Benarkah Ovulasi Bikin Perempuan Jadi Lebih Emosional?

- Ovulasi mengacu pada fase saat sel telur dilepaskan dari ovarium.
- Selama ovulasi, hormon mengalami fluktuasi sehingga sel telur yang matang dapat dilepaskan. Kamu mungkin merasa lebih emosional setelah ovulasi ketika kadar estrogen turun.
Banyak perempuan mengalami perubahan suasana hati tepat sebelum menstruasi. Namun, ada titik lain dalam siklus yang dapat memengaruhi emosi, yaitu saat ovulasi.
Ovulasi adalah bagian dari siklus ketika salah satu ovarium melepaskan sel telur. Proses ini terjadi akibat perubahan hormonal yang memicu pematangan dan pelepasan sel telur. Karena perubahan hormon terkait dengan perasaan, kamu mungkin merasakan perubahan emosi selama ovulasi.
Mari selami lebih dalam tentang bagaimana dan mengapa ovulasi dapat memengaruhi emosi. Mengetahui tanda-tanda ovulasi dan cara melacak siklus dapat membantumu memahami apa yang umum bagimu dan kapan kamu harus menemui dokter.
1. Apa itu ovulasi?
Ovulasi mengacu pada fase saat sel telur dilepaskan dari ovarium. Pada saat tersebut, perempuan memiliki peluang besar untuk hamil. Karenanya, fase ovulasi juga dikenal sebagai masa subur.
Ovulasi dapat dilacak dengan mengukur kadar hormon, khususnya kadar hormon luteinisasi atau luteinizing hormone (LH) dalam darah atau urine. LH ialah hormon yang bertanggung jawab atas pelepasan sel telur dan merupakan hormon yang diukur saat menggunakan tes ovulasi.
Setelah ovulasi akan terjadi implantasi, bagi perempuan yang melakukan hubungan seks tanpa kondom selama masa subur.
2. Benarkah perempuan menjadi lebih emosional selama ovulasi?

Ya! Selama ovulasi, hormon mengalami fluktuasi sehingga sel telur yang matang dapat dilepaskan. Kamu mungkin merasa lebih emosional setelah ovulasi ketika kadar estrogen turun.
Setelah ovulasi, ketika kadar estrogen lebih rendah, kamu mungkin merasa lebih sedih atau mudah kesal. Inilah sebabnya sebagian orang merasa lebih sedih satu minggu menjelang dimulainya menstruasi. Perubahan suasana hati adalah salah satu gejala pramenstruasi yang paling umum.
Meskipun perubahan hormon memiliki pengaruh yang cukup kuat, tetapi itu bukan satu-satunya alasan mengapa kamu mungkin merasa emosional selama ovulasi. Sekitar 40 persen perempuan juga mengalami nyeri ovulasi, dan nyeri tentu saja dapat memengaruhi emosi.
3. Cara menjaga suasana hati selama ovulasi
Memang benar bahwa perubahan suasana hati adalah hal wajar selama ovulasi, tetapi tetap saja hal ini bisa membuat frustrasi. Untungnya, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan jika kamu merasa lebih emosional selama ovulasi, dan tempat terbaik untuk memulainya adalah mengenali perasaanmu.
Jika kamu merasa berenergi atau bahagia, cobalah manfaatkan itu untuk berolahraga. Bahkan, jika kamu tidak merasa berenergi, olahraga dapat membantu mengatasi perubahan suasana hati dengan meningkatkan pelepasan endorfin, yang dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif.
Jika kamu merasa sedih, berikan diri ruang untuk bersantai dan melakukan aktivitas yang membuatmu nyaman. Jika kamu mengalami nyeri ovulasi, cobalah menggunakan bantal pemanas untuk meredakan nyeri atau mandi air hangat.
4. Tanda-tanda ovulasi

Selain perubahan suasana hati, ovulasi juga memiliki gejala lain. Mengenali tandanya dapat membantumu memahami apakah dirimu sedang mengalami ovulasi. Gejala umum ovulasi, meliputi:
- Keputihan bening: Selama ovulasi, tubuh melepaskan hormon yang disebut estradiol, yang meningkatkan produksi cairan. Hormon ini bertindak sebagai mekanisme pelumasan yang membantu masuknya sperma ke dalam vagina.
- Jerawat: Jerawat sering muncul saat masa subur sudah dekat. Kulit menjadi lebih berminyak selama masa ini, yang menyebabkan timbulnya jerawat kecil.
- Sedikit peningkatan suhu: Selama periode ini, folikel melepaskan sel telur, yang meningkatkan kadar progesteron. Hormon ini bertanggung jawab atas peningkatan suhu sebesar 0,3 hingga 0,8 derajat Celcius.
- Peningkatan libido: Peningkatan libido dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan kadar hormon, yang menyebabkan perempuan merasa lebih menarik dan memiliki peningkatan hasrat seksual selama periode ovulasi.
- Nyeri perut bagian bawah: Nyeri ringan di perut bagian bawah merupakan gejala lain yang sangat umum terjadi selama ovulasi.
- Kembung: Perempuan mungkin merasakan kembung ringan pada awal ovulasi, yang secara bertahap meningkat. Retensi cairan puncak biasanya terlihat pada hari pertama menstruasi.
- Nafsu makan berkurang: Tingginya kadar estrogen selama ovulasi dapat menyebabkan berkurangnya rasa lapar.
5. Kapan harus ke dokter?
Sedikit perubahan emosi dan ketidaknyamanan selama ovulasi adalah hal normal. Namun, jika perubahan suasana hati parah atau sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari, kamu harus berkonsultasi dengan dokter.
Dokter mungkin mendiagnosis perubahan suasana hati sebagai sindrom pramenstruasi atau mungkin berbicara tentang kondisi yang lebih serius dan langka, seperti gangguan disforik pramenstruasi.
Jadi, benar bahwa ovulasi menyebabkan perubahan emosi dan beberapa gejala lainnya. Namun, seharusnya gejala ovulasi tidak sampai mengganggu kehidupan sehari-harimu. Jika kamu merasakan sesuatu yang tidak wajar, segera buat janji temu dengan dokter.
Referensi
"Does ovulation make you emotional? Here's the science." Flo. Diakses Agustus 2024.
"Does Ovulation Make You Emotional?" Natalist. Diakses Agustus 2024.
"Ovulation Symptoms: 10 Signs That You May Be Ovulating." Tua Saude. Diakses Agustus 2024.