Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Tanda Tubuh Kelebihan Kafein, Termasuk Mudah Marah

ilustrasi minum kopi (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Kafein aman dalam jumlah moderat, tetapi jika asupannya berlebihan bisa berbahaya.
  • Kafein dapat memicu buang air besar, memengaruhi detak jantung, dan menyebabkan nyeri dada.
  • Asupan kafein yang tinggi juga dapat menyebabkan sakit kepala, iritabilitas, kelelahan, inkontinensia kandung kemih, dan meningkatkan rasa haus.

Kafein merupakan senyawa yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Mulai dari meningkatkan energi secara cepat, menghalau kantuk, menambah fokus, dan masih banyak lagi. Namun, terlalu banyak kafein dapat berbahaya bagi kesehatan.

Secara umum, jumlah kafein maksimum yang boleh dikonsumsi orang dewasa adalah 400 miligram (mg), yaitu setara dengan empat hingga lima cangkir kopi, per hari. Sementara itu, batas maksimum kafein untuk anak-anak dan remaja adalah 2,5 mg kafein per kilogram (kg) berat badan.

Mengonsumsi kafein lebih dari batas yang direkomendasikan kemungkinan akan memicu efek samping yang tidak menyenangkan dan bahkan berbahaya. Berikut beberapa tanda tubuh kelebihan kafein.

1. Masalah pencernaan

Bagi banyak orang, minum secangkir kopi di pagi hari dapat membantu melancarkan buang air besar. Ini karena konsumsi kafein memicu pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut dan mempercepat aktivitas usus besar. Juga, merangsang gerakan usus dengan mendorong gerakan peristaltik.

Karena alasan ini, asupan kafein dalam dosis besar dapat menyebabkan buang air besar atau bahkan diare pada beberapa orang. Menariknya, studi lampau menemukan bahwa kopi tanpa kafein juga terbukti menghasilkan respons yang serupa.

2. Peningkatan detak jantung

ilustrasi peningkatan detak jantung (freepik.com/Drazen Zigic)

Kafein memberikan efek yang berbeda-beda pada jantung. Sebuah studi kecil menemukan bahwa konsumsi empat cangkir kopi atau lebih dapat menyebabkan perubahan ringan pada detak jantung.

Sementara itu, penelitian juga melaporkan bahwa konsumsi lima cangkir kopi tidak memengaruhi detak jantung pada orang dengan penyakit jantung. 

Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing tubuh dalam memecah kafein.

Misalnya, individu yang tubuhnya memetabolisme kafein dengan lambat lebih berisiko mengalami masalah jantung, kendati hanya mendapatkan asupan kafein dalam jumlah kecil. Sementara itu, mereka yang tubuhnya mampu mengeluarkan kafein dari sistem dengan cepat mengalami lebih sedikit masalah saat mengonsumsi kafein dalam jumlah yang sama.

Detak jantung yang cepat juga bisa menandakan alergi kafein, sensitivitas, atau masalah kesehatan lainnya. Orang yang mengalami ketidaknyamanan pada jantung setelah minum kafein direkomendasikan untuk membatasi atau mengurangi kafein.

3. Nyeri dada

Nyeri dada terjadi akibat adanya penyumbatan aliran darah ke jantung. Saat kafein dalam tubuh meningkat, aliran darah mengalami pembatasan. Oleh sebab itu, konsumsi kafein dapat menyebabkan nyeri dada.

Kendati demikian, jumlah kafein yang diperlukan untuk bisa memicu nyeri dada umumnya sangat tinggi, menurut studi. Selain itu, mengalami nyeri dada setelah mengonsumsi kafein juga dapat mengindikasikan masalah serius. 

4. Sakit kepala

ilustrasi tumor otak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kafein adalah psikostimulan, yang artinya merangsang sistem saraf pusat. Dalam beberapa kasus, kafein digunakan sebagai pereda nyeri. Namun, mengonsumsi terlalu banyak kafein dan berhenti mengonsumsi kafein dapat menyebabkan sakit kepala.

