Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mendengkur saat Hamil, Perlukah Ini Dikhawatirkan?

ilustrasi ibu hamil yang mendengkur (freepik.com/katemangostar)
ilustrasi ibu hamil yang mendengkur (freepik.com/katemangostar)

Mendengkur cukup umum selama kehamilan, bahkan pada perempuan yang belum pernah mendengkur sebelumnya. Ini sering menjadi pengganggu tidur ibu hamil dan pasangan.

Mendengkur sering dimulai pada trimester kedua, sekitar minggu ke-16, ketika hormon kehamilan mulai menyebabkan hidung tersumbat.

Studi berjudul "Sleep disordered breathing in pregnancy" dalam jurnal Breathe tahun 2015 menemukan bahwa selama hamil, risiko mendengkur naik. Peningkatan terbesar terjadi pada trimester ketiga. Perubahan berat dan tekanan pada organ mengurangi ruang untuk bernapas dan menyebabkan dengkuran. Ini karena beban ekstra mengganggu tenggorokan, kotak suara, dan dada, serta mempersempit saluran udara.

Jalan napas yang sempit berarti kekurangan oksigen. Ini terkait dengan preeklamsia yang merupakan tekanan darah tinggi yang luar biasa selama kehamilan, suatu kondisi yang dapat menyebabkan masalah bagi ibu dan anak mereka yang belum lahir. Jadi, walaupun mendengkur saat hamil cukup umum, tetapi ini tidak boleh diremehkan. 

1. Penyebab mendengkur saat hamil

ilustrasi kenaikan berat badan saat kehamilan (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi kenaikan berat badan saat kehamilan (pexels.com/Jonathan Borba)

Dilansir Healthline, mendengkur adalah suara yang disebabkan oleh getaran jaringan lunak di tenggorokan. Ini biasanya terjadi jika tenggorokan menyempit atau tersumbat. Di lain waktu, faktor lingkungan dapat menyebabkannya, seperti udara kering.

  • Sudah mendengkur sebelum hamil. Ibu mungkin lebih memperhatikannya sekarang jika kualitas tidur tidak sebaiknya sebelumnya atau jika hanya lebih terbiasa dengan tubuh selama kehamilan.
  • Lonjakan hormon. Hormon estrogen dan progesteron meningkat untuk mendukung pertumbuhan bayi selama kehamilan. Bersamaan dengan itu, muncul potensi perubahan tekanan saluran napas, sleep apnea, dan mendengkur. Peningkatan kadar hormon juga dapat membuat hidung Anda tersumbat (dari jaringan yang bengkak) atau menyebabkan rinitis kehamilan.
  • Penambahan berat badan. Untuk sebagian besar kehamilan, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan untuk menambah 11,3 kg 25 hingga 15,8 kg. Apakah ibu hamil berada dalam kisaran ini atau tidak, penambahan berat badan (terutama pada trimester ketiga) dapat memberi tekanan pada otot-otot yang menjaga jalan napas tetap terbuka pada malam hari, yang menyebabkan sleep apnea obstruktif dan mendengkur.
  • Faktor lingkungan. Dengan saluran hidung yang sudah teriritasi, kamu mungkin sangat sensitif terhadap udara kering atau situasi lain yang menyebabkan mendengkur, seperti penyakit baru-baru ini. Jaga udara di kamar tidur tidak terlalu kering atau tidak terlalu lembap dengan menggunakan humidifier. Iritasi akibat merokok atau paparan asap adalah kemungkinan penyebab lain dari mendengkur dan gangguan pernapasan saat tidur selama kehamilan.
  • Kebiasaan tidur lainnya. Tidur miring adalah rekomendasi dokter untuk posisi tidur terbaik selama kehamilan. Ini karena tidur telentang dapat menyebabkan mendengkur. Tidak mendapatkan kualitas tidur yang cukup mungkin juga memiliki kaitan dan membuat ibu hamil merasa pusing pada siang hari.
  • Perempuan ras Afrika-Amerika memiliki peningkatan risiko gangguan pernapasan saat tidur dibandingkan perempuan dari ras dan etnis lain, menurut American Thoracic Society. Studi dalam jurnal Nature and Science of Sleep tahun 2019 tentang insomnia, tidur, dan mendengkur, para peneliti menemukan bahwa perempuan yang mengidentifikasi diri sebagai kulit hitam cenderung melaporkan lebih banyak masalah tidur. Tingkat pendapatan mungkin juga berdampak pada dengkuran dan kualitas tidur.

2. Apakah mendengkur saat hamil merupakan tanda preeklamsia?

Jawabannya bisa ya, bisa tidak. Bagi sebagian orang, mendengkur mungkin merupakan bagian dari kehamilan dan karena peningkatan berat badan atau perubahan hormonal. Bagi orang lain, itu mungkin berarti sesuatu yang lebih serius.

Beberapa penelitian telah menunjukkan beberapa hubungan antara mendengkur dan hasil kehamilan yang merugikan, seperti:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Kelahiran prematur.
  • Diabetes gestasional.

Menambahkan dari What to Expect, dalam kebanyakan kasus, mendengkur hanyalah salah satu gejala tak mengenakkan saat hamil. Namun, kadang mendengkur disebabkan oleh sleep apnea obstruktif, suatu kondisi kronis gangguan pernapasan tidur yang ditandai dengan adanya obstruksi saluran napas baik secara parsial maupun komplit.

