Mengenal Hangnail, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kulit yang mengelupas di kuku ini ternyata bisa bikin sakit

Pernah mendapati kulit terkelupas di tepi kuku? Kondisi ini punya sebutan tersendiri, lho. Namanya hangnail. Meski mengandung unsur kata nail, sobekan kecil ini bukan bagian dari kuku, melainkan kulit. Karena bentuknya kecil dan terasa ketika diusap, gak sedikit yang asal menarik hangnail untuk menghilangkannya. 

Namun, apa itu hangnail dan mengapa bisa muncul? Lalu, bagaimana cara mengatasi hangnail benar? Yuk, mengenal hangail bareng IDN Times di ulasan ini.

Apa itu hangnail?

Mengenal Hangnail, Penyebab, dan Cara Mengatasinyailustrasi hangnail (wikimedia.org)

Seperti disebutkan sebelumnya, hangnail adalah sobekan kulit di tepi kuku. Biasanya terletak di dekat kutikula atau lapisan kulit bening di dasar kuku. Berbentuk sangat kecil dan kaku, ada kalanya terasa sakit atau menimbulkan rasa gak nyaman ketika tersentuh.

Hangnail muncul di dasar atau sisi kuku. Titik tersebut merupakan lokasi ujung saraf dan pembuluh darah berlimpah. Ketika hangnail meradang dan bengkak, maka akan memberikan tekanan pada ujung saraf ini sehingga menimbulkan rasa nyeri.

Bagian jari yang memiliki hangnail dapat berkembang menjadi kemerahan dan pembengkakan. Jika kuku terinfeksi, kamu mungkin merasakan hangat di sekitar kuku dan muncul abses berisi nanah. 

Dilansir Very Well Health, kondisi ini termasuk paronychia atau infeksi kuku yang mempengaruhi lipatan kuku lateral dan perionychium (jaringan di sekitar kuku). Hangnail umumnya ditemukan di jari-jari tangan dan jarang muncul pada jemari kaki. 

Hangnail berbeda dengan kuku tumbuh ke dalam alias cantengan, ya. Hangnail tumbuh mencuat ke luar bagian kuku, sementara cantengan adalah kuku yang masuk ke dalam dan tumbuh menjadi daging lunak. 

 

Penyebab hangnail

Hangnail bisa muncul karena berbagai sebab. Termasuk akibat trauma seperti tersayat kertas dan kebiasaan mencuil jari secara berlebihan. Dilansir Healthline, hangnail lebih sering muncul pada individu yang sering mencabuti kuku dan bagian sekitarnya. Beberapa orang dengan profesi tertentu, seperti dokter dan tukang bangunan, juga memiliki risiko hangnail lebih tinggi.

Selain itu, kondisi yang menyebabkan iritasi dan kulit kering juga dapat memicu munculnya hangnail, di antaranya:

  • udara kering saat musim sedang dingin;
  • penggunaan hand sanitizer atau pembersih tangan dengan bahan dasar alkohol;
  • terlalu sering mencuci tangan; dan
  • berenang di kolam yang mengandung klorin.

Kondisi kulit yang gak terhidrasi dengan baik pun lebih mudah membuat hangnail tumbuh di jari-jari tangan. Namun, tenang saja, kondisi ini normal dan umum terjadi, kok. 

Baca Juga: 6 Cara Membuat Kuku Cepat Panjang dan Lebih Kuat

Cara merawat dan mengatasi hangnail yang gak terinfeksi

Mengenal Hangnail, Penyebab, dan Cara Mengatasinyailustrasi menggunakan lotion (pexels.com/karolina grabowska)

Jika kamu mendapati hangnail di kuku jari, sebaiknya hindari mencabutnya dengan paksa. Tindakan ini justru akan menarik lebih banyak jaringan kulit dan membuka lapisan kulit bagian dalam sehingga berisiko terpapar bakteri. Selain itu, merobek hangnail dapat membuatnya menjadi kemerahan hingga meradang.

Demi mencegah infeksi lebih lanjut, usahakan mencuci tangan dengan bersih sebelum menyentuh area hangnail. Kalau ingin menghilangkannya, gunakan pemotong kuku. Alih-alih menariknya, lebih baik memotongnya hingga mendekati pangkal. Dengan begitu, kamu mungkin mendapati sisa kulit, tetapi lebih gak menimbulkan rasa sakit. 

Jika memotong hangnail terlalu dekat dengan kulit dan menyebabkan berdarah, segera cuci dengan air bersih mengalir. Menggunakan obat merah atau salep antibakteri pundapat membatu mengurangi risiko infeksi.

Apabila luka terbuka sudah menutup atau ketika memotongnya gak menimbulkan darah, aplikasikan lotion untuk melembapkan sekitar kuku dan ujung jari. Lakukan secara rutin untuk menjaga kelembapan kulit dan mencegah hangnail muncul kembali.

Kapan harus ke dokter?

Ketika hangnail bertambah buruk, mulai timbul abses (area infeksi berdinding) atau bernanah, ini akan membuatmu  merasa gak nyaman. Jika mendapati hal tersebut, baiknya segera minta bantuan medis untuk menghilangkannya.

Infeksi memerlukan penanganan khusus. Tindakan mengatasi infeksi akibat hangnail biasanya berupa penyayatan area luka untuk mengeluarkan cairan nanah. Gak perlu khawatir, perawat akan memberikan anestesi luka agar gak terasa sakit, kok.

Jika perlu, dokter akan memberikan antibiotik oral. Opsi ini digunakan sebagai tambahan melawan infeksi apabila muncul kemerahan yang meluas di sekitar bekas luka hangnail. Tindakan ini hanya boleh dilakukan oleh profesional medis, ya. Melakukannya tanpa prosedur yang benar justru meningkatkan risiko dan bahaya infeksi.

Efek samping hangnail yang gak diobati

Mengenal Hangnail, Penyebab, dan Cara Mengatasinyailustrasi kuku dan jari (unsplash.com/pan yunbo)

Meski sebagian besar hangnail dapat sembuh dengan sendirinya, beberapa juga bisa menimbulkan risiko serius, lho. Distrofi atau perubahan warna merupakan efek samping akibat hangnail yang memburuk. Dalam jangka panjang, hangnail juga dapat menjadi infeksi sistemik yang menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Nah, berikut beberapa kondisi akibat hangnail gak diobati:

  • Paronikia kronis. American Family Physician menyebutkan paronikia kronis sebagai gangguan peradangan pada lipatan kulit kuku. Salah satu tanda utamanya yakni infeksi yang berlangsung lebih dari enam minggu
  • Sindrom kuku hijau (Green Nail Syndrome). Ini merupakan infeksi Pseudomonas aeruginosa yang menghasilkan pigmen kehijauan. Hal ini menyebabkan perubahan kehijauan di sekitar kuku yang disebut chloronychia. Meski gak sakit, GNS mungkin menyebabkan memerah, kulit lunak, hingga bengkak. 
  • Infeksi jamurHangnail yang gak mendapat pengobatan juga dapat menimbulkan infeksi jamur. Terlebih jika kamu biasa menghabiskan banyak waktu berinteraksi dengan air atau memiliki riwayat diabetes. 

Terkesan sepele, ternyata hangnail dapat menimbulkan risiko jangka panjang, ya. Demi menghindarinya, jaga area tangan tetap lembap dengan rutin mengaplikasikan lotion, minyak, ataupun petroleum jelly.

Baca Juga: Sindrom Kuku Kuning: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya