Lebih Sehat Nasi Panas atau Nasi Dingin? Berikut Penjelasannya

- Nasi panas mengandung lebih banyak karbohidrat dibanding nasi dingin.
- Nasi dingin lebih sehat untuk penderita diabetes karena mengandung lebih sedikit karbohidrat dan memiliki pati resistan yang tinggi.
- Bakteri Bacillus cereus bisa berkembang pada nasi dingin yang disimpan dalam suhu 4–60 derajat celsius. Hal ini meningkatkan risiko keracunan makanan.
Nasi merupakan salah satu makanan pokok yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, belum mengonsumsi nasi sama saja dengan belum makan. Itu sebabnya, nasi sangat penting di kalangan masyarakat yang menjadikan beras sebagai sumber karbohidrat utama.
Seiring berjalannya waktu, tren mengonsumsi nasi kian bervariatif. Ada kelompok yang senang memakan nasi panas, ada pula yang lebih gemar mengonsumsi nasi dingin. Hal itu kerap menimbulkan tanda tanya. Manakah yang lebih sehat antara nasi panas dan nasi dingin? Untuk mencari tahu jawabannya, yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Perbedaan nutrisi pada nasi panas dan nasi dingin

Jika bertanya soal mana yang lebih sehat di antara nasi panas dan nasi dingin, hal pertama yang harus kamu cari yakni perbedaan nutrisinya. Mengutip US Department of Agriculture, satu cangkir nasi mengandung 44,6 gram karbohidrat yang dipecah menjadi glukosa. Adapun, kandungan nutrisi secara lengkapnya:
- kalori 205 kkal,
- lemak 0,442 gram,
- sodium 1,58 mg,
- karbohidrat 44,6 gram,
- serat 0,63 gram,
- gula tambahan 0 gram, dan
- protein 4,25 gram.
Lalu, apa perbedaan nutrisi antara nasi panas dan nasi dingin? Dilansir Sugar Fit, nasi dingin mengandung lebih sedikit karbohidrat dibandingkan nasi panas yang baru dimasak. Ini karena nasi dingin memiliki pati resistan (jenis serat yang tidak dapat diserap oleh tubuh) lebih banyak dibandingkan nasi dingin. Selain karbohidrat, jumlah nutrisi lain juga akan mengalami sedikit perubahan.
Itu sebabnya, seseorang yang memiliki riwayat penyakit diabetes lebih disarankan untuk mengonsumsi nasi dingin. Jumlah pati resistannya yang tinggi dapat mengontrol gula darah di dalam tubuh. Dengan begitu, nasi tersebut lebih sehat untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
2. Perbandingan risiko antara nasi panas dan nasi dingin

Memakan nasi panas yang baru dimasak sebenarnya sah-sah saja. Akan tetapi, dilansir Healthy Digest, nasi panas yang baru matang mengandung pati normal yang bisa meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh. Nah, ketika tubuh menerima asupan gula dalam jumlah besar, risiko terkena penyakit diabetes akan meningkat.
Lalu, bagaimana dengan nasi dingin? Mengutip dari Healthline, nasi dingin juga bisa memicu masalah kesehatan apabila diolah dengan cara yang tidak benar. Pasalnya, nasi dingin yang disimpan dalam suhu 4–60 derajat celsius bisa memicu bakteri berkembang biak secara cepat. Salah satu bakteri yang dapat berkembang di dalam nasi yaitu Bacillus cereus.
Nasi dingin atau nasi yang dipanaskan kembali bisa meningkatkan risiko keracunan akibat bakteri Bacillus cereus. Berdasarkan studi yang terbit dalam jurnal FEMS Microbiology Reviews pada 2008, bakteri tersebut bisa menyebabkan kram perut, diare, atau muntah dalam waktu 15–30 menit setelah masuk ke dalam perut.
3. Lebih sehat mana antara nasi panas dan nasi dingin?

Jika melihat dari manfaat dan risikonya, baik nasi panas maupun nasi dingin memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Nasi panas yang baru dimasak memiliki kandungan gula yang lebih tinggi dibandingkan nasi dingin. Namun, nasi dingin rawan ditumbuhi bakteri apabila diolah secara tidak tepat.
Nasi panas yang baru matang boleh-boleh saja dikonsumsi oleh seseorang yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes. Dengan catatan, perhatikan jumlah atau porsinya. Akan tetapi, bagi seseorang yang menderita diabetes atau sedang dalam program diet, lebih direkomendasikan untuk mengonsumsi nasi dingin atau nasi merah yang lebih sehat.
Adapun, cara mengolah nasi dingin secara tepat ialah dengan mendinginkan nasi yang baru matang selama kurang lebih 1 jam. Setelah itu, bungkus nasi, lalu masukkan ke dalam freezer untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Nasi yang didinginkan tersebut bisa bertahan 2–3 hari. Panaskanlah nasi dingin apabila kamu ingin mengonsumsinya. Tenang saja, kandungan nutrisi pada nasi yang dipanaskan kembali hampir sama dengan nasi dingin, yaitu rendah gula karena pati resistannya tinggi.