Kenali Pentingnya Terapi Oksigen Murni untuk Mengobati Luka Menahun

Terapi oksigen atau dikenal juga dengan terapi hiperbarik adalah terapi yang dilakukan dengan menempatkan seseorang dalam ruangan bertekanan tiga atmosfir atau tiga kali lebih besar dari tekanan normal. Pada kondisi ini, paru-paru kita bisa memperoleh oksigen lebih banyak sehingga kadar oksigen terlarut dalam darah meningkat.
1. Membantu menyembuhkan luka lebih cepat

Ketika sel dan jaringan mengalami kerusakan, oksigen yang dibutuhkan lebih banyak. Oleh karena itu dengan meningkatkan jumlah oksigen terlarut, regenerasi sel pun akan menjadi lebih cepat. Kondisi ini juga membantu tubuh melawan bakteri dan menstimulasi sekresi growth factor sehingga memepercepat penyembuhan.
Terapi ini kebanyakan direkomendasikan untuk membantu luka yang sulit sembuh seperti luka pascaoperasi, luka infeksi, luka akibat diabetes, dan faktor usia. Proses penyembuhan tiap orang tentunya berbeda, tergantung jenis luka dan kondisi tubuh.
2. Menyembuhkan tuli mendadak

Saat ini, polusi suaran dan pemakaian headset/ headphone sudah lumrah dijumpai setiap hari. Kondisi yang terjadi terus menerus ini bisa menyebak terjadinya tuli mendadak atau sudden deafness. Penyakit ini harus segera ditangani karena ada golden time-nya, semakin lama ditangani akan semakin lama juga sembuhnya.
Ada beberapa pengobatan konvensional untuk tuli mendadak, tetapi jika pengobatan tersebut tidak kunjung membuahkan hasil biasanya akan dirujuk oleh dokter THT untuk terapi hiperbarik.
Secara teori, tuli mendadak terjadi karena gangguan sirkulasi darah pada rumah siput di telinga. Karena pembuluh darahnya yang sangat tipis, sirkulasi darah ke koklea juga akan berkurang. Terhambatnya sirkulasi darah akan mengurangi suplai oksigen.
3. Digunakan pertama kali oleh para penyelam

Sebelum terapi hiperbarik digunakan untuk terapi penyembuhan luka, terapi oksigen murni ini sudah digunakan oleh para penyelam untuk mengatasi penyakit dekompresi.
Penyakit dekompresi adalah terakumulasinya nitrogen dalam pembuluh darah yang menyerupai gelembung udara dan bisa menyumbat pembuluh darah. Gejala dekompresi adalah mati rasa, sakit pada persendian, hilang kesadaran, kelumpuhan, hingga meninggal dunia.
Terapi dengan oksigen akan membantu meningkatkan kelarutan oksigen dalam darah dan menghilangkan gelembung.
4. Terapi hiperbarik juga bisa mengatasi keracunan karbon monoksida

Untuk kita yang tinggal di kota besar, karbon monoksida yang dihasilkan kendaraan bermotor adalah hal yang sangat wajar ditemui. Apabila kita menghirup karbon monoksida dalam jumlah banyak, kita akan keracunan dan menyebabkan tubuh menjadi lemas hingga pingsan. Apalagi, darah lebih cenderung mengikat karbon monoksida dibanding oksigen.
Dengan terapi hiperbarik, darah yang dipenuhi karbon monoksida diharapkan akan kembali mengikat oksigen sehingga tubuh kembali normal. Kasus keracunan karbon monoksida ini juga sering terjadi kepada orang-orang di sekitar lokasi kebakaran.
5. Meski bermanfaat, ada efek sampingnya juga lho

Selain efeknya yang bagus, terapi hiperbarik juga memiki beberapa resiko yang perlu diperhatikan. Pertama, barotrauma yaitu terjadinya luka pada bagian tubuh yang berongga seperti telinga, paru-paru, dan gigi. Namun, hal ini bisa datasi dengan pemberian nasal dekongestan dan penyesuaian tekanan.
Kedua, keracunan oksigen yang terjadi karena pasien menghirup oksigen dengan terlalu bersemangat padahal cukup dihirup biasa saja. Hal ini bisa menyebabkan tubuh mengalami tremor, keringat dingin, dan kejang-kejang.
Kemudian, terjadinya hipoglikemia terutama pada pasien yang mengalami diabetes. Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula darah di bawah normal, dan jika dibiarkan akan membuat pasien pingsan.
Nah, jadi itulah lima hal yang perlu kita ketahui mengenai terapi hiperbarik. Sebelum melakukan pengobatan, ada baiknya kita mencari tahu pengobatan tersebut terlebih dahulu, bukan? Nah, semoga artikel ini dapat membantu kalian, ya!