Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Penyebab Pingsan saat Upacara, Waspada Dehidrasi

ilustrasi upacara (unsplash.com/ Hobi industri)
ilustrasi upacara (unsplash.com/ Hobi industri)
Intinya sih...
  • Pingsan saat upacara sering terjadi karena dehidrasi, penurunan gula darah, atau panas berlebih.
  • Dehidrasi menyebabkan penurunan volume darah dan tekanan darah yang bisa memicu pusing, pandangan kabur, bahkan kehilangan kesadaran.
  • Penurunan gula darah dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, berkeringat dingin, dan akhirnya pingsan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat mengikuti upacara, terutama yang berlangsung dalam waktu lama dan di bawah terik matahari, pingsan menjadi risiko yang tidak jarang terjadi. Fenomena ini sering kali menimpa peserta upacara, baik pelajar maupun orang dewasa.

Pingsan saat mengikuti upacara bisa menimbulkan kekhawatiran. Ada berbagai penyebab pingsan saat upacara. Apa saja?

1. Dehidrasi

ilustrasi perempuan sedang kepanasan (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan sedang kepanasan (freepik.com/freepik)

Dehidrasi menjadi salah satu penyebab utama pingsan saat upacara. Ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima, tubuh mulai kekurangan air yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi-fungsi vital.

Cairan dalam tubuh berperan penting dalam menjaga volume darah dan tekanan darah yang stabil. Saat dehidrasi terjadi, volume darah menurun, yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otak.

Akhirnya, otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang cukup, yang bisa memicu pusing, pandangan kabur, bahkan kehilangan kesadaran.

2. Penurunan gula darah

Penurunan gula darah atau hipoglikemia juga merupakan salah satu penyebab pingsan saat upacara. Ketika kadar gula darah turun di bawah normal, otak tidak mendapatkan cukup energi untuk berfungsi dengan baik. 

Hipoglikemia bisa menyebabkan berbagai gejala seperti pusing, lemas, berkeringat dingin, dan akhirnya pingsan.

Seseorang yang tidak makan atau makan terlalu sedikit sebelum upacara berisiko mengalami hipoglikemia. Sarapan, misalnya, sangat penting untuk menyediakan energi yang cukup bagi tubuh setelah periode tidak makan saat tidur. 

3. Panas berlebih (heat syncope)

ilustrasi sinar matahari (pexels.com/Lukas)
ilustrasi sinar matahari (pexels.com/Lukas)

Heat syncope bisa digambarkan sebagai pingsan karena kepanasan. Ketika tubuh terpapar panas yang ekstrem dalam waktu lama, mekanisme pendinginan tubuh bisa menjadi kewalahan.

Panas berlebih terjadi ketika tubuh kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu internal, terutama jika jumlah keringat yang keluar tidak lagi cukup untuk mendinginkan tubuh.

Akibatnya, suhu tubuh meningkat drastis, yang bisa menyebabkan kelemahan, pusing, mual, dan akhirnya pingsan.

Faktor lingkungan seperti sinar matahari langsung, kelembapan tinggi, dan pakaian yang tidak sesuai bisa memperburuk risiko panas berlebih.

Pingsan saat upacara sering kali disebabkan oleh dehidrasi, penurunan gula darah, atau panas berlebih. Untuk mencegah kejadian ini, penting untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum upacara. In termasuk mengonsumsi makanan yang cukup, menjaga asupan cairan, dan melindungi diri dari panas. 

Referensi

Hagbom, Marie, Arash Hellysaz, dkk. “The 5-HT 3 Receptor Affects Rotavirus-Induced Motility.Journal of Virology 95, no. 15 (12 Juli 2021).
WebMD. Diakses pada Agustus 2024. Hypoglycemia (Low Blood Sugar). 
Verywell Health. Diakses pada Agustus 2024. Heat Syncope: Fainting From the Sun and How to Treat It. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Rifki Wuda
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us