Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyebab Sakit Kepala dan Pilek Usai Tidur dengan Kipas Angin atau AC

ilustrasi tidur dengan kipas menyala (unsplash.com/Joyce Romero)
ilustrasi tidur dengan kipas menyala (unsplash.com/Joyce Romero)

Siapa yang suka tidur dengan AC atau kipas angin? Keduanya bisa membuat kamar tidur sejuk, kamu pun bisa tidur tanpa kegerahan. Namun, tahukah kamu kalau kebiasaan tersebut punya potensi buruk bagi kesehatan? Salah satunya adalah terbangun dengan sakit kepala atau hidung meler.

Apa penyebab sakit kepala dan hidung meler setelah tidur dengan kipas angin dan AC? Pertanyaan tersebut akan dijawab lewat ulasan berikut ini.

1. Kelembapan udara berkurang

ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Oleksander Pidvalnyi)
ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Oleksander Pidvalnyi)

Kelembapan udara di dalam ruangan yang rendah adalah salah satu penyebab utama pilek dan sakit kepala setelah tidur dengan AC atau kipas angin.

Dilansir BBC News, kelembapan udara yang ideal untuk kesehatan manusia seharusnya berkisar antara 40–60 persen. Ketika kelembapan udara turun di bawah angka tersebut, risiko pilek, sakit kepala, dan masalah pernapasan meningkat.

Penting untuk menjaga kelembapan udara di dalam ruangan agar tetap ideal, terutama saat tidur. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan memasang humidifier.

2. Udara dingin langsung mengalir ke tubuh

ilustrasi tertidur di depan kipas angin (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi tertidur di depan kipas angin (pexels.com/cottonbro studio)

Udara sejuk dari kipas angin ataupun AC bisa membantu kita tidur dengan nyenyak. Namun, aliran udara dingin langsung ke tubuh bisa menjadi penyebab pilek dan sakit kepala karena perubahan suhu tubuh yang mendadak, sehingga tubuh menjadi rentan terhadap infeksi.

Kita disarankan untuk menghindari mengalirkan udara langsung ke tubuh saat tidur. Sebaiknya arahkan aliran udara ke atas atau ke samping tubuh. Selain itu, pastikan juga suhu AC atau kipas angin tidak terlalu dingin. Dengan cara ini, risiko pilek dan sakit kepala dapat diminimalkan, seperti dilansir Washington Post.

3. Menyebarkan bakteri dan virus yang ada di ruangan

ilustrasi pilek sesudah tidur dengan kipas atau AC yang menyala (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pilek sesudah tidur dengan kipas atau AC yang menyala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidur dengan AC atau kipas angin berpotensi menyebarkan bakteri dan virus di dalam ruangan. Ini karena sirkulasi udara yang terjadi saat AC atau kipas angin dinyalakan, yang membuat debu yang mengandung bakteri dan virus terus berputar dalam ruangan.

Dikutip dari The Globe and Mail, udara dingin yang bertiup dari AC atau kipas angin dapat membawa bakteri dan virus dari satu orang ke orang lain di dalam ruangan yang sama. Oleh karena itu, selalu pastikan untuk membersihkan AC atau kipas angin secara rutin serta menjaga kebersihan ruangan. Jangan biarkan AC atau kipas angin menjadi sarang kuman.

4. Perbedaan suhu yang signifikan

ilustrasi kamar tidur ber-AC (pexels.com/Max Rahubovskiy)
ilustrasi kamar tidur ber-AC (pexels.com/Max Rahubovskiy)

Mengatur suhu kamar saat tidur penting untuk kesehatan kita. Namun, perbedaan suhu yang signifikan dari kipas angin atau AC bisa berisiko.

Menurut laporan dalam Journal of Sleep Research tahun 2016, perbedaan suhu yang terlalu besar dapat memengaruhi sistem imun tubuh dan memicu masalah pernapasan.

Disarankan perbedaan suhu antara dalam dan luar kamar tidur tidak lebih dari 5 derajat Celsius. Selain itu, perlu diingat bahwa perbedaan suhu yang besar dapat menyebabkan kita merasa tidak nyaman saat bangun tidur dan mengganggu kualitas tidur.

5. Terjadi reaksi alergi

ilustrasi seseorang mengalami reaksi alergi (unsplash.com/Brittany Colette)

Tidak semua orang menyadari bahwa tidur dengan suhu ruangan yang terlalu dingin dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti reaksi alergi.

Menurut artikel dalam The Conversation oleh Dr. David Langton, AC dan kipas angin dapat menyebarkan alergen, seperti serbuk sari, debu, dan bulu binatang. Selain itu, udara kering yang dihasilkan AC juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, sehingga memicu reaksi alergi.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga suhu ruangan agar tetap sejuk namun tidak terlalu dingin, terutama bagi orang yang sensitif terhadap alergen. 

Menggunakan AC atau kipas angin memang nyaman, tetapi jangan sampai efek sampingnya merusak kesehatan kita. Jangan lupa untuk membersihkan keduanya secara berkala, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us