Penelitian menunjukkan bahwa sleep apnea mungkin terkait dengan tekanan darah tinggi dan preeklamsia (suatu kondisi yang melibatkan serangan mendadak tekanan darah tinggi selama kehamilan).

Preeklamsia perlu dikelola untuk mencegahnya berkembang menjadi eklamsia atau menyebabkan komplikasi lain. Tanda-tanda preeklamsia termasuk pembengkakan parah pada pergelangan kaki, tangan dan wajah, perubahan penglihatan, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba yang tidak terkait dengan makan.

Sleep apnea yang tidak diobati selama kehamilan juga dapat membuat ibu hamil dan bayi kekurangan oksigen, dan dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan termasuk penyakit jantung dan emboli paru.

Gejala sleep apnea termasuk bangun dengan sakit kepala pada pagi hari dan merasa sangat lelah, mudah tersinggung atau pelupa (walaupun kelelahan dan sulit tidur juga merupakan gejala kehamilan yang sangat normal, terutama pada trimester pertama dan ketiga).

3. Apakah mendengkur saat hamil adalah pertanda diabetes gestasional?

ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Jordan Bauer)
ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Jordan Bauer)

Dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), antara 2 hingga 20 persen ibu hamil dapat mengembangkan diabetes gestasional

Studi dalam jurnal Sleep Medicine tahun 2020 mengaitkan masalah tidur selama hamil dengan diabetes gestasional. Spesifiknya, peneliti mengatakan bahwa mendengkur, sleep apnea obstruktif, dan tidur yang kurang berkualitas menempatkan perempuan pada risiko mengembangkan diabetes gestasional yang lebih tinggi.

4. Apakah mendengkur saat hamil berkaitan dengan depresi perinatal?

Penelitian dalam jurnal Sleep Health tahun 2021 menemukan bahwa mendengkur selama kehamilan dapat menjadi faktor risiko depresi perinatal. Jenis depresi ini terjadi selama kehamilan, bukan setelahnya (yang disebut depresi pascamelahirkan).

Dalam penelitian tersebut, para peserta mengisi kuesioner untuk menilai suasana hati, kebiasaan, dan dengkuran. Lebih dari 34 persen peserta melaporkan mendengkur tiga kali atau lebih setiap minggu. Para perempuan ini juga berpeluang lebih besar untuk melaporkan gejala depresi daripada perempuan lainnya yang tidak mendengkur.

5. Mencegah mendengkur saat hamil

ilustrasi ibu hamil tidur miring ke kiri (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi ibu hamil tidur miring ke kiri (pexels.com/cottonbro)

Mengikuti langkah-langkah di bawah ini dapat membantu mencegah mendengkur saat hamil:

  • Menggunakan nasal strip saat tidur. Alat ini diletakkan di jembatan antara kedua lubang hidung dengan tujuan membuatnya lebih sedikit terbuka. Udara yang kering dapat berdampak pada area mulut dan saluran pernapasan sehingga memicu dengkuran saat tidur.
  • Menggunakan humidifier di kamar tidur pada malam hari.
  • Cobalah untuk berbaring menyamping. Berbaring ke kiri adalah posisi tidur terbaik untuk sirkulasi.
  • Pakai beberapa bantal dan tidur dengan posisi kepala agak tinggi.
  • Perhatikan asupan kalori saat hamil untuk memastikan penambahan berat badan tidak berkontribusi pada dengkuran.
  • Tidak merokok dan minum minuman beralkohol.

6. Kapan harus periksa ke dokter?

ilustasi ibu hamil tidur nyenyak (lancastergeneralhealth.org)
ilustasi ibu hamil tidur nyenyak (lancastergeneralhealth.org)

Meskipun mendengkur tampaknya menjadi masalah yang tidak berbahaya selama kehamilan, tetapi ini juga bisa mengindikasikan komplikasi serius. Mengutip FirstCry Parenting, jika mengalami gejala berikut, segera kunjungi ruang gawat darurat rumah sakit:

  • Sakit kepala terus-menerus.
  • Sangat mengantuk pada siang hari.
  • Kaki bengkak.

Gejala-gejala yang disebutkan di atas adalah tanda-tanda preeklamsia yang menjadi perhatian serius. Jika diagnosis dikonfirmasi, biasanya persalinan akan segera dilakukan. Gejala-gejala tadi mungkin hanya sugestif preeklamsia, tetapi selalu lebih baik aman daripada menyesal, jadi kunjungi UGD sesegera mungkin. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan bayi dalam kasus preeklamsia adalah dengan melahirkan bayi pada minggu berapa pun untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.

Ibu hamil mungkin tidak sadar dirinya mendengkur hingga pasangan mengatakan sesuatu, atau mungkin ini membuat ibu hamil terbangun pada malam hari dan menyadari dengkurannya.

Apa pun masalahnya, perhatikan dengkuran dan diskusikan dengan dokter. Ini mungkin hanya salah satu dari masalah kehamilan yang mengganggu. Namun, ada pula beberapa kasus ketika mendengkur dapat menandakan kemungkinan kondisi medis yang perlu perhatian lebih.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
novita ayu
Nuruliar F
novita ayu
Editornovita ayu
Follow Us