Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO Luncurkan Platform Kesehatan Berbasis Artificial Intelligence

ilustrasi kecerdasan buatan (freepik.com/rawpixel.com)

Teknologi makin berkembang dengan pesat, salah satunya adalah artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Seperti yang diketahui, artificial intelligence telah dimanfaatkan dalam berbagai keperluan, seperti pembuatan ilustrasi hingga yang tengah viral yaitu mengubah foto yang diubah menjadi bentuk animasi.

Selain itu, AI juga telah digunakan dalam bidang kesehatan. Contoh terkini adalah Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang baru-baru ini merilis sebuah platform layanan kesehatan digital yang dikembangkan dengan teknologi AI. Berikut penjelasannya.

1. Platform Florence

WHO baru-baru ini merilis sebuah platform layanan kesehatan digital menggunakan teknologi berbasis AI. Florence merupakan petugas kesehatan digital pertama WHO. Florence diklaim mampu membantu memberikan saran terkait gaya hidup yang lebih sehat.

Florence dirancang dapat melakukan percakapan singkat dengan memberi saran terkait beberapa topik kesehatan, seperti manajemen stres, menjaga pola makan yang baik, cara agar menjadi lebih aktif, cara berhenti menggunakan rokok dan rokok elektrik, hingga vaksin COVID-19. Untuk saat ini, berbagai topik tersebut disampaikan dalam versi bahasa Inggris, sementara bahasa lainnya akan diperbarui saat akhir tahun 2022.

2. Florence dapat membantu memberi saran kesehatan

platform Florence (WHO)

Pandemi memberi dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental. Diperkirakan 1 dari 8 orang di dunia hidup dengan gangguan mental.

Sementara itu, tembakau dan pola makan tidak sehat telah menyebabkan 16 juta orang meninggal setiap tahun, sedangkan kurang aktivitas fisik menyebabkan sekitar 830 ribu orang meninggal setiap tahun. Kematian tersebut disebabkan penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan diabetes yang dapat dicegah dan dikendalikan dengan adanya dukungan yang tepat.

Oleh sebab itu, AI dapat membantu memberi nasihat bagi mereka yang ingin berhenti menggunakan rokok dan rokok elektrik, mengurangi stres, menjadi lebih aktif, dan mengonsumsi makanan sehat. AI tersebut telah diprogram dengan informasi terbaru dari WHO.

3. AI dapat membantu mengisi gap informasi kesehatan

ilustrasi Artificial Intelligence (freepik.com/rawpixel.com)

WHO dengan dukungan dari Qatar Ministry of Health meluncurkan Florence 2.0, pekerja kesehatan digital WHO berbasis AI pada kesempatan World Innovation Summit for Health (WISH) di Qatar. Ketua tim WHO untuk kanal digital, Andy Pattison, mengatakan bahwa teknologi digital berperan penting dalam membantu orang di seluruh dunia untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat.

Menurutnya, Florence menjadi contoh dari pemanfaatan teknologi untuk mempromosikan serta melindungi kesehatan fisik sekaligus kesehatan mental. Teknologi AI dapat membantu mengisi kesenjangan atau gap terkait informasi kesehatan yang ada di banyak komunitas di seluruh dunia.

4. AI telah dimanfaatkan di berbagai bidang termasuk kesehatan

ilustrasi keamanan siber (pixabay.com/vishnu vijayan)

WHO menyebutkan bahwa AI telah digunakan dalam perawatan kesehatan, mulai dari pengujian molekuler dan genetik, pencitraan medis, analisa kode genetik, hingga prediksi wabah penyakit menular. Namun, penerapannya masih terbatas dan paling sering digunakan dalam lingkup laboratorium dan pengujian.

Teknologi digital, machine learning, dan AI merevolusi berbagai bidang, termasuk kesehatan masyarakat. Perkembangan tersebut menimbulkan masalah etika, hukum, dan sosial. Beberapa tantangan dan risiko tersebut antara lain pengumpulan dan penggunaan data kesehatan yang tidak etis, bias yang dikodekan dalam algoritma, risiko AI terhadap keselamatan pasien, keamanan siber, dan lainnya.

5. WHO menerbitkan panduan pemanfaatan AI di bidang kesehatan untuk meminimalkan risiko

ilustrasi kecerdasan buatan (freepik.com/rawpixel.com)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa semua teknologi baru seperti AI memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan kesehatan jutaan orang di seluruh dunia. Namun, teknologi tersebut juga bisa disalahgunakan dan menyebabkan bahaya.

Sebagai otoritas koordinasi kesehatan masyarakat dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa, WHO memiliki peran salah satunya membuat panduan dalam meningkatkan landasan etika dalam menggunakan big data dan AI di bidang kesehatan masyarakat. Tedros juga mengatakan bahwa laporan yang diterbitkan WHO sangat penting dalam memberi panduan bagi negara-negara untuk memaksimalkan manfaat AI sekaligus meminimalkan risiko.

WHO merilis layanan kesehatan digital berbasis kecerdasan buatan yang membantu memberi nasihat bagi mereka yang ingin berhenti menggunakan rokok dan rokok elektrik, mengurangi stres, menjadi lebih aktif, dan mengonsumsi makanan sehat. Adanya AI tersebut dapat membantu mengisi gap informasi kesehatan. Untuk meminimalkan risiko yang muncul karena perkembangan teknologi AI, WHO juga menerbitkan panduan pemanfaatan AI di bidang kesehatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us