ilustrasi laki-laki merasa lemas setelah berpuasa dalam jangka panjang (unsplash.com/Shane)
Puasa yang berlangsung hingga lebih dari 48 jam disebut sebagai kondisi puasa jangka panjang atau kondisi kelaparan. Menurut studi dalam jurnal Current Obesity Reports tahun 2018, selama fase ini, tingkat insulin perlahan terus turun, sementara tingkat keton terus meningkat.
Keton berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dan pemecahan asam amino dari sel otot untuk membantu menjaga massa otot.
Kendati demikian, puasa jangka panjang yang diawasi secara medis dilaporkan memberikan sejumlah manfaat. Misalnya, satu studi dalam jurnal PLoS One tahun 2019 menemukan bahwa puasa berkepanjangan antara 4 hingga 21 hari memicu penurunan gula darah, berat badan, tekanan darah, dan lemak perut, bersamaan dengan penurunan rasa lapar dan peningkatan kesejahteraan fisik dan emosional.
Demikianlah fase-fase yang dilalui tubuh saat berpuasa setiap jamnya. Puasa jangka pendek maupun panjang memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Namun, puasa jangka panjang tidak direkomendasikan untuk semua orang dan bisa sangat berbahaya. Puasa jangka panjang hanya boleh dilakukan di bawah bimbingan dan pengawasan ahli kesehatan.
Referensi
Mary-Catherine Stockman et al., “Intermittent Fasting: Is the Wait Worth the Weight?,” Current Obesity Reports 7, no. 2 (April 26, 2018): 172–85, https://doi.org/10.1007/s13679-018-0308-9.
Edyta Adamska-Patruno et al., “The Differences in Postprandial Serum Concentrations of Peptides That Regulate Satiety/Hunger and Metabolism After Various Meal Intake, in Men With Normal Vs. Excessive BMI,” Nutrients 11, no. 3 (February 26, 2019): 493, https://doi.org/10.3390/nu11030493.
"A Comprehensive Guide to Fasting." Dr. Alexis Shields. Diakses Maret 2025.
Arkadiusz Dąbek et al., “Modulation of Cellular Biochemistry, Epigenetics and Metabolomics by Ketone Bodies. Implications of the Ketogenic Diet in the Physiology of the Organism and Pathological States,” Nutrients 12, no. 3 (March 17, 2020): 788, https://doi.org/10.3390/nu12030788.
Mehrdad Alirezaei et al., “Short-term Fasting Induces Profound Neuronal Autophagy,” Autophagy 6, no. 6 (August 16, 2010): 702–10, https://doi.org/10.4161/auto.6.6.12376.
Françoise Wilhelmi De Toledo et al., “Safety, Health Improvement and Well-being During a 4 to 21-day Fasting Period in an Observational Study Including 1422 Subjects,” PLoS ONE 14, no. 1 (January 2, 2019): e0209353, https://doi.org/10.1371/journal.pone.0209353.