10 Fakta Povidone Iodine, Populer sebagai Antiseptik Luka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat mengalami luka, mengambil obat antiseptik mungkin menjadi langkah pertolongan pertama yang sering kita pertimbangkan. Ini karena obat tersebut memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan melindungi luka dari infeksi mikroorganisme berbahaya, seperti bakteri, virus, jamur, parasit, dan lainnya.
Ngomong-ngomong tentang obat antiseptik, apa kamu sudah familier dengan formula povidone iodine di dalamnya? Ini adalah salah satu antiseptik yang sangat bisa diandalkan dalam banyak kondisi medis. Mau tahu fakta selengkapnya? Simak deretan fakta povidone iodine berikut ini.
1. Povidone iodine adalah bahan kimia yang berasal dari kompleks stabil polivinilpirolidon (povidone) dan unsur yodium (iodine).
2. Kompleks senyawa ini pertama kali ditemukan oleh HA Shelanski dan MV Shelanski pada tahun 1955 di Laboratorium Toksikologi Industri, Philadelphia. Saat itu, mereka sedang melakukan uji aktivitas antibakteri antara povidone iodine dan yodium pada tikus.
3. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa povidone iodine ternyata lebih tidak toksik dibandingkan dengan yodium. Merujuk dari sini, akhirnya penelitian dikembangkan pada manusia untuk mengetahui efeknya secara langsung.
4. Uji klinis pada manusia juga menunjukkan hasil yang sama, povidone iodine dilaporkan lebih unggul dari formulasi yodium lainnya sebagai antibakteri. Sejak saat itu, povidone iodine akhirnya mulai dipasarkan dan digunakan secara luas sebagai antiseptik luka.
5. Sebelum povidone iodine dikembangkan, yodium adalah agen penyembuhan luka yang banyak digunakan di masa lalu (telah digunakan selama lebih dari 150 tahun). Akan tetapi, penggunaanya dikaitkan dengan iritasi kulit dan pewarnaan yang berlebihan.
Baca Juga: Viral Pakai Antiseptik untuk Cairan Diffuser, Bahaya! Jangan Dicontoh
Editor’s picks
6. Povidone iodine bekerja dengan menembus membran sel kuman dan menargetkan molekul yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, seperti protein, nukleotida, dan asam lemak.
7. Saat diberikan pada luka, povidone iodine dapat segera menonaktifkan sel-sel mikroba dan membunuhnya dalam beberapa detik. Peran ini juga tak lepas dari kandungan polivinilpirolidon, yang disebut sebagai peningkat aktivitas antimikroba yodium.
8. Merujuk dari International Wound Journal tahun 2008, povidone iodine efektif membunuh banyak jenis bakteri, virus, protozoa, dan jamur. Termasuk bakteri resistan methicillin seperti Staphylococcus aureus.
9. Di pasaran, povidone iodine tersedia dalam berbagai formulasi, yaitu larutan berair untuk antiseptik luka, larutan alkohol untuk pengeringan cepat, dan scrub pencuci tangan untuk penggunaan medis.
10. Povidone iodine yang terdapat dalam obat luka cair umumnya mengandung konsentrasi 10 persen. Artinya, ini terdiri dari 90 persen air; 8,5 persen povidone; dan 1 persen yodium dan iodida.
Secara umum, povidone iodine diformulasikan khusus sebagai antiseptik topikal pada kulit, yang tersedia dalam bentuk salep, krim, semprotan, usap, dan sabun. Ini dapat digunakan untuk mengobati luka kecil, luka gores, atau luka bakar. Dalam beberapa bentuk, formulasi ini juga dapat ditemukan dalam obat kumur yang dapat membantu mengobati seriawan atau iritasi ringan pada mulut.
Jadi, itulah beberapa fakta tentang povidone iodine yang sering kita jumpai dalam formulasi obat luka. Saat menggunakannya, pastikan selalu membaca dan mengikuti label petunjuk dan label resep yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan, ya.
Baca Juga: 7 Fakta Superbug, Bikin Antibiotik Gak Mempan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.