Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Pemahaman Salah Kaprah tentang Insomnia yang Harus Kamu Tahu

unsplash.com/matthew_t_rader

Insomnia merupakan gangguan tidur yang bisa terjadi pada siapa pun. Tak hanya sulit tidur, insomnia juga bisa ditandai dengan sulit terlelap, bangun terlalu awal, sering terbangun di tengah malam, dan sulit kembali tidur. Insomnia akan memengaruhi kualitas kerja, tingkat konsentrasi, hingga risiko kecelakaan saat berkendara.

Banyaknya jumlah penderita dan kasus insomnia di dunia, terutama Indonesia, membuat banyak mitos bermunculan. Dilansir dari Valley Sleep Center dan WebMD, berikut delapan mitos dan fakta tentang insomnia beserta pembenarannya yang wajib kamu tahu.

1. Insomnia itu hanya ketika kamu tidak bisa tidur

pexels.com/pedro

Tidak bisa tidur atau sulit tertidur hanya salah satu gejala insomnia. Gejala lainnya bisa berupa bangun terlalu awal, terbangun tengah malam dan kesulitan tidur kembali, kualitas tidur buruk, merasa capek setelah bangun tidur, sulit berkonsentrasi, hingga daya ingat menurun.

2. Insomnia tidak ada hubungannya dengan kondisi medis

pexels.com/pixabay

Insomnia bisa terjadi secara independen atau disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Insomnia bisa disebabkan oleh gangguan kecemasan, depresi, stres, efek pengobatan, penyakit tertentu, dan lain-lain. Gangguan tidur kronis dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, obesitas, hingga masalah jantung

3. Terus mencoba tidur ketika tidak bisa tidur

unsplash.com/apollo_photo

Ini memang boleh dilakukan bila kamu merasa nyaman melakukannya. Namun, apabila hal itu hanya membuatmu stres, lebih baik jangan dilakukan. Coba lakukan aktivitas yang membuatmu relaks dan mengantuk seperti mendengarkan musik atau membaca buku. Setelah itu, kamu bisa mencoba tidur kembali.

4. Insomnia akan hilang dengan sendirinya

pexels.com/pixabay

Kunci mengatasi insomnia adalah dengan mengetahui penyebabnya. Namun, insomnia dapat menjadi kronis bila dibiarkan menjadi parah dan tidak ditangani. Kamu mengalami insomnia kronis bila memiliki gangguan tidur ini lebih dari tiga malam selama seminggu dalam tiga bulan. Bila kamu mengalaminya, kamu wajib menemui dokter.

5. Insomnia itu gangguan mental

pexels.com/katlovessteve

Insomnia bukanlah gangguan mental. Insomnia merupakan salah satu gangguan medis yang memengaruhi pola tidur seseorang. Masalah psikologis seperti stres, trauma, hingga depresi dapat menyebabkan insomnia. Selain itu, masalah kesehatan seperti asma, diabetes, dan penyakit jantung juga bisa menjadi penyebabnya.

6. Menonton TV atau bermain smartphone supaya bisa tidur

unsplash.com/vheath

Menonton TV atau melihat layar, seperti smartphone atau komputer hanya akan membuatmu sulit tidur. Cahaya dan suara dari layar justru menstimulasi otak dan mengirim sinyal untuk terus terjaga. Bermain smartphone, laptop, dan menonton TV di atas kasur sebagai usaha mencoba tidur malah membuat otak mengasosiasikannya sebagai aktivitas aktif, bukan istirahat.

7. Cukup minum obat tidur saja

pexels.com/jeshoots-com-147458

Obat tidur memang dapat membantu, tetapi perlu diingat bahwa semua obat memiliki efek samping dan potensi risiko. Pada obat tidur, risikonya adalah ketergantungan. Kamu wajib konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat tidur.

Obat tidur hanya mengurangi gejala insomnia untuk sementara, namun bukan untuk mengobatinya. Mengatasi penyebab insomnia adalah cara awal untuk mengatasinya.

8. Kurang tidur? Ah, nanti juga terbiasa

pexels.com/ivan-obolensky-49889

Setiap orang memiliki kebutuhan tidur berbeda-beda. Rata-rata orang dewasa butuh 7-9 jam. Kebiasaan kurang tidur sangat berbahaya. Kamu mungkin memang bisa membiasakan diri tidur selama 4 atau 5 jam, tetapi tubuhmu tidak.

Ketika kurang tidur, tubuh akan berusaha menghemat energi apa adanya. Kamu akan kelelahan dan sulit konsentrasi. Jangan remehkan juga rentetan masalah kesehatan yang mengintai bila tubuhmu kurang tidur.

Bila kamu mengalami gangguan tidur hingga mengganggu aktivitas sehari-harimu, cobalah berkonsultasi dengan dokter. Jangan menunggu gangguan menjadi parah dulu untuk meminta pengobatan, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us