Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Makin Sulit Tidur Seiring Bertambahnya Usia? 

ilustrasi sulit tidur (freepik.com/Drazen Zigic)

Seiring waktu, banyak orang mengalami perubahan pola tidur. Tidur yang nyenyak mungkin makin sulit didapat seiring penuaan.

Walaupun itu adalah fenomena umum, tetapi kamu tentu penasaran apa penyebabnya. Berikut ini alasan ilmiah penyebab sulit tidur yang muncul seiring penuaan.

1. Pengaruh usia terhadap kualitas tidur

ilustrasi susah tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Pada dasarnya, seiring bertambahnya usia, banyak orang mengalami kesulitan tidur. 

Dilansir The New York Times, ini diibaratkan seperti mobil. Seiring bertambahnya usia dan makin banyak jarak tempuh, maka mobil akan mulai rusak, butuh perbaikan lebih banyak, dan pengalaman perjalanan menjadi kurang nyaman. Hal yang sama terjadi pada kualitas tidur.

Penelitian menemukan, kualitas tidur memang sedikit berkurang seiring bertambahnya usia. Orang dewasa yang lebih tua cenderung memerlukan waktu lebih lama untuk tidur, terbangun lebih sering selama malam, dan menghabiskan lebih banyak waktu tidur siang (Sleep Medicine Clinics, 2018).

Penelitian lain menyatakan bahwa tingkat melatonin, yang berperan penting dalam siklus tidur-bangun, juga bermasalah seiring bertambahnya usia (Psychogeriatrics, 2018).

2. Perubahan pada otak menyebabkan gangguan tidur

ilustrasi otak (freepik.com/kjpargeter)

Ketika menua, tidur sering kali menjadi masalah yang makin sulit diatasi. Para peneliti sedang mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Salah satu penjelasannya mungkin berkaitan dengan penuaan otak. Studi dalam jurnal Science menemukan bahwa neuron tertentu yang mengontrol kewaspadaan menjadi terlalu terstimulasi pada tikus-tikus yang menua, hal ini mengacaukan siklus tidur mereka.

Menurut tim peneliti, hal serupa mungkin terjadi pada manusia, karena bagian otak yang mengatur tidur pada tikus mirip dengan manusia.

Perubahan pada otak tampaknya menjadi salah satu penyebab utama. Menurut penelitian, wilayah otak seperti hipotalamus dan inti suprakiasmatis yang mengatur tidur dan ritme sirkadian cenderung mengalami penurunan kualitas seiring bertambahnya usia (The Journal of Physiological Sciences, 2016). Hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti kesulitan tidur pada waktu yang teratur.

3. Pengaruh gaya hidup dan faktor psikologis

ilustrasi lansia sulit tidur (freepik.com/Drazen Zigic)

Selain perubahan pada otak, gaya hidup juga berpengaruh. Saat orang pensiun, hari-hari menjadi kurang terstruktur. Orang-orang mungkin bangun lebih siang atau tidur siang, yang membuat mereka sulit tidur pada malam hari.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap tidur yang buruk pada lansia melibatkan aspek psikologis. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara depresi, kesepian, duka atas kehilangan orang yang dicintai, dengan gangguan tidur pada lansia.

Mengutip dari The New York Times, seorang ahli mengatakan bahwa orang tua yang kesulitan dengan aktivitas sehari-hari, seperti mencuci pakaian atau berbelanja, lebih mungkin melaporkan gejala insomnia.

Selain itu, kondisi tertentu yang lebih umum di kalangan orang tua, seperti peningkatan berat badan dan penggunaan obat-obatan tertentu, juga dapat mengganggu tidur.

Contohnya, peningkatan berat badan dapat meningkatkan risiko sleep apnea, sementara beberapa obat, seperti diuretik, dapat menyebabkan gangguan tidur karena meningkatkan frekuensi buang air kecil.

4. Apakah sulit tidur ini harus pasrah diterima?

ilustrasi lansia olahraga (freepik.com/DCStudio)
ilustrasi lansia olahraga (freepik.com/DCStudio)

Sulit tidur pada usia tua tidak boleh dibiarkan. Kebiasaan yang sama yang meningkatkan kualitas tidur pada umumnya juga dapat membantu orang tua dengan pola tidur yang berubah.

Menjaga rutinitas tidur dengan pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, menghindari tidur siang yang terlalu lama dan konsumsi kafein pada sore hari, mengikuti pola makan sehat, dan berolahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.

Studi dalam jurnal Sleep Science menemukan bahwa latihan aerobik atau resistansi selama minimal 40 menit empat kali seminggu dapat membantu orang tua tidur lebih cepat dan lebih lama.

Menjaga waktu makan yang konsisten setiap hari juga dapat membantu menjaga rutinitas, yang dapat membantu mengatur tidur.

Disarankan juga untuk menghabiskan waktu di luar ruangan di bawah sinar matahari, yang membantu menjaga produksi melatonin dan ritme sirkadian tubuh tetap terkendali.

Bagi yang mengonsumsi obat, berkonsultasilah dengan dokter tentang kemungkinan pengaruh obat terhadap tidur, dan opsi alternatif atau dosis yang berbeda.

Meskipun tidur mungkin menjadi lebih sulit seiring bertambahnya usia, tetapi ada banyak langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kualitas tidur. Dengan memahami perubahan fisiologis dan mengadopsi kebiasaan hidup yang sehat, kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan akan tetap terjaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nida Z
EditorNida Z
Follow Us