setiap malam.
  • Jangan lewatkan makan: Makanlah makanan sehat pada waktu yang sama setiap hari. Jangan terlambat makan dan hindari kafein karena dapat menimbulkan sakit kepala.
  • Berolahraga secara teratur: Rutin olahraga dapat membantu mengurangi stres dan sakit kepala.
  • Batasi kafein: Kafein memang bisa meringankan sakit kepala, tetapi juga bisa memicunya jika dikonsumsi secara berlebihan.

Kapan harus periksa ke dokter?

Sebaiknya segera menemui ke dokter bila mengalami gejala sakit kepala seperti ini:

  • Sakit kepala yang terjadi tiga kali atau lebih dalam seminggu.
  • Sakit kepala yang semakin parah setelah minum obat pereda nyeri yang dijual bebas.
  • Adanya perubahan fisik yang memengaruhi sakit kepala.
  • Sakit kepala terasa makin parah saat beraktivitas, seperti ketika tidur, sekolah, dan bekerja.

Selain itu, sakit kepala juga bisa disebabkan oleh masalah yang serius. Maka dari itu, segera periksa ke dokter jika memiliki tanda-tanda ini:

  • Sakit kepala parah yang datang tiba-tiba.
  • Sakit kepala yang disertai gejala infeksi, seperti demam tinggi, leher kaku, mual, atau muntah.
  • Sakit kepala yang mencakup gejala neurologis lainnya, seperti kebingungan, mati rasa, atau masalah dengan koordinasi, berjalan, atau berbicara.
  • Sakit kepala yang terjadi setelah cedera kepala.

Itulah ulasan mengenai penyebab sakit kepala terus-menerus. Jika sudah dirasa sangat mengganggu, segera periksa ke dokter untuk mendapat penanganan yang terbaik sesuai kondisi yang mendasari. Ikuti arahan dokter tentang obat-obatan yang dikonsumsi untuk meredakan sakit kepala.

Baca Juga: 11 Titik Pijatan Ini Akan Membantu Kamu Atasi Sakit Kepala, Coba deh!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya