5 Kondisi Medis Ini Bikin Air Liur Keluar Berlebihan, Wajib Waspada!

Air liur memiliki banyak manfaat bagi tubuh, seperti mencegah mulut menjadi kering, membantu kita mengunyah, serta menelan makanan. Akan tetapi, air liur yang keluar dalam jumlah banyak dan terjadi cukup sering merupakan bagian dari gejala penyakit.
Dilansir Medical News Today, jumlah normal air liur yang diproduksi oleh manusia berada pada kisaran 0,75 hingga 1,5 liter per hari. Produksi tersebut cenderung lebih banyak saat sedang makan dan lebih sedikit ketika kita tidur.
Ada beberapa kondisi medis di mana salah satu gejala dan efek sampingnya adalah air liur keluar secara berlebihan dan tidak disadari atau juga disebut hipersalivasi dan siarlorrhea. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya di sini.
1. Memiliki penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf otak

Penyakit seperti stroke, Parkinson, dan amyothropic lateral sclerosis (ALS) dapat menyebabkan orang yang mengidapnya mengalami hipersalivasi. Dokter Steven Bachrach yang merupakan co-director dari Cerebral Palsy program di duPont Hospital for Children di Wilmington, Amerika Serikat melalui wawancaranya dengan Brain&Life mengungkapkan kondisi medis yang mengenai otot dan saraf di area bulbar dapat meningkatkan jumlah air liur. Area bulbar adalah bagian yang mengontrol fungsi refleks agar kita tetap hidup.
Kondisi medis seperti stroke, Parkinson, dan ALS mengakibatkan pasien tersebut kesulitan untuk menelan atau merasa sakit saat menelan. Karena tidak bisa menelan air liur sendiri, terjadi penumpukan air liur di dalam mulut dan kemudian meleleh di sudut bibir.
Dirangkum dari laman Brain&Life, ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipersalivasi pada pasien yang memiliki penyakit saraf, antara lain:
- Terapi menelan (swallowing therapy);
- Obat-obatan seperti anticholinergic dan amitriptyline;
- Suntikan seperti botulinum toxin;
- Operasi.
2. Apnea tidur obstruktif

Apnea tidur obstruktif adalah gangguan pernapasan saat tidur yang mana terjadi jeda napas saat tidur. Selain mendengkur, bernapas dengan mulut juga merupakan gejala yang sering ditemukan pada orang yang mempunyai apnea tidur obstruktif. Saat orang tersebut bernapas dengan mulut, air liur mudah keluar dari mulut.
Apnea tidur obstruktif terjadi karena otot di bagian belakang tenggorokan terlalu rileks sehingga saluran udara menyempit atau menutup. Kondisi ini yang menyebabkan terjadinya jeda napas.
Saat jeda napas terjadi, kadar oksigen di dalam darah menurun dan otak mengirim sinyal untuk membuka saluran udara kembali. Orang tersebut dapat tersedak atau mendengus saat situasi ini terjadi. Dilansir Mayo Clinic, penyebab apnea tidur obstruktif antara lain:
- Diabetes;
- Kelebihan berat badan;
- Hipertensi;
- Faktor usia;
- Penyempitan saluran udara di hidung;
- Merokok;
- Hidung tersumbat.
Untuk menghindari air liur keluar saat tidur, pastinya kita perlu mencegah kondisi apnea terjadi. Mengacu kepada sumber yang sama, ada beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Mengubah pola hidup seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan, dan tidak minum obat antikecemasan atau pil tidur.
- Terapi yang menggunakan positive airway pressure. Di sini orang tersebut akan menggunakan alat bernama CPAP yang dipasangkan pada hidung saat tidur. Alat ini akan memberikan tekanan yang membuat saluran udara tidak menutup, sehingga apnea tidur dan mendengkur tidak terjadi.
- Terapi dengan alat yang dipasangkan pada mulut.
- Operasi.
3. Kanker esofagus