Kafein dapat memicu "caffeine rebound". Artinya, setelah minum banyak kafein, kamu mungkin mengalami gejala setelah berhenti minum dan manfaat awalnya hilang. Untuk individu yang sering mengalami sakit kepala, sebaiknya hindari penggunaan kafein sehari-hari.

5. Cepat marah

Asupan kafein juga dapat menyebabkan perasaan mudah marah. Akan tetapi, hal ini biasanya diamati pada orang yang mengonsumsinya dalam jumlah banyak. 

Selain itu, menurut studi, orang yang memiliki masalah kecemasan atau kondisi psikologis lainnya mungkin mengalami iritabilitas meskipun mengonsumsi kafein dalam jumlah sedikit.

Jika asupan sedikit kafein membuatmu gampang marah, sebaiknya hindari asupan kafein sepenuhnya.

6. Kelelahan

ilustrasi kelelahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Minuman berkafein dikenal mampu meningkatkan energi dalam waktu singkat. Namun, begitu kafein keluar dari tubuh, ini dapat menyebabkan kelelahan.

Sebuah ulasan ilmiah menemukan bahwa meskipun minuman berkafein meningkatkan kewaspadaan dan suasana hati yang membaik selama beberapa jam, peserta sering kali merasa lebih lelah pada hari berikutnya. Alasan lainnya adalah karena minuman berkafein sering memengaruhi tidur.

7. Sering buang air kecil

Kafein bersifat menstimulasi kandung kemih. Jadi, asupan kafein yang terlalu banyak dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Sebuah penelitian melibatkan 12 orang muda hingga usia paruh baya dengan kandung kemih terlalu aktif yang mengonsumsi 4,5 mg kafein per kilogram berat badan setiap hari. Temuan para peneliti, para partisipan mengalami peningkatan frekuensi dan urgensi buang air kecil yang signifikan.

Selain itu, asupan kafein yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya inkontinensia pada orang dengan kandung kemih yang sehat.

8. Peningkatan rasa haus

ilustrasi minum air putih (freepik.com/freepik)

Asupan kafein yang rendah sekalipun dapat meningkatkan rasa haus pada sebagian orang. Rasa haus paling terasa pada konsumen kafein biasa bahkan setelah minum satu cangkir kopi. Mereka yang mengonsumsi kafein setiap hari tidak dapat merasakan haus pada tingkat ini.

Tidak ada bukti tentang bagaimana konsumsi kafein yang tinggi memengaruhi rasa haus. Namun, ada kemungkinan bahwa rasa haus dapat disebabkan oleh kadar kafein yang tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa asupan kafein ringan hingga sedang tampaknya memberikan manfaat kesehatan. Namun, asupan kafein yang sangat tinggi dapat menyebabkan efek samping yang mengganggu, bahkan menyebabkan masalah kesehatan serius.

Referensi

"9 Side Effects of Too Much Caffeine." Healthline. Diakses Juni 2024. 
Temple, Jennifer L., Christophe Bernard, dkk. “The Safety of Ingested Caffeine: A Comprehensive Review.” Frontiers in Psychiatry 8 (26 Mei 2017).
"How Much Caffeine Is Too Much?" Verywell Health. Diakses Juni 2024. 
Jovel, C.A. Espinosa dan F.E. Sobrino Mejía. “Cafeína y cefalea: consideraciones especiales.” Neurología 32, no. 6 (1 Juli 2017): 394–98.
Richards, Gareth, dan Andrew Smith. “Caffeine consumption and self-assessed stress, anxiety, and depression in secondary school children.” Journal of Psychopharmacology 29, no. 12 (27 Oktober 2015): 1236–47.
Lohsiriwat, Supatra, Muthita Hirunsai, dkk. “Effect of caffeine on bladder function in patients with overactive bladder symptoms.” Urology Annals 3, no. 1 (1 Januari 2011): 14.
Smit, H.J., and P.J. Rogers. “Effects of low doses of caffeine on cognitive performance, mood and thirst in low and higher caffeine consumers.” Psychopharmacology/Psychopharmacologia 152, no. 2 (6 Oktober 2000): 167–73.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Nurulia R F
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us