Kenapa Ada Orang yang Senang saat Merasa Takut?

- Beberapa orang menganggap film horor, memasuki wahana rumah hantu, atau menaiki wahana ekstrem seperti roller coaster adalah sebuah hiburan.
- Alasan kenapa beberapa orang menikmati aktivitas yang sengaja menimbulkan rasa takut antara lain adrenalin yang memuncak, memiliki rasa kendali, ikatan sosial, pencapaian, dan pelarian.
Bagi banyak orang, menonton film horor dianggap suatu hiburan. Begitu juga dengan menaiki wahana ekstrem dan memasuki rumah hantu. Namun, kenapa rasa takut bisa membuat orang merasa senang?
Ketakutan adalah emosi alami manusia yang membantu bertahan hidup. Rasa takut didapatkan saat kamu berada dalam bahaya atau saat sesuatu yang buruk akan terjadi. Rasa takut dapat menjadi sinyal peringatan yang bermanfaat, tetapi juga dapat menjadi sangat kuat dan melumpuhkan.
Lewat artikel ini kamu akan diajak untuk melihat gambaran umum tentang mengapa beberapa orang senang dengan sesuatu yang menakutkan dan bagaimana rasa takut memengaruhi tubuh dan pikiran.
1. Jenis rasa takut
Ada beberapa jenis rasa takut yang memengaruhi kamu dengan cara yang berbeda:
- Rasa takut yang realistis: Ini didasarkan pada bahaya yang nyata, seperti takut gagal ujian atau takut tersambar petir saat berada di tengah hujan petir.
- Ketakutan yang tidak realistis: Rasa takut akan sesuatu yang tidak ada atau tidak mungkin, seperti takut hantu saat berada di rumah sendirian.
- Ketakutan primal: Ketakutan dasar dan naluriah yang tertanam dalam otak, seperti ketakutan akan ketinggian atau kecoak.
- Ketakutan kronis: Ketakutan atau pemicu stres yang berlangsung lama yang dapat membahayakan kesehatan. Ini termasuk situasi seperti gangguan kecemasan, situasi tempat kerja yang penuh tekanan, penindasan, dan pelecehan.
2. Mengapa seseorang senang merasa takut?

Banyak orang menikmati ketakutan yang didapatkan dari menonton film horor, masuk ke rumah hantu, naik roller coaster, terjun payung, dan sebagainya. Namun, kenapa beberapa orang menikmati aktivitas yang sengaja menimbulkan rasa takut? Berikut alasannya:
- Adrenalin yang memuncak: Mengalami rasa takut memicu respons tubuh untuk melawan, lari, atau membeku, yang menyebabkan pelepasan adrenalin. Ini menyenangkan bagi banyak orang, karena dapat membuat mereka merasa bersemangat.
- Memiliki rasa kendali: Dalam lingkungan yang aman, seperti menonton film horor atau mengunjungi rumah hantu, seseorang mengalami ketakutan tanpa bahaya nyata. Rasa kendali atas situasi ini dapat menarik, karena mereka dapat memilih untuk pergi ketika mereka sudah tidak tahan.
- Katarsis emosional: Terlibat dengan ketakutan dalam suasana yang terkendali dapat memberikan cara yang aman untuk memproses dan melepaskan emosi yang terpendam, yang pada akhirnya mengurangi stres dan kecemasan.
- Mengalami ikatan sosial: Banyak orang senang mengalami ketakutan dengan orang lain, misalnya saat menonton film horor di bioskop atau memasuki rumah hantu bersama teman-teman. Pengalaman ketakutan bersama dapat memperkuat ikatan sosial.
- Merasakan pencapaian: Menaklukkan rasa takut dapat menghasilkan rasa pencapaian. Banyak orang menikmati perasaan berhasil mengatasi rasa takut mereka, meskipun dalam suasana yang terkendali.
- Pelarian: Orang menggunakan pengalaman yang menimbulkan rasa takut untuk melupakan stres sehari-hari untuk sementara waktu dan membenamkan diri dalam dunia yang berbeda dan lebih menarik.
3. Bagaimana rasa takut memengaruhi tubuh?
Ketakutan merupakan emosi kuat yang berdampak signifikan pada tubuh. Ketika merasa takut, tubuh masuk ke mode "melawan atau lari" dengan mengaktifkan sistem saraf simpatik. Ini menyebabkan pelepasan hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol.
Pelepasan hormon ini menyebabkan reaksi fisik, seperti peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat, tekanan darah, dan kadar gula darah. Ini memberi kamu energi yang dibutuhkan untuk melawan atau melarikan diri dari bahaya.
Kortisol, atau hormon stres, juga menekan sistem kekebalan tubuh, yang membuat kamu lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Ini utamanya berlaku untuk rasa takut yang berlangsung lama dan stres kronis.
Saat kamu terus-menerus stres, tubuh berada dalam kondisi waspada tinggi, dan kadar kortisol terus meningkat. Ini dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit.
Namun, rasa takut juga bisa berdampak positif pada tubuh. Rasa takut dapat membantumu menghindari situasi berbahaya atau mengetahui saat sesuatu terasa tidak beres.
4. Bagaimana rasa takut memengaruhi kinerja?

Rasa takut berdampak pada kinerja, baik positif maupun negatif.
Misalnya, saat merasa takut, tubuh akan berada dalam mode melawan atau lari dan melepaskan hormon yang mempersiapkan kamu untuk menghadapi ancaman. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan yang dapat membuat kamu sulit berpikir jernih dan melakukan yang terbaik.
Meskipun respons ini bisa bermanfaat saat kamu benar-benar berada dalam bahaya, tetapi respons ini dapat merugikan dalam situasi lain. Misalnya, jika kamu sedang memberikan presentasi, perubahan fisik yang disebabkan oleh hormon-hormon ini dapat membuat kamu sulit untuk fokus dan melakukan yang terbaik.
5. Ketahui batasanmu
Meskipun kamu sangat menyukai sesuatu yang menyeramkan, tetapi pastikan kamu tahu batasanmu. Misalnya, kamu tahu bahwa drakula, manusia serigala, dan zombie adalah makhluk fiksi sehingga kamu merasa baik-baik saja menontonnya.
Namun, jika menyangkut pengalaman hidup, seperti pembunuhan, pelecehan, kekerasan, dan penindasan, ini mungkin perlu dihindari oleh beberapa orang.
Jika kamu pernah mengalami suatu hal buruk, cerita yang mencerminkan pengalaman tersebut berpotensi memicu trauma sehingga sebaiknya dihindari.
Akhir kata, entah kamu adalah pecinta film horor, podcast horor, rumah hantu, atau wahana ekstrem, ketahuilah bahwa kecintaanmu terhadap ketakutan adalah hal wajar. Namun, pastikan untuk menjauh jika ketakutan itu mulai terasa berlebihan.
Referensi
Cleveland Clinic. Diakses pada Juli 2024. Why Do We Like To Get Scared?
Forbes. Diakses pada Juli 2024. The Science Of Scare: Why We Love The Thrill Of Being Afraid.
Healthnews. Diakses pada Juli 2024. Why Some Enjoy Being Scared?