Kanker esofagus adalah penyakit kanker di saluran kerongkongan. Dikutip dari laman Medical University of South Carolina (MUSC), ada dua jenis kanker esofagus, yaitu squamous cell carcinoma dan adenocarcinoma. Gejala kanker esofagus squamous cell carcinoma adalah kesulitan menelan, sakit dada, dan air liur yang berlebihan.
Untuk mendiagnosis ada tidaknya sel kanker di kerongkongan diperlukan tes Barium X-ray dan pemindaian dengan CT Scan. Hasilnya kemudian digunakan oleh dokter untuk memutuskan langkah pengobatan. Apabila sel kanker tidak berbahaya, dokter dapat mengambilnya dengan cara menyuntikkan saline (cairan yang terdiri dari campuran garam dengan air) ke dinding kerongkongan dan mengeluarkannya melalui endoskopi.
Merujuk kepada sumber yang sama, dokter dapat pula menghancurkan sel tersebut melalui terapi fotodinamik di mana senyawa kimia digunakan untuk membuat sel kanker sensitif dan kemudian dihilangkan dengan cahaya. Dokter akan menggunakan radiasi, laser, atau kemoterapi untuk pasien yang penyakit kankernya cukup serius dan tidak bisa dioperasi.
4. Sinus

Infeksi pada sinus juga dapat menyebabkan seseorang mengeluarkan air liur tanpa disadari. Rongga udara di dalam hidung yang disebut sinus dapat membengkak apabila tubuh sedang sakit flu, mengalami alergi, atau ada gangguan di saluran pernapasan. Laman Penn Medicine menjelaskan bahwa kondisi ini kemudian menyebabkan penyumbatan yang nantinya mengakibatkan cairan keluar dalam bentuk air liur.
Penyumbatan di sinus yang terjadi cukup sering dan atau tidak segera diobati dapat menyebabkan orang tersebut bernapas dengan mulut saat tidur. Dilansir Healthline, bernapas lewat mulut mengakibatkan air liur keluar dari mulut ketika sedang tidur.
Untuk mengatasi hal ini kita perlu mengobati atau mencegah infeksi pada sinus. Berikut adalah cara-cara untuk mencegah infeksi sinus menurut laman NHS.UK:
- Menghindari penyebab alergi;
- Tidak merokok;
- Istirahat yang cukup serta minum banyak air;
- Membersihkan hidup dengan cairan air garam;
- Mengonsumsi obat seperti paracetamol atau ibuprofen;
- Menggunakan semprot hidung atau cairan khusus dengan resep dokter untuk menghilangkan penyumbatan.
Sekedar informasi gejala infeksi sinus yang tidak kunjung sembuh, contohnya sudah berjalan hampir 1 minggu sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Efek samping dari penggunaan obat-obatan

Air liur yang keluar secara berlebihan dan tidak sadari juga merupakan efek samping dari penggunaan obat-obatan seperti antipsikotik. Salah satu jenis obat antipsikotik yang memiliki efek samping ini adalah clozapine.
Dikutip dari SMIAdviser, obat clozapine menyebabkan kemampuan menelan berkurang yang kemudian mengakibatkan air liur menumpuk di dalam mulut. Bagi mereka yang mengonsumsi clozapine, air liur umumnya keluar saat sedang tidur di malam hari atau terkadang di siang hari.
Kondisi ini dapat diatasi dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung gula saat sedang beraktivitas di siang hari. Dengan mengunyah permen karet dapat menstimulasi reflek menelan yang dapat mengurangi penumpukan air liur di dalam mulut.
Beberapa dari penyakit ini menyebabkan pasien atau orang yang bersangkutan sulit menelan. Kesulitan dalam menelan berdampak kepada keluarnya air liur tanpa disadari. Lalu gangguan pada saluran pernapasan di hidung mengakibatkan orang tersebut bernapas dengan mulut yang kemudian terjadi hipersalivasi.
Sedangkan penggunaan obat antipsikotik dapat memberikan efek samping mengeluarkan air liur, tetapi hal ini dapat diatasi. Tentunya masih ada kondisi medis lain yang dapat mengakibatkan seseorang mengeluarkan air liur dalam jumlah yang tidak wajar. Apabila sering mengalami kondisi seperti ini sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.