5 Mitos Penyakit Campak yang Banyak Dipercaya, Salah Kaprah!

Yuk, recheck faktanya!

Mitos penyakit campak yang beredar luas tentu membuat sebagian orang bingung. Bahkan, kadang pun memicu kekhawatiran. Beberapa mitos yang berkembang mempercayai maupun mempertanyakan hal-hal detail, seperti benarkah campak bisa dicegah secara alami tanpa vaksin atau apakah campak hanya menyerang anak-anak.

Nah, daripada cuma bertanya-tanya atau sekadar percaya katanya, jawab semua penasaranmu seputar campak dengan membaca artikel ini sampai tuntas, ya. Jangan sampai khawatir berlebih karena informasi yang belum pasti, ya!

Sekilas tentang campak

Campak merupakan satu jenis penyakit yang disebabkan oleh keluarga virus paramyxovirus. Penyakit yang juga disebut sebagai rubela ini sangat menular dan termasuk masalah kesehatan serius, melansir World Health Organization.

Virus dari penyakit ini bisa ditularkan antar individu melalui udara. Virus yang menyebar, akan memengaruhi pernapasan seseorang, lalu menyebar ke seluruh tubuh dan mengganggu fungsi organ.

Gejala awal dari penyakit ini termasuk demam dalam beberapa hari setelah terpapar virus. Kemudian, muncul gejala mirip flu dengan mata berair, disusul bintik-bintik merah di sekujur tubuh.

Ketika campak menyebabkan komplikasi penyakit lain, dampaknya bisa sangat fatal. WHO mencatat, campak dapat mengganggu kesehatan anak usir di bawah 5 tahun maupun orang dewasa berusia lebih dari 30 tahun. Anak dan ibu hamil yang belum mendapat vaksin berisiko lebih tinggi terkena campak.

Mitos campak dan faktanya

Campak sering disalahartikan sebagai penyakit lain, seperti cacar air. Padahal, keduanya berbeda sehingga penanganannya pun tidak sama. Ada juga yang menganggap campak sebagai gangguan kesehatan yang tidak berbahaya. Padahal, WHO mencatat bahwa pada 2018 lebih dari 140 ribu anak meninggal akibat penyakit campak.

Mitos campak yang terus berkembang tentu dapat menimbulkan keresahan. Oleh sebab itu, penting untuk cek and recheck kembali terkait isu ini. Yuk, ketahui fakta-faktanya!

1. Mitos campak hanya menyerang anak-anak

5 Mitos Penyakit Campak yang Banyak Dipercaya, Salah Kaprah!ilustrasi gatal (freepik.com/freepik)

Betul bahwa penyakit campak memang lebih banyak anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Apalagi jika anak belum mendapatkan vaksinasi campak.

Namun, bukan berarti penyakit ini hanya bisa menyerang anak-anak. Orang dewasa, terutama yang belum memiliki imunitas terhadap virus campak sangat mungkin tertular. Terlebih jika kamu melakukan perjalanan ke daerah dengan kasus campak yang tinggi. 

2. Mitos cara mencegah campak selain vaksininasi

Beberapa orang meyakini bahwa campak dapat dicegah dengan cara alternatif. Arnold Palmer Hospital menyebutkan bahwa hal ini keliru.

Pencegahan efektif campak dapat dilakukan dengan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella). Centers of Disease Control and Prevention menganjurkan, dosis pertama vaksin MMR diberikan ketika anak berusia 12-15 bulan. Sementara, vaksin kedua diberikan ketika berusia 4-6 tahun.

3. Mitos vaksin campak menyebabkan autisme

5 Mitos Penyakit Campak yang Banyak Dipercaya, Salah Kaprah!Ilustrasi vaksin (unsplash.com/mufidpwt)

Anggapan bahwa vaksin dapat menimbulkan efek samping santer beredar. Termasuk pula pada vaksin campak.

Mitosnya, vaksin campak bisa menyebabkan autisme pada anak. Alasannya, vaksin ini diberikan pada anak berusia sekitar 1 tahun yang mana saat ini umumnya autisme terdiagnosis. Alhasil, sebagian orang pun menganggap bahwa vaksin menyebabkan autisme. Padahal sebetulnya tidak demikian.

4. Mitos tidak akan kena campak karena sudah vaksin

Mitos lain seputar vaksin yang seringkali disalahpahami yakni vaksin membuat seseorang kebal campak. Padahal faktanya tidak begitu.

Vaksin MMR tidak lantas membuat seseorang pasti akan terhindar dari campak. Tujuh dari 100 anak yang sudah divaksin pertama masih pun bisa bisa kena campak. Sementara itu, 3 dari 100 anak yang mendapat vaksin kedua juga sama. Oleh karenanya, penting untuk memastikan anak mendapat vaksin guna membentuk proteksi diri agar tidak tertular dan menularkan campak. 

5. Mitos kalau campak bukan penyakit berbahaya

5 Mitos Penyakit Campak yang Banyak Dipercaya, Salah Kaprah!ilustrasi anak sakit (freepik.com/lifeforstock)

Sayangnya, anggapan ini ditolak oleh Centers of Disease Control and Prevention. Campak merupakan penyakit yang dapat menular dengan cepat. Penyakit ini menyebar melalui transmisi udara.

Tak hanya itu, komplikasi serius dapat terjadi. Umumnya, hal ini menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas usia 30 tahun. Komplikasi serius yang umum dijumpai seperti kebutaan, ensefalitis atau infeksi pemicu pembengkakan otak, diare parah dan dehidrasi, infeksi telinga, hingga gangguan pernapasan layaknya pneumonia.

Mitos penyakit campak ini wajib kamu tahu agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dengan begitu, kamu bisa merespons secara tepat jika lingkungan sekitarmu terjangkit campak.

Baca Juga: Bisakah Terinfeksi Campak walau Sudah Divaksinasi Campak?

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya